Monday, May 11, 2015

PENGAMATAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN SAMPAH

PENGAMATAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN SAMPAH 


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi dan pertumbuhan ini akan berlangsung terus dengan percepatan yang tinggi, meskipun Jakarta, dan kota lainnya telah membangun sistem yang ketat dalam kaitannya dengan pertumbuhan penduduk perkotaan di wilayah masing-masing. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak disertai dengan pertumbuhan wilayah, akan mengakibatkan terjadinya kepadatan penduduk. Dimana tingkat pertumbuhan penduduk dapat menambah beban berat bagi kota dalam rangka persiapan infrastruktur baru seperti pendidikan, kesehatan serta pelayanan-pelayanan perkotaan lainnya.

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menimbulkan berbagai macam permasalahan yang mengiringinya. Bersamaan dengan kenaikan jumlah penduduk, pendapatan juga mengalami kenaikan. Kenaikan pendapatan dan pengaruh pola hidup konsumtif telah mendorong kita untuk mengikuti pola hidup foya-foya. Pola hidup ini mempunyai dua dampak terhadap lingkungan hidup pertama; pola hidup ini membutuhkan dana yang semakin besar. Untuk mendapatkan dana itu eksploitasi sumber daya kita makin meningkat misalnya pada hutan dan aliran sungai kita. Kedua; tingkat konsumsi meningkat, mulai dari makanan dan kemasannya. Limbah yang kita hasilkan per orang semakin besar. Padahal jumlah penduduk juga bertambah. Sementara itu, pendapatan kita untuk menangani sampah masih terbatas. Akibatnya, kota jakarta banyak sampah yang bertumpuk dan berserakan.

Salah satu contoh nyata kasus mengenai penanganan sampah yang menjadi berita nasional adalah masalah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang. Kasus tersebut menunjukkan bahwa permasalahan sampah ini tidak bisa dianggap main -main. Apalagi bila dihubungkan dengan kehidupan kota besar, maka permasalahan sampah ini akan menjadi sangat urgent untuk dipecahkan. Hal ini terjadi karena pengelolaan sampah tidak diatur dan direncanakan dengan baik. Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial perekonomian suatu kota, kompleksitas permasalahan sampah pun akan meningkat. Seperti meningkatnya produksi sampah dari tahun ke tahun, menurunnya kualitas lingkungan perkotaan karena penanganan sampah yang kurang memadai, kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan penerimaan retribusi yang memadai, kesulitan mendapatkan lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), teknis pengoperasian prasarana dan sarana persampahan yang juga tidak memadai dan lain-lain.

Paradigma baru yang diharapkan dapat mulai dilaksanakan adalah dari orientasi pembuangan sampah ke orientasi daur ulang dan pengomposan. Melalui paradigma baru ini pengelolaan sampah tidak lagi merupakan satu rangkaian yang hanya berakhir di TPA, tetapi lebih merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi. Berdasarkan perhitungan Direktorat Bintek-Dept.PU (1999), bila konsep pengelolaan sampah terpadu dengan strategi 3-M (mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur-ulang) dilaksanakan, maka sampah yang akan masuk ke TPA berupa residu hanya 15 %. Sampah yang dikomposkan 40%, didaur ulang 20 % dan dibakar 25 % (Hadiwijoyo; 1983).

Sampah merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat dalam lingkungan. Sumber, bentuk jenis dan komposisnya sangat dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya, makin maju tingkat kebudayaan masyarakat makin kompleks pula sumber dan macam sampah yang ditemui.  Peningkatan timbulan sampah dan semakin tingginya komposisi anorganik sampah serta menurunnya efisiensi TPA menyebabkan perlunya suatu konsep untuk mengurangi timbulan sampah yang terangkut ke TPA. Besarnya potensi sampah yang bisa didaur ulang ditentukan oleh timbulan sampah, komposisi sampah dan karakteristik sampah. Besarnya timbulan sampah ditentukan oleh status ekonomi penduduk tersebut. Semakin tinggi status ekonomi suatu penduduk maka semakin besar pula timbulan sampahnya.

B.       Rumusan Masalah

1.        Bagaimanakah keadaan pertumbuhan penduduk dan masalah sampah di Jakarta saat ini?
2.        Apakah penyebab pertumbuhan penduduk dan terjadinya masalah sampah di Jakarta?
3.        Bagaimanakah upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah sampah dan pertumbuhan penduduk di jakarta?

C.      Tujuan

1.        Mengetahui keadaan pertumbuhan penduduk dan masalah sampah di Jakarta saat ini.
2.        Mengetahui penyebab pertumbuhan penduduk dan terjadinya masalah sampah di Jakarta.
3.        Mengetahui upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah sampah dan pertumbuhan penduduk di Jakarta.

D.      Sumber data yang digunakan

Sumber data yang digunakan dalam makalah ini adalah data skunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

  
BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pertumbuhan Penduduk di Jakarta

Pertumbuhan penduduk ialah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Pertumbuhan pendduk di Jakarta selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk Jakarta adalah 9.607.800 jiwa menurut data BPS hasil sensus penduduk 2010. Namun pada saat ini angka tersebut dapat bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/Kabupaten yang paling banyak penduduknya adalah Jakarta Timur dengan 2.693.896 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 21.082 jiwa.

Berdasarkan Data dari BPS Provinsi DKI Jakarta, pada tahun 2014 jumlah penduduk Jakarta adalah 10, 075, 30 jiwa. Data ini mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi dari jumlah penduduk di tahun- tahun sebelumnya yaitu:
1.        Pada Tahun 2010 Jumlah penduduk Jakarta adalah 9.607.800 jiwa
2.        Pada Tahun 2011 Jumlah penduduk Jakarta adalah 9.752.100 jiwa
3.        Pada Tahun 2012 Jumlah penduduk Jakarta adalah 9.862.100 jiwa
4.        Pada Tahun 2013 Jumlah penduduk Jakarta adalah 9.969.900 jiwa
5.        Pada Tahun 2014 Jumlah penduduk Jakarta adalah 10.075.300 jiwa


B.       Hubungan Pertumbuhan Penduduk dan masalah sampah di Jakarta

Pertambahan jumlah penduduk samgat mempengaruhi terjadinya masalah sampah yaitu dari perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatife terhadap kesehatan juga akan sangat menganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring dengan peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini pengelolaan sampah sebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industrialisasi, yang kemudian berdampak pada permasalahan lingkungan perkotaan seperti keindahan kota, kesehatan masyarakat, dan lebih jauh lagi terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanah longsor, pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan lain sebagainya)  Disisi lain, pengelolaan sampah yang diselenggerakan oleh dinas terkait hanya berfokus pada pengumpulan dan pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa pengolahan tertentu. Hampir semua pemerintah daerah di Indonesia, masih menganut paradigma lama penanganan sampah kota, yang menitikberatkan hanya pada pengangkutan dan pembuangan akhir. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut sudah saatnya pemerintah daerah mau merubah pola pikir yang bernuansa lingkungan. Konsep pengelolaan sampah yang terpadu sudah saatnya diterapkan yaitu dengan meminimasi sampah serta maksimasi kegiatan daur ulang dan pengomposan disertai dengan TPA yang ramah lingkungan.

C.      Upaya Pemerintah dalam menanggulangi sampah dan kepadatan penduduk di Jakarta

Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini:
a.         Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana. 
b.        Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c.         Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini.

Untuk mengatasi persoalan sampah di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan sejumlah strategi. Berikut empat strategi Jokowi yang akan digunakan untuk mengatasi sampah.

1.        Bank sampah
Fokus program kerja dinas kebersihan lebih pada Integrated Test Facility (ITF) atau pengelolaan secara terpadu. Contohnya, tempat pengelolaan sampah terpadu, dan pembangunan Bank Sampah. "Pembangunan ITF dan bank sampah," Nantinya, sampah yang diserahkan warga ke bank sampah akan dikelompokan berdasarkan jenisnya. Sampah yang tak dapat didaur ulang dan dimanfaatkan lantas akan dikirim ke Bantar Gebang.

2.        Pengerukan kali
Warga dan juga Dinas PU bahu membahu melakukan kerja bakti untuk membersihkan kali. Selain itu Dinas PU juga memberikan peralatan berupa cangkrang, sekop, pacul, karung dan alat angkut.

3.        Pengelolaan sampah terpadu
4.        Galakkan kampanye budaya bersih

  
BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpuan

Pertambahan jumlah penduduk samgat mempengaruhi terjadinya masalah sampah yaitu perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatife terhadap kesehatan juga akan sangat menganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam menekan pertumbuhan penduduk antara lain meningkatkan pelayanan kesehatan, kemudahan menjadi akseptor KB, mempermudah dan meningkatkan pendidikan, sehingga keinginan segera menikah terhambat, meningkatkan wajib belajar masyarakat,. Untuk mengatasi persoalan sampah strategi yang digunakan untuk mengatasi sampah yaitu bank sampah, pengerukan kali, pengelolaan sampah terpadu, galakkan kampanye budaya bersih

B.       Saran

1.        Pemerintah dan masyarakat seharusnya dapat bekerja sama dalam menanggulangi sampah melalui kerjasama untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya.
2.        Pemerintah seharusnya lebih tegas untuk tidak membiarkan orang-orang yang melakukan urbanisasi tanpa tujuan dan pekerjaan yang jelas, sehingga kepadatan penduduk jakarta dapat berkurang.





DAFTAR PUSTAKA


BAPPEDA Jakarta.2015. Statistik Jumlah Penduduk Jakarta. http://bappeda jakarta.go.id/?page_id=1131

Fitrah, Irma resqi.2013.Solusi Menanggulangi Kepadatan Penduduk http://irmareski.blogspot.com/2013/04/solusi-menanggulangi-kepadatan-penduduk.html

http://www.merdeka.com/jakarta/4-strategi-jokowi-perangi-sampah-jakarta.html

Prasetyo, Bayu. 2014. Permasalahan Lingkungan di Kota Padat Penduduk. http://www.b-duu.com/2014/05/permasalahan-lingkungan-di-kota-padat.html.  


WWW.Kependudukan dan ketenagakerjaanJAKARTA.com

0 comments: