Monday, May 11, 2015

HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DAN KEMACETAN LALU LINTAS

 HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DAN KEMACETAN LALU LINTAS


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Jaringan jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan stabilitas nasional, serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan. Dalam dimensi yang lebih luas, jaringan jalan mempunyai peranan yang besar dalam pengembangan suatu wilayah, baik wilayah secara nasional, propinsi, maupun kabupaten/kota sesuai dengan fungsi dari jaringan jalan tersebut.

Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi di berbagai kota. Bila di suatu wilayah perkotaan populasinya mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, maka secara linier terjadi pula peningkatan jumlah kendaraan. Hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan yang berarti semakin meningkatnya mobilitas warga masyarakat yang berakibat pada kepemilikan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang memberikan dampak yang cukup besar terhadap lingkungan, terutama akibat penggunaan bahan bakar fosil yang menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran udara terutama di daerah perkotaan. Pencemaran udara akibat gas buang akibat lalu lintas dipengaruhi oleh volume lalu lintas, proporsi kendaraan berat, kecepatan, dan jarak antara sumbu jalan dengan titik yang di tinjau.

Kemacetan tidak bisa dipisahkan dari tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. khususnya dibeberapa kota besar salah satunya yaitu kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota provinsi Lampung, Indonesia. Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Stastik Provinsi Lampung terdapat 902.885 jiwa penduduk di Kota Bandar Lampung pada tahun 2012. Seiring perkembangannya, kota Bandar Lampung memiliki masalah terhadap kemacetan lalu lintas, seperti yang dialami oleh kota-kota besar lainnya. Kemacetan lalu lintas juga tidak akan dapat dihindari. Kita lihat saja dalam beberapa tahun terakhir ini, semakin padat saja jalan utama yang berada di kota Bandar Lampung.

Kemacetan lalu lintas itu sendiri adalah kondisi dimana volume lalu lintas lebih besar daripada kapasitas jalan. Kemacetan lalu lintas terjadi biasanya pada ruas jalan yang menjadi akses utama dari aktifitas masyarakat suatu kota. Semakin meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat kegiatan dan secara langsung akan meningkatkan pergerakan pada suatu daerah. Meningkatnya jumlah pergerakan di suatu kota akan meningkatkan jumlah penggunaan sarana transportasi baik sarana transportasi umum maupun pribadi.

Semakin meningkatnya jumlah sarana transportasi yang tidak seiring dengan peningkatan prasarana transportasi, seperti jalan raya, mengakibatkan peningkatan volume lalu lintas tidak mampu ditampung oleh kapasitas jalan raya.

Terjadinya kepadatan lalu lintas di Kota Bandar Lampung merupakan salah satu permasalahan yang penting bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung, terutama terjadinya kepadatan pada jalan-jalan utama pada kawasan-kawasan pusat kota (Central Business District).

B.       Permasalahan

Permasalahan dalam makalah ini adalah:
1.        Apakah hubungan kepadatan penduduk dengan kemacetan lalu lintas yang terjadi di kota Bandar Lampung?
2.        Apakah yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di kota Bandar Lampung?
3.        Bagaimanakah solusi pemerintah kota Bandar Lampung dalam mengurangi kemacetan?

C.      Tujuan

1.        Mengetahui hubungan kepadatan penduduk dengan kemacetan lalu lintas yang terjadi di kota Bandar Lampung
2.        Mengetahui sebab-sebab masalah kepadatan penduduk yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas di kota Bandar Lampung.
3.        Mengetahui solusi pemerintah kota Bandar Lampung dalam mengurangi kemacetan.

D.      Sumber Data yang Digunakan

Sumber data yang digunakan dalam makalah ini adalah data skunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada berupa catatan atau dokumentasi perusahaan, dan laporan pemerintah.

 BAB II
PEMBAHASAN


A.      Kepadatan Penduduan Kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung adalah Ibukota Provinsi Lampung, dengan luas wilayah daratan 19.722 Ha ( 197.22 KM2) dan luas perairan ± 39.82 KM2, terdiri atas Pulau Kubur dan Pulau Pasaran. Daerah ini merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, serta merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah Lampung (BPS, 2012).

Kota Bandar Lampung terletak pada 5° 20’- 5° 30’ Lintang Selatan dan 105° 28’ - 105° 37’ Bujur Timur, serta terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter di atas permukaan laut, dengan rata-rata ketinggian 77,08 meter di atas permukaan laut. Keadaan demografis tersebut menjadikan Kota Bandar Lampung sebagai pintu gerbang penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung juga daerah persinggahan untuk pengiriman bahan pangan melalui darat (BPS, 2012)

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012 Kota Bandar lampung memiliki kepadatan penduduk 4.520 jiwa/KM2 yaitu dari jumlah penduduknya sebesar 891.374 jiwa, dan juga luas wilayahnya seluas 197,22 km2 terbagi kedalam 12 kecamatan, dimana kecamatan, luas wilayah, dan kepadatan penduduknya disajikan pada yang tabel berikut ini.

 Tabel 1. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per kecamatan
di Kota Bandar Lampung tahun 2011

Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa)
Luas Wilayah (km2)
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
Teluk Betung Barat
Teluk Betung Selatan
Panjang
Teluk Betung Timur
Teluk Betung Utara
Tanjung Karang Pusat
Tanjung Karang Barat
Kemiling
Kedaton
Rajabasa
Tanjung Seneng
Sukarame
Sukabumi
60.041
93.156
64.194
90.295
63.342
73.169
64.439
72.248
89.273
43.727
41.672
71.530
64.288
20,99
10,07
21,16
21,11
10,38
6,68
15,14
27,65
10,88
13,02
11,63
16,87
11,64
2.860
9.251
3.034
4.277
6.120
10.953
4.256
2.613
8.205
3.358
3.583
4.240
5.523
Jumlah
891.374
197,22
4.520
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012

B.       Kemacetan di Kota Bandar Lampung

Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik dengan baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.

Masalah kemacetan menjadi bagian dari beragam permasalahan kota yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Terjadinya kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung merupakan salah satu permasalahan penting yang harus diatasi oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung, terutama terjadinya kepadatan pada jalan-jalan utama pada kawasan-kawasan pusat kota

Dapat diketahui bahwa data peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bandar Lampung yang ada pada tabel di bawah ini.

 Tabel 1. Jumlah Kendaran di Kota Bandar Lampung pada Tahun 2005-2009

Tahun
Mobil Pribadi
Motor
2005
40.560
121.682
2006
50.380
150.930
2007
62.583
190.822
2008
74.300
250.065
2009
96.573
327.180
(Sumber: BPS Kota Bandar Lampung dala Angka dan Dinas Perhubungan,
2010).

Dari tabel di atas dapat diketah bahwa jumlah kendaraan mengala peningkatan yang bagitu cepat, padah peningkatan kendaraan tidak diimban dengan peningkatan infrastruktur ja seperti pelebaran ruas dan perbaikan ja yang rusak. Masalah kemacetan tidak han berimplikasi dengan hal teknis saj melainkan perilaku masyarakat yang leb memilih kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum sebagai sara transportasi.

C.      Hubungan Tingkat Kepadatan Penduduk dan Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung

Tingkat kepadatan penduduk sangat mempengaruhi kemacetan lalu lintas di kota Bandar Lampung karena bertambahnya penduduk maka penggunaan kendaraan semakin banyak karena mereka memiliki keinginan untuk memperoleh kenyamanan, prestise, dan kurang representatifnya transportasi massal mungkin mendorong orang-orang yang mampu secara ekonomi untuk membeli dan menggunakan kendaraan pribadi, khususnya roda empat. Bayangkan jika ternyata rata­rata kendaraan roda empat di kota initernyata hanya mengangkut 1-2 orang pada setiap kali perjalanannya, tidak dapat dihindari lagi pertambahan volume kendaraan dan meningkatnya beban jalan.

Selain itu, faktor yang menjadi penyebab timbulnya kemacetan di Kota Bandar Lampung; Pertama, Daya tampung ruas jalan yang overload atau beban yang terlalu berat dengan jumlah kendaraan yang lewat. Beberapa jalan di Kota Bandar Lampung sebenarnya tidak mampu lagi menampung aktivitas kendaraan pada jam jam puncak. Kondisi jalan tersebut kini kontras sekali dengan kondisi 1-2 tahun sebelumnya. Pada ruas jalan protokol misalnya mulai pukul 07.00-18.00 semakin macet. Jika dilihat dalam konteks kota secara keseluruhan, ada beberapa ruas jalan di Bandar Lampung yang rutin mengalami kemacetan ketika jam -jam sibuk, seperti Jalan Kartini, Jalan Raden Intan, dan Jalan Ahmad Yani dan beberapa ruas jalan lainnya di Kota Bandar Lampung meskipun intensitas kemacetannya tidak sama pada pusat kota yang ada di Ibu Kota Jakarta. Kedua, beberapa trafic light rambu lalu lintas yang kurang berfungsi turut menjadi penyebab meningkatnya angka kemacetan di Kota Bandar Lampung. Ketiga, angkutan kota dan perilaku pengguna jalan, perilaku sopir angkutan kota yang berhenti sembarangan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, serta perilaku pengguna jalan bahkan mungkin kita sendiri menjadi faktor penyumbang bertambahnya angka kemacetan. Keempat, tata guna lahan atau pengembangan sarana publik seperti pusat perbelanjaan yang masih berkonsentrasi di pusat kota berimplikasi pada terpusatnya pergerakan kendaraan dan orientasi masyarakat untuk selalu menuju pusat kota untuk berbelanja atau untuk menikmati sarana publik yang memiliki kesan metropolis. Kelima, pedagang Kaki Lima (PKL). Aktivitas PKL khususnya yang ada di sekitar Jalan Kartini dan Raden Intan dan jalan-jalan lain di pusat kota yang menggunakan badan jalan ikut menyumbang kemacetan. Kemacetan tersebut disebabkan banyaknya kendaraan pribadi yang menuju ke pasar tradisional paling populer di Kota Bandar Lampung tersebut secara bersamaan.

 BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik dengan baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.

Tingkat kepadatan penduduk sangat mempengaruhi kemacetan lalu lintas di kota Bandar Lampung karena bertambahnya penduduk maka penggunaan kendaraan semakin banyak karena mereka memiliki keinginan untuk memperoleh kenyamanan, prestise, dan kurang representatifnya transportasi missal. Selain itu, factor lain yang mempengaruhi kemacetan di kota Bandar Lampung adalah daya tampung ruas jalan yang overload, beberapa trafic light rambu lalu lintas yang kurang berfungsi, angkutan kota dan perilaku pengguna jalan, perilaku sopir angkutan kota yang berhenti sembarangan, tata guna lahan atau pengembangan sarana public yang tidak sesuai, dan juga pedagang Kaki Lima (PKL).

B.       Saran

Seharusnya pemerintah Bandar Lampung segera mengambil langkah yang bijak dan memperbaiki sarana dan prasarana sehingga kemacetan di Bandar lampung dapat segera teratasi sebelum menjadi lebih parah seperti di Jakarta.

 DAFTAR PUSTAKA


Badan Pusat Statistik.2010. Peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bandar Lampung .http://lampung.bps.go.id/
________2012. Kepadatan Penduduan Kota Bandar Lampung. http://lampung.bps.go.id/
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=258288&val=7023&title=STRATEGI%20DINAS%20PERHUBUNGAN%20DALAM%20MENGATASI%20KEMACETAN%20DI%20KOTA%20BANDAR%20LAMPUNG
http://www.skyscrapercity.com.

Sadyahutomo, M. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah, Realita dan Tantangan. Bumi Aksara. Jakarta

0 comments: