Friday, September 15, 2017

Makalah PUBERTAS

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Setiap mahluk hidup yang diciptakan Allah SWT ke alam raya ini pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga dengan manusia sebagai bagian dari mahluk hidup, pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan walaupun dengan tingkat periodisasi yang berbeda-beda.

Pada peristiwa pertumbuhan akan tampak adanya penambahan jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, sedangkan pada peristiwa perkembangan akan tampak adanya sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari yang sebelumnya, sehingga biasanya peristiwa perkembangan itu menjadi sebuah masalah yang harus dialami dan dihadapi oleh setiap individu.

Selama perkembangan kehidupan individu-individu itu tidak statis, melainkan dinamis dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan masa perkembangannya itu. Apalagi perkembangan itu merupakan suatu hal yang berkesinambungan. Untuk lebih mudah memahami dan mempersoalkannya, biasanya orang menggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase tertentu. Dari beberapa fase tersebut, fase genital merupakan fase yang kritis dan menjadi masalah bagi dirinya sendiri karena pada fase ini terjadi perubahan yang sangat besar dan cepat dalam diri dan dunianya, sehingga hal ini menimbulkan revolusi dalam kepribadiannya. Fase genital ini dimulai sejak seseorang memasuki masa remaja awal (pubertas).

Masa remaja awal atau masa puber merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja sebenarnya sehingga masa ini sering terjadi kegoncangan jiwa.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang perkembangan seseorang (peserta didik) pada masa remaja awal (masa puber) dalam sebuah makalah yang berjudul Perkembangan Remaja Awal.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini yaitu
1.        Apakah yang dimaksud dengan masa pubertas?
2.        Apa saja ciri-ciri pada masa puber?
3.        Apasaja kriteria masa pubertas?
4.        Bagaimana perubahan tubuh yang terjadi pada masa puber?
5.        Apa akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan perilaku?

C.      Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin diketahui pada makalah ini antara lain:
1.        Untuk mengetahui pengertian masa pubertas
2.        Untuk mengetahui ciri-ciri pada masa puber
3.        Untuk mengetahui kriteria masa pubertas
4.        Untuk mengetahui perubahan tubuh yang terjadi pada masa puber
5.        Untuk mengetahui akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan perilaku









BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Masa Pubertas

Masa remaja awal atau masa pra puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja sebenarnya (masa pubertas), dimana seorang anak yang telah besar (puber = anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap termasuk kelompok orang dewasa.

Masa pubertas“ (berasal dari bahasa latin “pubescere”, artinya mendapat rambut kemaluan), yakni masa awal terjadinya pematangan seksual. Dalam rangkaian proses perkembangan seseorang, masa puber tidak mempunyai tempat yang jelas. Sulit membedakan antara masa puber dengan masa remaja karena masa puber adalah bagian dari masa remaja dan pubertas sering dijadikan sebagai pertanda awal seseorang memasuki masa remaja. Ketika seorang anak mengalami pubertas, berarti dia anggap sudah memasuki masa remaja, yakni masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Meskipun sering tidak mempunyai tempat yang jelas dalam rangkaian proses perkembangan manusia, masa pubertas mempunyai arti khusus dalam kehidupan seseorang. Betapa tidak, pada masa pubertas inilah terjadi perubahan-perubahan besar dan dramatis dalam perkembangan seorang anak, baik dalam pertumbuhan atau perkembangan fisik, kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak.

Waktu datangnya masa pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada anak-anak yang memulai masa pubertasnya pada usia yang lebih awal dan ada pula yang lebih belakangan. Biasanya, anak perempuan mulai memasuki masa pubertas lebih awal 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun.
Menurut Sigmund Freud, masa pra puber atau remaja awal berada pada fase genital, dimana pada fase ini terjadi kesenangan atau kegairahan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelanjar yang bermuara langsung di saluran darah. Dengan melalui pertukaran zat yang ada di antara jaringan-jaringan kelenjar dengan pembuluh rambut di dalam kelenjar tadi. Zat-zat yang keluar itu disebut hormon, selanjutnya hormon-hormon tadi memberikan stimulasi pada tubuh anak, sedemikian rupa. Sehingga anak merasakan adanya rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa tidak tenang pada diri anak, suatu rasa yang belum pernah dialami sebelumnya pada akhir dunia anak-anaknya yang cukup menggembirakan.

Peristiwa kematangan tersebut pada perempuan terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal daripada laki-laki. Terjadi kematangan jasmani bagi perempuan biasanya ditandai dengan adanya menstruasi (mensis/t=bulan=datang bulan). Sedangkan pada laki-laki ditandai dengan keluarnya sperman pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.

Kematangan atas jenis kelamin tersebut, banyak tergantung dengan iklim, lingkungan budaya setempat, bangsa dan lain-lain, sehingga peristiwa ini tiap-tiap bangsa di dunia seringkali terjadi perbedaan waktunya yang menyolok. Contoh bagi Indonesia dan Perancis terjadi pada usia 13-14 tahun (karena adanya kesamaan iklim). Tetapi di negeri panas, Arab Saudi umur 11-12 dan di malabar pada umur 8-9, di negeri dingin Siberia pada umur 17-19 tahun.

Batasan usia remaja awal (pra puber) yang umum digunakan para ahli antara umur 12-15 tahun. Tetapi menurut Monks, Knoers dan Haditono (2001) batasan usia pra puber antara umur 10-13 tahun.




B.       Ciri-Ciri Masa Puber

1.        Ciri-Ciri Primer
Ciri-ciri primer disini maksudnya ialah ciri-ciri yang menunjukkan pada organ tubuh secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri primer pria dan wanita berbeda. Adapun ciri-ciri primer tersebut yaitu :
a.         Bagi laki-laki ditandai dengan keluarnya sperma pertama kali yang dikenal dengan “mimpi basah”
Hal ini dipengaruhi oleh hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon ini merangsang testis sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa.
b.        Bagi perempuan ditandai dengan menstruasi (menarche)
Yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium) yang terletak dalam rongga perut wanita bagian bawah, didekat uterus yang berfungsi memproduksi sel-sel telur dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Progesteron berfungsi untuk mematangkan sel telur, sedangkan estrogen mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang atau mengatur siklus haid atau menstruasi.

2.        Ciri-Ciri Sekunder
Ciri-ciri sekunder adalah ciri-ciri jasmaniah yang tidak langsung berhubungan sengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan laki-laki dan perempuan. Adapun ciri-ciri sekundernya, yaitu :
a.         Bagi laki-laki
1)        Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dan lainnya.
Sudah lazimnya dalam kehidupan ditemukan seorang anak yang baru menginjak remaja ini ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu halus di sebagian tubuh, seperti janggut, kumis dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena rangsangan kelenjar endoktrin yang bermuara di dalam darah.


2)        Selaput suara semakin besar dan berat.
3)        Wajah anak-anak sudah mulai hilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut lebar, bibir lebih menjadi penuh.
4)        Terjadi percepatan pertumbuhan otot sehingga terjadi pengurangan lemak dalam tubuh.
5)        Perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat dari anak perempuan, karena lebih banyak memiliki jaringan otot sehingga anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan.

b.        Bagi perempuan
1)        Pinggul semakin besar
2)        Payudara mulai membesar
3)        Suara menjadi lebih halus (merdu), bulat dan tinggi.
4)        Tumbuh rambut di bagian-bagian tertentu dialat kelamin.
5)        Kulit semakin halus.

3.        Ciri-ciri Tersier
Cir-ciri tersier merupakan ciri-ciri yang berakibat dari dua ciri-ciri diatas. Diantaranya sebagai berikut.
1)        Perubahan sikap dan perilaku
2)        Munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak
3)        Ingin melepas diri dari orang tua
4)        Anak ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa

Menurut pendapat yang lain mengatakan bahwa Ciri-ciri masa puber :
1.         Masa Puber Adalah Periode Tumpang Tindih
Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun akhirmasa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia akan dikenal sebagai “ Anak Puber.” Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai “Remaja” atau ”Remaja Muda.”



2.        Masa Puber Adalah Periode yang Singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh, masa puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang “ cepat matang,” sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “ lambat matang.” Sebagai kelompok, anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok dalah setiap kelompok.

3.        Masa Puber Dibagi dalam Tahap-tahap
Meskipun masa puber relatif merupakan periodeyang singkat dalam rentang kehidupan, namun biasanya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a.         Tahap Prapuber
Tahap ini merupakan tumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa 3 kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “ prapuber”, yaitu bukanlah seorang anak tetapi belum juga seorang remaja, tetapi bisa disebut tahap pematangan.
b.        Tahap Puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, saat dimana kriteria kematangan seksual muncul haid pada anak perempuan dan pengalaman akan mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki.
c.         Tahap Pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih denga tahun pertama atau tahun kedua remaja.Selama tahap ini, ciri-ciri seks skunder telah berkembang baik dan organ-organ seks telah berkembang dengan matang.

4.        Masa Puber Merupakan Masa Pertumbuhan dan Perubahan yang Pesat
Perubahan-perubahan pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak nyaman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Dalam membahas perubahan-perubahan ini,
5.        Masa Puber Merupakan Fase Negatif
Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai fase negatif. Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat, negatif berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannyakehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.
Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dai fase negatif ini akan berakhir bila individi secara seksual menjadi matang.

6.        Pubertas Terjadi pada Berbagai Usia
Purbetas dapat terjadi setiap saat antara usia lima atau enam tahun dan sembilan belas tahun. Tetapi, rata-rata anak perempuandalam kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang secara seksualpada tiga belas tahun, dan rata-rata anak laki=laki setahun kemudian. Juga terdapat perbedaan waktuyangperluuntuk menyelesaikan proses perubahan masa puber. Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan perempuan.

C.      Kriteria Masa Pubertas

Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap Pubertas tertentu yang telah dicapai adalah menstruasi, basah malam , bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar X dari perkembangan tulang.

Menstrusi pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual anak perempuan, tetapi ini bukanlah perubahan fisik pertama dan terakhir yang terjadi selama masa puber. Bila menstrusi terjadi, organ-organ seks seks dan ciri-ciri seks skunder semua sudah mulai berkembang, tetapi belum ada yang matang. Menstrusi lebih tepat di agap sebagai titik tengah dalam masa puber.

Bagi anak laki-laki, kriteria yag dipakai adalah basah malam. Selama tidur, penis kadang-kadang menjadi tegang, dan bibit atau cairan yang mengandung sperma dipancarkan. Ini merupakan cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan diri dari jumlah bibit yang berlebihan . Namun, tidak semua anak laki-laki mengalami gejala ini dan tidak semua menyadarinya. Selanjutnya, basah malam seperti menstrusi, terjadi setelah beberapa perkembangan pubertas terjadi dan karenanya tidak dapat digunakan sebagai kriteria yang tepat untuk menentukan terjadinya pubertas.

Analisis kimia terhadap air seni anak laki-laki yang oertama dipagi hari dapat merupakan cara yang efektif untuk menentukan kematangan seksual, seperti halnya ananlisis terhadap air seni wanita, yang dipakai untuk menentukan ada tidaknya estrogen, yaitu hormon gonadotrofik wanita. Namun, kesulitan praktis untuk memperoleh contoh dari air seni anak laki-laki pada pagi hari dan cara ini agak terbatasi pada anak perempuan.

Foto sinar-X dari berbagai bagian tubuh, terutama tangan dan lutut, selama tumbuh pesat praremaja dapat menunjukan apakah masa puber mulai dan menunjukan tingkat kemajuan pubertas. Sampai sekarang, cara yang memakai foto sinar-X merupakan metode yang dapat dipercaya untuk menentukan kematangan seksual, meskipun seperti halnya analisis kimia terhadap air seni pagi hari mempunyai kesulitan prtaktis tertentu yang tidak memungkinkan metode ini dipakai secara luas.

D.      Perkembangan Masa Pubertas

1.        Perkembangan Fisik
Secara umum terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal (12 / 13 tahun). Menurut Dr. Zakiah Darajadjat, bahwa diantara hal yang kurang menyenangkan remaja adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat pertumbuhannya, sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan, hidung yang mengakibatkan cemasnya remaja melihat wajah dan tubuhnya yang kurang bagus.
a.         Perubahan Tubuh Pada Masa Puber
 Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting di mana tubuh anak dewasa yaitu perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

1)        Perubahan ukuran tubuh
Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Rata-rata tinggi anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inchi (150 atau 152 cm) sedangkan tinggi anak perempuan sekitar 54 atau 55 inchi (137 atau 140 cm). Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan anak perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10 inchi (22,5 atau 25 cm) dan pertumbuhan relatif sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding laki-laki.

Bagi anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-rata pada usia 12,8 tahun dan rata-rata berakhir pada 15,3 tahun, dengan puncaknya pada empat belas tahun. Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya, pertumbuhan menurun dan dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau dua uluh satu tahun. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan pada saat sudah matang.

Pertambahan berat tidak hanya karna lemak,tetapi juga karena tulang dan jaringa otot bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi seringkali kelihatannya kurus dan kering. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah menstrusi. Setelah itu pertambahan berat badan hanya sedikit. Bagi anak laki-laki, pertambahan berat badan maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah anak perempuan dan mencapai puncaknya pada usia enam belas tahun, setelah itu pertambahan berat badan hanya sedikit.

Percepatan pertumbuhan berat badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 Kg bagi anak laki-laki dan 10 Kg bagi anak perempuan. Pertumbuhan ini lebih mudah dipengaruhi melalui diet, latihan dan gaya hidup umumnya.

Kegemukan selama masa puber bagi anak laki-laki dan anak perempuan tidaklah aneh. Antara usia sepuluh dan dan dua belas tahun, di sekitar permulaan terjadinya pertumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk lemak di perut, di sekitar puting susu, di pinggul dan paha, di pipi, leher dan rahang. Lemak ini biasanya hilang setelah kematangan masa puber dan pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap sampai dua tahun lebih selama awal masa puber.

2)        Perubahan Proporsi Tubuh
Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Barulah pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencpai ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber usai.

Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang berkembang. Pada mulanya ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari badan. Dengan bertambah panjangnya badan, ukuran pinggang berkurang sehingga memberikan perbandingan tubuh dewasa. Lebar pinggul dan bahu dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak laki-laki yang lebih cepat matang biasanya mempunyai pinggul yang lebih lebar daripada anak yang lebih lambat matang, dan anak perempuan yang lebih lambat matang mempunyai pinggul yang sedikit lebih besar daripada anak yang cepat matang.

Tidak lama sebelum masa puber, tungkai kaki lebih panjang daripada badan dan keadaan ini bertahan sampai sekitar usia lima belas tahun. Pada anak yang lambat matang, pertumbuhan tungkai kaki berlangsung lebih lama daripada anak yang cepat matang, sehingga tungkai kaki lebih panjang. Tungkai kaki anak yang cepat matang cenderung pendek, gemuk sedangkan tungkai kaki yang lambat matang pada umumnya lebih ramping.

Pola yang sama terjadi pada pertumbuhan lengan, yang pertumbuhannya mendahului pertumbuhan pesat badan, sehingga tampaknya terlalu panjang. Seperti halnya dengan pertumbuhan tungkai kaki, pertumbuhan lengan dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak-anak yang cepat matang yang mempunyai tungkai kaki lebih pendek daripada tungkai kaki anak yang lambat matang. Sampai pertumbuhan lengan dan tungkai kaki mendekati sempurna, barulah tercapai perbandingan yang baik dengan tangan dan kaki, yang keduanya mencapai ukurannya kematangan pada awal masa puber.

b.        Ciri-ciri seks primer
Perubahan fisik pokok ketiga adalah pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer, menunjukkan pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Pada skrotum, terdapat dua buah testis (bauh pelir) yang tergantung dibawah penis. Testis ini sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testis mencapai kematangan penuh pada usia 20 atau 21 tahun, yang mula-mula terlihat pada peningkatan pajang penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar.

Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon perangsang pria ini merangsag testis, sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa. Sperma yang dihasilka dalam testis selama masa remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan istilah “mimpi basah”.

Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh gadis. Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut wanita bagian bawah, di dekat uterus yang berfungsi memproduksi sel-sel (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Hormon progresteron bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang. Hormon ini juga mengatur siklus menstruasi.

Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul daan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat.

c.         Perubahan ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda jasmaniah ini muncul sebagai konsekuens dari berfungsinya hormon-hormon yang disebutkan di atas. Di antara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu ketiak, di dada, di kaki dan di lengan, dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu ketiak dan di sekitar kemaluan.

2.        Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan remaja awal, pertumbuhan otak anak wanita meningkat lebih cepat dalam usia 11 tahun dibandingkan pertumbuhan otak pria, tetapi pertumbuhan otak anak pria di usia 13 tahun meningkat 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan otak anak perempuan seusianya. Selain itu terdapat pula bukti-bukti hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang menyangkut pola dan cara berpikir remaja cenderung mengikuti orang dewasa yang telah menunjukkan kemampuan berpikirnya. Ini mengisyaratkan adanya sisi positif dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi positif pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan berpikir remaja, memanglah berimplikasi terhadap praktek-praktek pendidikan di sekolah.

Menurut teori Piaget ada dua perkembangan kognitif pada diri anak, yakni sebagai berikut.
a.         Anak sudah mulai berpikir secara abstrak dan hipotesis, anak mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi.
b.        Anak mulai berpikir secara sistematik, mampu memikirkan segala kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan suatu masalah.

3.        Perkembangan Emosi (afektif)
Perkembangan (dua pertumbuhan) sikap, perasaan emosi, remaja awal, sikap perasaan/emosi seseorangtelah ada 2 berkembang semenjak bergaul dengan lingkungan. Timbul sikap, perasaan/emosi itu (positif dan negatif) merupakan produk pengamatan dan pengalaman individu secara unik dengan benda fisik lingkungannya. Dengan orang tua dan saudara, serta pergaulan sosial yang lebih luas. Perasaan yang sangat ditakuti remaja adalah takut dikucilkan atau tersindir dari kelompoknyaa. Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal. Sebaliknya perasaan gembira biasanya akan nampak manakala si remaja mendapat pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya.

4.        Perkembangan Sosial
Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dan perkembangan seksual remaja awal, pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Lebih jauh lagi bahwa kematangan seksual dalam usia remaja awal dan parohan pertama remaja akhir mempunyai korelasi positif dengan perkembangan sosial mereka. Hal semacam ini ditunjukkan oleh hasil penelitian James dan Moore terhadap remaja yang berusia antara 12-21 tahun dengan jumlah sampel 535 orang. Perkembangan perilaku seksual yang lebih bersangkutan dengan diri remaja, diantaranya yang sangat menonjol dan penting adalah onani atau masturbasi. Hal-hal seperti tentang seks ini tentu saja berpengaruh terhadap minat mereka pada sekolah atau pelajaran.

Pribadi diartikan sebagai organisme yang dinamis dalam sistem fisik dan psikis yang menentukan keunikan seseorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Remaja dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama lingkungan sosial misalnya remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri yang baik dan buruk. Moral adalah standar yang muncul dari agama dan lingkungan sosial remaja, memberikan konsep yang baik dan buruk, patut atau tidak, layak dan tidak layak secara mutlak.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan perkembangan sosial anak pada usia ini terlihat pada hal-hal berikut ini.
a.         Perubahan sikap dan perilaku, sebagaimana yang diistilahkan oleh Psikolog David Elkind dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima dunia dari perspektifnya sendiri.
b.        Munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak
c.         Ingin melepas diri dari orang tua.
d.        Anak ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa.

E.       Masalah yang Terjadi Pada Masa Puber

1.        Masalah Fisik
Hal yang dikhawatirkan adalah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus, pendek, tinggi. Wajah yang kurang tampan atau cantik.
a)        Gemuk dan Kurus
Pada masa ini lazimnya bagi anak-anak sekarang gemuk menjadi permasalahan dalam hidupnya, sehingga timbullah inisiatif yang sebenarnya merugikan bagi diri seorang anak. Seperti apa yang dikenal dengan istilah diet kata orang sekarang, yang salahnya dalam hal ini ialah terkadang anak-anak salam dalam memahami diet tersebut, sehingga untuk diet anak terkadang menahan-nahan makan. Inilah yang berbahaya bagi seorang anak, yang diet karena makan yang tidak teratur sehingga menimbulkan bahaya yang kedua yaitu kurus, juga jadi masalah dalam kehidupan seorang anak. Jika diet atau kurusnya karena mengurangi pola makan.
b)        Pendek dan Tinggi
Pendek sering mengakibatkan timbulnya cemoohan dari teman-teman seorang anak, sehingga bahayanya berdampak pada psikologisnya.

2.        Masalah Psikologi
Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan perilku. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbagan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima anak puber dari orang tua, kakak-asik, guru-guru dan teman-teman, dan semakin besarnya harapan sosial pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan fisik.

Perubahan masa puber terhadap sikap dan perilaku yang paling umum, paling serius, dan paling kuat seperti dipaparkan dibawah ini.
1.        Ingin Meyendiri
Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi anak-anak biasanya menarik diri dari teman-temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarga. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.
2.        Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah,kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasi diberbagai bidang cenderung menurun.
3.        Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.
4.        Antagonisme sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan di ungkapkan dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
5.        Emosi yang meninggi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masapuber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marahn suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik, ketegangan mulai berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
6.        Hilangnya kepercayaan diri
Anak-anak yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.
7.        Terlalu sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk. Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan dari pada anak laki-laki, sebagian disebabkan karena anak perempuan biasanya lebih cepat matang dari pada anak laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan sosial mulai di tekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat anak perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan. Karena mencapai masa puber lebih dulu, anak perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mengganggu dari pada anak laki-laki. Tetapi perilaku anak perempuan lebih cepat stabil dari pada anak laki-laki dan anak perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.

Sementara itu, akibat psikologis juga timbul karena kebingungan yang berasal dari harapan sosial orang tua, guru dan orang lainnya. Anak laki-laki dan perempuan diharapkan berbuat sesuai dengan standar-standar yang pantas untuk usia mereka. Hal ini relatif mudah kalau pola perilaku mereka terletak pada tingkat perkembangan yang sesuai. Namun anak yang kematangannya belum siap untuk memenuhi harapan-harapan sosial menurut usianya cenderung mengalami masalah.







BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan

Masa remaja awal atau masa pra puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja sebenarnya, dimana seorang anak yang telah besar ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap termasuk kelompok orang dewasa. Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun. Batasan usia remaja awal (pra puber) yang umum digunakan adalah antara umur 12-15 tahun.

Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, basah malam, bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar-X dari perkembangan tulang.

Ketika seseorang memasuki masa pra puber maka akan terlihat ciri-ciri pada jasmani maupun rohaninya (kejiwaannya). Ciri-ciri pada masa pra puber terbagi menjadi tiga yaitu ciri-ciri primer yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Ciri-ciri sekunder yang berhubungan dengan tanda-tanda jasmaniah yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri tersier, yang berhubungan dengan psikologis (kejiwaan).

Dalam perkembangan remaja awal (pra puber), seseorang akan mengalami perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi (afektif) dan perkembangan sosial. Masa pra puber merupakan masa yang kritis, sehingga seseorang yang memasuki masa ini memiliki bahaya-bahaya baik bahaya fisik maupun bahaya psikologis.

B.       Saran

Adapun saran-saran yang ingin disampaikan penulis yaitu :
1.        Bagi anak-anak yang baru memasuki masa pra puber hendaknya bersikap tenang dalam menghadapi masa ini, jangan sampai masa ini digunakan untuk melakukan sifat-sifat negatif, meskipun tidak dipungkiri bahwa pada masa inilebih banyak ditandai dengan sifat-sifat negatif.
2.        Bagi orang tua, hendaklah bersikap fleksibel, tidak otoriter dan memberikan perhatian yang ekstra tanpa melakukan pengekangan terhadap anak serta mampu memposisikan diri sebagai sahabat, jangan sampai anak-anak kita terjerumus pada hal-hal negatif apalagi di jaman sekarang yaitu jaman globalisasi yang ditandai dengan kemajuan IPTEK.
3.        Bagi pendidik (guru), sebagai pengganti orang tua di rumah dan sebagai orang yang mempunyai kewajiban mendidik hendaklah bersikap fleksibel, sabar, mampu mengarahkan kepada hal-hal yang positif dan memberikan perhatian yang lebih serta dapat memposisikan diri sebagai sahabat yang selalu menerima curahan hati mereka.















DAFTAR PUSTAKA


Abdurrouf, Mohammad dkk. 2005. Masa Transisi Remaja. Jakarta : Tiansco Publisher Cetakan ke-2.

Arif, Iman Setiadi. 2006. Dinamika Kepribadian, Gangguan dan Terapinya.Bandung : PT. Refika Aditama.

Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembanga Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dian Ratnaningtyas, dkk. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Diktat Kuliah (Tidak Dipublikasikan). Madiun: IKIP PGRI Madiun.

Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Hurlock., E.B. 1998. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

http://www.google.co.id/#h1=id&source=hp&blw=&bih=&q=perkembangan+pra+puber & btn G.

Mujib, Abdul dkk. 2002. Nuansa Nuansa Psikologi Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persana Cetakan ke-2


Zulkifli, L. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

0 comments: