Friday, July 31, 2015

UMAR SANG KHALIFAH YANG PEDULI TERHADAP UMATNYA

Semua sudah tahu dengan sosok pemimpin Islam yang menjadi Khalifah kedua, dialah Umar bin Khattab r.a. Umar bin Khattab ini masuk dalam Islam berkat hidayah dari Allah yang pertama, yang kedua berkat doa Rasulullah SAW dan yang ketiga berkat adiknya Fatimah yang terlebih dulu menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW berkat lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dibacanya.
Doa Rasulullah kala itu adalah:
"Semoga Allah memberi kejayaan pada Islam dengan masuknya Umar ke dalam Islam...!!!"
Dan Allah SWT pun mengabulkan doa tersebut.
Kembali ke pokok cerita, antara Khalifah Umar dan rakyat. Umar adalah sosok pemimpin teladan yang sangat mengerti kepentingan rakyatnya. Padahal ia sendiri hidup dalam kondisi sangat sederhana.
Pada suatu malam, sudah menjadi kebiasaan bahwa Khalifah Umar bin Khattab sering berkeliling mengunjungi, menginvestigasi kondisi rakyatnya dari dekat.
Nah, pada suatu malam itu, ia menjumpai sebuah gubuk kecil yang dari dalam terdengar suara tangis anak². Ia pun mendekat dan mencoba untuk memperhatikan dengan seksama keadaan gubuk itu.
Ternyata dalam gubuk itu terlihat seorang ibu yang sedang memasak, dan di kelilingi oleh anak²nya yang masih kecil.
Si ibu berkata kepada anak²nya:
"Tunggulah...!!! Sebentar lagi makanannya matang...!!!"
Sang Khalifah memperhatikan dari luar, si ibu terus menerus menenangkan anak²nya dan mengulangi perkataannya bahwa makanan yang dimasaknya akan segera matang. Sang Khalifaf menjadi sangat penasaran, karena yang dimasak oleh ibu itu tidak kunjung matang, padahal sudah lama dia memasaknya.
Akhirnya Khalifah Umar memutuskan untuk menemui ibu itu.
"Mengapa anak²mu tidak juga berhenti menangis Bu...???" (tanya Sang Khalifah.)
"Mereka sangat lapar...!!!" (jawab si ibu.)
"Kenapa tidak cepat engkau berikan makanan yang dimasak dari tadi itu...???" (tanya Khalifah.)
"Kami tidak ada makanan. Periuk yang dari tadi aku masak hanya berisi batu untuk mendiamkan mereka. Biarlah mereka berfikir bahwa periuk itu berisi makanan, dengan begitu mereka akan berhenti menangis karena kelelahan dan tertidur...!!!" (jawab si ibu.)
Setelah mendengar jawab si ibu, hati sang Kahlifah Umar bin Khattab serasa teriris.
Kemudian Khalifah bertanya lagi:
"Apakah ibu sering berbuat demikian setiap hari...???"
"Iya, saya sudah tidak memiliki keluarga atau pun suami tempat saya bergantung, saya sebatang kara...!!!" (jawab si ibu.)
Hati dari sang Khalifah laksana mau copot dari tubuh mendengar penuturan itu, hati terasa teriris² oleh sebilah pisau yang tajam.
"Mengapa ibu tidak meminta pertolongan kepada Khalifah supaya ia dapat menolong dengan bantuan uang dari Baitul Mal...???" (tanya sang khalifah lagi.)
"Ia telah zalim kepada saya...!!!" (jawab si ibu.)
"Zalim...!!!" (kata sang khalifah dengan sedihnya.)
"Iya, saya sangat menyesalkan pemerintahannya. seharusnya ia melihat kondisi rakyatnya. siapa tahu ada banyak orang yang senasib dengan saya...!!!" (kata si ibu.)
Khalifah Umar bin Khattab kemudian berdiridan berkata:
"Tunggulah sebenatar Bu ya. Saya akan segera kembali...!!!"
Di malam yang semakin larut dan hembusan angin terasa kencang menusuk, Sang Khalifah segera bergegas menuju Baitul Mal di Madinah. Ia segera mengangkat sekarung gandum yang besar di pundaknya ditemani oleh sahabatnya Ibnu Abbas. Sahabatnya membawa minyak samin untuk memasak.
Jarak antara Madinah denga rumah ibu itu terbilang jauh, hingga membuat keringat bercucuran dengan derasnya dari tubuh Umar. Melihat hal ini, Abbas berniat untuk menggantikan Umar untuk mengangkat karung yang dibawanya itu, tapi Umar menolak sambil berkata:
"Tidak akan aku biarkan engkau membawa dosa²ku di akhirat kelak. Biarkan aku bawa karung besar ini karena aku merasa sudah begitu bersalah atas apa yang terjadi pada ibu dan anak²nya itu...!!!"
Beberapa lama kemudian sampailah Khalifah dan Abbas di gubuk ibu itu. Begitu sekarung gandum dan minyak samin itu diserahkan, bukan main gembiranya mereka. Setelah itu, Umar berpesan agar ibu itu datang menemui Khalifah keesokan harinya untuk mendaftarkan dirinya dan anak²nya di Baitul Mal.
Setelah keesokan harinya, ibu dan anak²nya pergi untuk menemui Khalifah. Dan betapa sangat terkejutnya si ibu begitu menyaksikan bahwa lelaki yang telah menolongnya tadi malam adalah Khalifahnya sendiri, Khalifah Umar bin Khattab. Segera saja si ibu minta maaf atas kekeliruannya yang telah menilai bahwa khalifahnya zalim terhadapnya. Namun Sang Khalifah tetap mengaku bahwa dirinyalah yang telah bersalah.
Subhanallah...






Kisah Kekhalifahan Umar bin Khattab

Pada hari-hari terakhir hidupnya, Khalifah Abu Bakar sibuk bertanya pada banyak orang.”Bagaimana pendapatmu tentang Umar?” Hampir semua orang menyebut Umar adalah seorang yang keras, namun jiwanya sangat baik. Setelah itu, Abu Bakar minta Usman bin Affan untuk menuliskan wasiat bahwa penggantinya kelak adalah Umar.
Tampaknya Abu Bakar khawatir jika umat Islam akan berselisih pendapat bila ia tak menuliskan wasiat itu.
Pada tahun 13 Hijriah atau 634 Masehi, Abu Bakar wafat dan Umar menjadi khalifah. Jika orang-orang menyebut Abu Bakar sebagai “Khalifatur- Rasul”, kini mereka memanggil Umar “Amirul Mukminin” (Pemimpin orang mukmin). Umar masuk Islam sekitar tahun 6 Hijriah. Saat itu, ia berniat membunuh Muhammad namun tersentuh hati ketika mendengar adiknya,Fatimah, melantunkan ayat Quran.
Selama di Madinah, Umarlah –bersama Hamzah-yang paling ditakuti orang-orang Quraisy.Keduanya selalu siap berkelahi jika Rasul dihina. Saat hijrah, ia juga satu-satunya sahabat Rasul yang pergi secara terang-terangan. Ia menantang siapapun agar menyusulnya bila ingin “ibunya meratapi, istrinya jadi janda, dan anaknya menangis kehilangan.”
Kini ia harus tampil menjadi pemimpin semua. Saat itu, pasukan Islam tengah bertempur sengit di Yarmuk -wilayah perbatasan dengan Syria. Umar tidak memberitakan kepada pasukannya bahwa Abu Bakar telah wafat dan ia yang sekarang menjadi khalifah. Ia tidak ingin mengganggu konsentrasi pasukan yang tengah melawan kerajaan Romawi itu.
Di Yarmuk, keputusan Abu Bakar untuk mengambil markas di tempat itu dan kecerdikan serta keberanian Khalid bin Walid membawa hasil. Muslim bermarkas di bukit-bukit yang menjadi benteng alam, sedangkan Romawi terpaksa menempati lembah di hadapannya. Puluhan ribu pasukanRomawi -baik yang pasukan Arab Syria maupun yang didatangkan dari Yunani-tewas. Lalu terjadilah pertistiwa mengesankan itu.
Panglima Romawi, Gregorius Theodore -orang-orang Arab menyebutnya “Jirri Tudur”– ingin menghindari jatuhnya banyak korban. Ia menantang Khalid untuk berduel. Dalam pertempuran dua orang itu, tombak Gregorius patah terkena sabetan pedang Khalid. Ia ganti mengambil pedang besar. Ketika berancang-ancang perang lagi, Gregorius bertanya pada Khalid tentang motivasinya berperang serta tentang Islam.
Mendengar jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu belajar Islam sekilas, sempat menunaikan salat dua rakaat, lalu bertempur di samping Khalid. Gregorius syahid di tangan bekas pasukannya sendiri. Namun pasukan Islam mencatat kemenangan besar di Yarmuk, meskipun sejumlah sahabat meninggal di sana. Di antaranya adalah Juwariah, putri Abu Sofyan.
Umar kemudian memecat Khalid, dan mengangkat Abu Ubaidah sebagai Panglima Besar pengganti. Umar khawatir, umat Islam akan sangat mendewakan Khalid. Hal demikian bertentangan prinsip Islam. Khalid ikhlas menerima keputusan itu. “saya berjihad bukan karena Umar,” katanya. Ia terus membantu Abu Ubaidah di medan tempur. Kota Damaskus berhasil dikuasai. Dengan menggunakan “tangga manusia”, pasukan Khalid berhasil menembus benteng Aleppo. Kaisar Heraklius dengan sedih terpaksa mundur ke Konstantinopel, meninggalkan seluruh wilayah Syria yang telah lima abad dikuasai Romawi.
Penguasa Yerusalem juga menyerah. Namun mereka hanya akan menyerahkan kota itu pada pemimpin tertinggi Islam. Maka Umar pun berangkat ke Yerusalem. Ia menolak dikawal pasukan. Jadilah pemandangan ganjil itu. Pemuka Yerusalem menyambut dengan upacara kebesaran. Pasukan Islam juga tampil mentereng. Setelah menaklukkan Syria, mereka kini hidup makmur.Lalu Umar dengan bajunya yang sangat sederhana datang menunggang unta merah. Ia hanya disertai seorang pembantu. Mereka membawa sendiri kantung makanan serta air.
Kesederhanaan Umar itu mengundang simpati orang-orang non Muslim. Apalagi kaum GerejaSyria dan Gereja Kopti-Mesir memang mengharap kedatangan Islam. Semasa kekuasaan Romawi mereka tertindas, karena yang diakui kerajaan hanya Gereja Yunani. Maka, Islam segera menyebar dengan cepat ke arah Memphis (Kairo), Iskandaria hingga Tripoli, di bawah komandoAmr bin Ash dan Zubair, menantu Abu Bakar.
Ke wilayah Timur, pasukan Saad bin Abu Waqas juga merebut Ctesiphon –pusat kerajaan Persia,pada 637 Masehi. Tiga putri raja dibawa ke Madinah, dan dinikahkan dengan Muhammad anak Abu Bakar, Abdullah anak Umar, serta Hussein anak Ali. Hussein dan istrinya itu melahirkan Zainal Ali Abidin -Imam besar Syiah.
Dengan demikian, Zainal mewarisi darah Nabi Muhammad, Ismail dan Ibrahim dari ayah, serta darah raja-raja Persia dari ibu. Itu yang menjelaskan mengapa warga Iran menganut aliran Syiah. Dari Persia, Islam kemudian menyebar ke wilayah Asia Tengah, mulai Turkmenistan, Azerbaijan bahkan ke timur ke wilayah Afghanistan sekarang.
Banyak Sekali Sifat-sifat teladan yang patut kita contoh dari Seorang Umar Bin Khatab, Salah satunya adalah, Suatu ketika Umar bin Khattab sedang berkhotbah di masjid di kota Madinah tentang keadilan dalam pemerintahan Islam. Pada saat itu muncul seorang lelaki asing dalam masjid , sehingga Umar menghentikan khotbahnya sejenak, kemudian ia melanjutkan.
“Sesungguhnya seorang pemimpin itu diangkat dari antara kalian bukan dari bangsa lain. Pemimpin itu harus berbuat untuk kepentingan kalian, bukan untuk kepentingan dirinya, golongannya, dan bukan untuk menindas kaum lemah. Demi Allah, apabila ada di antara pemimpin dari kamu sekalian menindas yang lemah, maka kepada orang yang ditindas itu diberikan haknya untuk membalas pemimpin itu. Begitu pula jika seorang pemimpin di antara kamu sekalian menghina seseorang di hadapan umum, maka kepada orang itu harus diberikan haknya untuk membalas hal yang setimpal.”
Selesai khalifah berkhotbah, tiba-tiba lelaki asing tadi bangkit seraya berkata; “Ya Amiirul Muminin, saya datang dari Mesir dengan menembus padang pasir yang luas dan tandus, serta menuruni lembah yang curam. Semua ini hanya dengan satu tujuan, yakni ingin bertemu dengan Tuan.”
“Katakanlah apa tujuanmu bertemu denganku,” ujar Umar.
“Saya telah dihina di hadapan orang banyak oleh Amr bin Ash, gubernur Mesir. Dan sekarang saya akan menuntutnya dengan hukum yang sama.”
“Ya saudaraku, benarkah apa yang telah engkau katakan itu?” tanya khalifah Umar ragu-ragu.
“Ya Amiirul Muminin, benar adanya.”
“Baiklah, kepadamu aku berikan hak yang sama untuk menuntut balas. Tetapi, engkau harus mengajukan empat orang saksi, dan kepada Amr aku berikan dua orang pembela. Jika tidak ada yang membela gubernur, maka kau dapat melaksanakan balasan dengan memukulnya 40 kali.”
“Baik ya Amiirul Muminin. Akan saya laksanakan semua itu,” jawab orang itu seraya berlalu. Ia langsung kembali ke Mesir untuk menemui gubernur Mesir Amr bin Ash.
Ketika sampai ia langsung mengutarakan maksud dan keperluannya. “Ya Amr, sesungguhnya seorang pemimpin diangkat oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Dia diangkat bukan untuk golongannya, bukan untuk bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya, dan bukan pula untuk menindas yang lemah dan mengambil hak yang bukan miliknya. Khalifar Umar telah memberi izin kepada saya untuk memperoleh hak saya di muka umum.”
“Apakah kamu akan menuntut gubernur?” tanya salah seorang yang hadir.
“Ya, demi kebenaran akan saya tuntut dia,” jawab lelaki itu tegas.
“Tetapi, dia kan gubernur kita?”
“Seandainya yang menghina itu Amiirul Muminin, saya juga akan menuntutnya.”
“Ya, saudara-saudaraku. Demi Allah, aku minta kepada kalian yang mendengar dan melihat kejadian itu agar berdiri.”
Maka banyaklah yang berdiri.
“Apakah kamu akan memukul gubernur?” tanya mereka.
“Ya, demi Allah saya akan memukul dia sebanyak 40 kali.”
“Tukar saja dengan uang sebagai pengganti pukulan itu.”
“Tidak, walaupun seluruh masjid ini berisi perhiasan aku tidak akan melepaskan hak itu,” jawabnya .
“Baiklah, mungkin engkau lebih suka demi kebaikan nama gubernur kita, di antara kami mau jadi penggantinya,” bujuk mereka.
“Saya tidak suka pengganti.”
“Kau memang keras kepala, tidak mendengar dan tidak suka usulan kami sedikit pun.”
“Demi Allah, umat Islam tidak akan maju bila terus begini. Mereka membela pemimpinnya yang salah dengan gigih karena khawatir akan dihukum,” ujarnya seraya meninggalkan tempat.
Amr binAsh serta merta menyuruh anak buahnya untuk memanggil orang itu. Ia menyadari hukuman Allah di akhirat tetap akan menimpanya walaupun ia selamat di dunia.
“Ini rotan, ambillah! Laksanakanlah hakmu,” kata gubernur Amr bin Ash sambil membungkukkan badannya siap menerima hukuman balasan.
“Apakah dengan kedudukanmu sekarang ini engkau merasa mampu untuk menghindari hukuman ini?” tanya lelaki itu.
“Tidak, jalankan saja keinginanmu itu,” jawab gubernur.
“Tidak, sekarang aku memaafkanmu,” kata lelaki itu seraya memeluk gubernur Mesir itu sebagai tanda persaudaraan. Dan rotan pun ia lemparkan.
Umar wafat pada tahun 23 Hijriah atau 644 Masehi. Saat salat subuh, seorang asal Parsi Firuz menikamnya dan mengamuk di masjid dengan pisau beracun. Enam orang lainnya tewas, sebelum Firus sendiri juga tewas. Banyak dugaan mengenai alasan pembunuhan tersebut. Yang pasti,ini adalah pembunuhan pertama seorang muslim oleh muslim lainnya.
Umar bukan saja seorang yang sederhana, tapi juga seorang yang berani berijtihad. Yakni melakukan hal-hal yang tak dilakukan Rasul. Untuk pemerintah, ia membentuk departemen-departemen.Ia tidak lagi membagikan harta pampas an perang buat pasukannya, melainkan menetapkan gaji buat mereka. Umar memulai penanggalan Hijriah, dan melanjutkan pengumpulan catatan ayat Quran yang dirintis Abu Bakar. Ia juga memerintahkan salat tarawih berjamaah.



Khalifah Umar Bin Khatab dan Gubernur Miskin

Khalifah Umar bin Khattab berniat menggantikan gubernur Syam yang semula dipercayakan kepada Muawiyah. Penggantinya yang diinginkan Khalifah adalah Said bin Amir Al-Jumahi. “Aku ingin memberimu amanah menjadi gubernur,” kata Umar kepada Said. Said berkata, “Jangan kau jerumuskan aku ke dalam fitnah, wahai Amirul Mukminin. Kalian mengalungkan amanah ini di leherku kemudian kalian tinggal aku.” Umar mengira bahwa Said menginginkan gaji, “Kalau begitu, kita berikan untukmu gaji.” Said menjawab, “Allah telah memberiku rizki yang cukup bahkan lebih dari yang kuinginkan.”
Begitulah kursi gubernuran yang ditolak oleh Said dengan halus. Walau akhirnya dia harus menunjukkan ketaatannya kepada Khalifah dengan menaati keinginan Umar yang tetap bersiteguh untuk mengangkatnya sebagai gubernur Syam. Akhirnya hari yang ditentukan untuk keberangkatannya ke Syam tiba. Dari Madinah dia berangkat beserta istrinya menuju tempat tugasnya yang baru.
Sesampainya di Syam, Said memulai hari-harinya dengan amanah baru, menjadi gubernur Syam. Hingga suatu saat Said terlilit kebutuhan yang memerlukan uang. Sementara tidak ada uang pribadinya yang bisa dia pakai. Sementara itu di Madinah Umar mendapatkan tamu utusan dari Syam. Mereka datang untuk melaporkan beberapa kebutuhan dan urusan mereka sebagai rakyat yang hidup di bawah kekhilafahan Umar bin Khattab.
Umar berkata, “Tuliskan nama-nama orang miskin di tempat kalian.”
Mereka pun menuliskan nama-nama orang yang membutuhkan bantuan dari negara. Tulisan itu diserahkan kepada Umar. Dengan agak terkejut, Umar menemui sebuah nama. Said.
“Apakah ini Said gubernur kalian?”
“Ya, itu Said gubernur kami.” “Dia termasuk daftar orang-orang miskin?” tanya Umar lagi mempertegas.
“Ya,” jawab mereka meyakinkan.
Umar kemudian mengambil sebuah kantong dari kain yang terikat ujungnya. “Berikan ini kepada gubernur kalian,” kata Umar sambil memberikan kantong itu kepada mereka.
Rombongan itu akhirnya kembali ke Syam. Setelah sampai, mereka menyampaikan amanah dari Umar itu kepada Said gubernur mereka.
Sore harinya Said pulang ke rumah. Dia membuka kantong tersebut tanpa sepengetahuan istrinya. Dan ternyata kantong tersebut berisi uang seribu dinar. Jumlah yang tidak sedikit. “Innalillahi wainna ilaihi rojiun,” katanya lirih. Ternyata istrinya mendengar perkataan tersebut. “Apakah amirul mukminin meninggal?” tanya istrinya. “Tidak, tetapi musibah yang lebih besar dari itu,” kata Said. “Maukah engkau membantuku?” sambung Said. “Tentu,” jawab istrinya. “Dunia telah memasuki diriku untuk merusak akhiratku,” kata Said.
Esok paginya, Said memanggil orang kepercayaannya untuk membagikan uang itu kepada para janda, anak yatim dan orang miskin yang membutuhkan. Tanpa tersisa sedikit pun. Barulah istrinya memahami kata-kata Said, “Dunia telah memasuki diriku untuk merusak akhiratku.”
Begitulah. Dan memang Said selalu berusaha untuk menjadikan dunia yang dimilikinya untuk membeli akhirat. Agar mendapatkan bidadari surga.
Ketika suatu hari istrinya menuntut uang yang diberikan dari kakhilafahan, sementara uang itu telah habis disumbangkan kepada orang lain. Hingga tuntutannya itu membuat Said tersiksa. Said berusaha menghindari istrinya beberapa hari dengan selalu pulang malam. Agar dia tidak mendengar lagi tuntutan istrinya.
Sampai istrinya akhirnya tahu bahwa hartanya telah habis dibagikan cuma-cuma. Sang istri menangisi kepergian harta itu. Dan inilah yang dikatakan Said kepada istri tercintanya, “Sebenarnya istriku, dulu aku mempunyai teman-teman yang kini telah lebih dulu meninggalkanku. Aku tidak rela setelah mereka pergi aku bergelimang harta. Dan kemudian bidadari surga itu jika muncul di langit dunia akan menerangi seluruh penduduk bumi dan sinarnya itu akan memadamkan sinar matahari dan rembulan. Pakaian yang dia pakai lebih baik daripada dunia seisinya. Maka aku lebih memilih dirimu untuk menjadi bidadariku di surga nanti.” Kata-kata ini membuat istrinya Said ridho.

Kehidupan seorang gubernur Said bin Amir tidak hanya terhenti sampai tingkat kesenangannya membagikan harta. Kalau kita menengok dalam rumahnya lebih ke dalam lagi, kita akan menjumpai kehidupan seorang gunernur yang tak kita jumpai hari ini. Gubernur yang sangat zuhud kepada dunia, tidak merasa begitu perlu dengan harta, maka mustahil kalau dia rela memakan harta rakyatnya.
Inspeksi mendadak yang dilakukan Umar ke Syam akan mengantarkan kita kepada kisah-kisah dalam rumah tangga Said. Begitu sampai Himsa, Umar mengumpulkan penduduk kota tersebut dan bertanya, “Wahai penduduk Himsa, bagaimana kalian mendapati gubernur kalian?” Jawaban mereka cukup mengejutkan, “Kami mengeluhkan empat hal. Pertama, dia selalu keluar kepada kami setelah siang datang.” “Ini berat,” kata Umar. “Kemudian apa?” tanya Umar kembali.
“Kedua, dia tidak melayani siapa pun yang datang malam hari.”
“Ini juga masalah serius, kemudian apa lagi?”
“Ketiga, ada satu hari dalam satu bulan dimana dia tidak keluar sama sekali untuk menemui kami.”
“Ini tidak boleh dianggap enteng, kemudian yang keempat?”
“Dia terkadang pingsan ketika bersama kami.”
Mendengar aduan ini, Umar tidak bisa tinggal diam. Dia merasa perlu untuk cepat menyelesaikan permasalahan yang timbul antara pejabatnya itu dengan rakyatnya. Itulah pemimpin mulia yang langsung mendengar masalah rakyatnya dan langsung memberikan solusi konkrit dan bukan pepesan kosong serta janji memuakkan. Umar membuat pertemuan akbar antara Said sebagai gubernur dan rakyatnya yang siap mengadili gubernur mereka.
“Ya Allah, jangan Engkau kecewakan prasangka baikku selama ini kepadanya.”
Kata Umar membuka pertemuan, “Baiklah, apa yang kalian keluhkan?”
“Pertama, Said tidak keluar menemui kami kecuali setelah siang datang menjelang.”
Said angkat bicara, “Demi Allah sesungguhnya aku tidak suka menjawabnya. Aku tidak mempunyai pembantu, maka aku harus mengadoni roti sendiri, kemudian aku tunggu sampai adonan itu mengambang dan kemudian aku panggang hingga menjadi roti, kemudian aku wudhu dan baru keluar.’
“Terus apa lagi?”
“Kedua, Said tidak mau melayani yang datang kepadanya di malam hari.”
“Apa jawabmu, wahai Said?”
“Sesungguhnya aku tidak suka menjawabnya. Aku menjadikan siang hariku untuk mereka dan aku menjadikan malamku untuk Allah Azza Wajalla saja.”
“Kemudian apa lagi?”
“Ada satu hari tertentu dimana dia tidak keluar sama sekali dari rumahnya.”
“Apa komentarmu?”
“Aku tidak mempunyai pembantu yang mencucikan pakaianku. Sementara aku tidak memiliki pakaian yang lain. Maka aku mencucinya sendiri dan aku tunggu sampai kering, selanjutnya aku keluar kepada mereka saat sudah sore.”
“Selanjutnya apa lagi?”
“Said suka pingsan.”
“Aku menyaksikan meninggalnya Khubaib Al-Anshari di Mekah. Kematiannya sangat tragis di tangan orang-orang kafir Quraisy. Mereka menyayat-nyayat dagingnya kemudian menyalibnya di pohon kurma. Orang Quraisy itu meledek, “Khubaib, apakah kamu rela jika Muhammad sekarang yang menggantikanmu untuk disiksa?” Khubaib menjawab, “Demi Allah, kalau saya berada tenang dengan keluarga dan anakku, kemudian Muhammad tertusuk duri sungguh aku tidak rela.” Ketika itu aku masih dalam keadaan kafir dan menyaksikan Khubaib disiksa sedemikian rupa. Dan aku tidak bisa menolongnya. Setiap ingat itu, aku sangat khawatir bahwa Allah tidak mengampuniku untuk selamanya. Jika ingat itu, aku pingsan.”
Umar berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak mengecewakan prasangka baikku kepadanya.”



Umar Bin Khattab ra Lihat Kisahnya di Sini

Umar bin khattab adalah salah satu khalifah yang sangat pemberani dan di takuti oleh orang-orang qurais, beliau di lahirkan 12 tahun sejak Nabi Muhammad di lahirkan di makkah. Ayah umar bernama khattab dan ibu beliau bernamakhatmah. Perawakan umar bin tinggi besar dan sangat tegap dan juga memliliki otot otot yang kekar dari tangan dan kakinya. Dia juga memiliki jenggot lebat dan wajah yang tampan, oya kulit beliau berwarna coklat kemerah-merahan.

Film Umar Bin Khattab >>> Ada di sini <<<

Umar bin khattab lahir dan di besarkan di lingkungan Bani Adiyang salah satu di antara suku Qurais. Dia adalah khalifah setelah abu bakar as siddiq khalifah ke dua.

Nasab Umar Bin Khattab dari bin nufail bin abdul uzza bin riyah bin Abdullah bin qarth bin razah bin ‘adiy bin ka’bah bin lu’ay bin ghalib. Nasab Umar bin khattab dan nabi Muhammad bertemu pada nasab kakeknya ka’ab. Ada 8 kakek yang menjadi selisih nabi dan umar ibn khattab. Ibu omar umar bin k. bernama hantamah binti hasyim bin al- mughirah al-makhzumiyah. Tahukah anda kalau yang member beliau “kun-yah” bapak hafsh karna anak yang sulungnya memberi laqab atau disebut juga julukan al Faruq.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB4jHBV8zQXfcyBzowGjnAc8orvnXKNizXWAIci6uREFcpd00Twf53gSsFZR_5QIUzRJh8TWfmS-a0jkwij_Pq915lE0v83nDOyyNdkfrBHBCzYkFAOrrwawzMcrhdh3-O_gjLXOOQS5-u/s320/935123_549023711816163_461565063_n.jpg

Doa Nabi untuk Amr bin Hisham atau Umar bin Khattab."

Ya Allah...jadikan Islam ini kuat dengan masuknya islam satu dari kedua orang ini. Umar bin Khattab atau Amr bin Hisham " doa ini di ucapkan beliau saat islam masih pada awal awal perkembangannya. Nabi berharap semoga dengan masukkanya salah satu dari oaring ini dapat menjadi kekuatan baru untuk islam, dan Alhamdulillah yang masuk islam Umar dan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.

Umar bin Khattab masuk Islam

Sebelum omar umar ibn khattab memeluk islam, beliau sangat dikenal sebagai seorang yang sangat keras dan sangat memusuhi kaum Muslimin,karna dia bertaklid kepada paham yang di anut kaum jahiliah secara turun temurun dan kerap juga dia melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji seperti pada umumnya dilakukan kaum jahiliyah, namun umar bin khattab masih tetap bisa menjaga harga dirinya. pada bulan Dzulhijah Beliau mengucapkan dua kalimat syahadat masuk islam pada tahun ke-6 kenabian, dan juga hanya berselang tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib juga memeluk Islam. Allahu Akbar….

Pendek cerita, hehee soalnya kalau di tulis semuanya, bias bisa kering jempol aku http://forum.kompas.com/images/smilies/biggrin.png, lanjut gan,.. pada suatu malam beliau umar ibn khattab secara diam diam datang ke Masjidil Haram untuk apa coba? Yaa untuk nguping alias mendengarkan bacaan shalat Nabi Muhammad saw. Di saat itu bacaan yang Nabi adalah surat Al Haqqah.


Umar bin Khattab pun saat itu langsung kagum dengan susunan kalimat-kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- "Demi Allah, inilah yang sering katakana kaum Qurais apalagi kalau buka syair Kemudian beliau (Omar Umar ibn) mendengar lagi Nabi Membaca ayat 40-41 (yang menyatakan bahwa Al Qur'an bukan syair), lantas dia berkata lagi, "Kalau begitu berarti Muhammad adalah dukun." Kemudian beliau mendengar lagi lanjuatan bacaan Nabi pada ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Qur'an bukan perkataan dukun.) akhirnya Beliau Umar Bin Khattab berkata, "Telah terbetik lslam di dalam hatiku." Akan tetapi kuatnya pengarauh kebiasaan adat jahiliyah pada diri omar, fanatik buta terhadap agama nenek moyangnya seperti petinggi-petinggi Qurais yang lainnya, maka beliau tetap memusuhi Agama yang di bawakan Muhammad saw yaitu Islam.

Lanjut Gan,… Lanjut, jari jari ku sudah hampir seperti jempol semua hehee,.. Allahu akbar. Tetap semangat,… Kemudian pada suatu hari, Umar Bin Khattab ra. keluar dengan pedang yang sudah terhunus dan bermaksud ingin membunuh Nabi Muhammad saw.

Dalam perjalanannya, beliau berjumpa dengan seorang dari Bani Zuhrah laki laki itu bernama Nu`aim bin Abdullah al 'Adawi,. Lekaki itu menghampiri beliau dan bertanya, Mau kemana wahai Umar?" Umar menjawab, mau kemana lagi "Aku ingin membunuh Muhammad." Kemudian Lelaki itu berkata, Bagaimana mungkin kamu akan merasa aman dari bani zuhra dan juga bani hasyim jika hendak ingin membunuh Muhammad ? satu hal lagi yang harus kamu tau umar,… adik perempuanmu telah masuk islam dan suaminya….

Kemudian Umar bin khattab buru buru ke rumah adiknya yang lagi belajar al Quran, surat yang di baca adalah surat Thaha. Saat mendengar ada yang datang, dia itu adalah Umar, lalu khalab bin al Arat (yang mengajari adik umar Al Quran) bersembunyi mendengarkan pembicaraan umar lagi marah marah dan menanyakan bacaan yang di dengarkan tadi, lalu adik dan suaminya berkata kepada umar kami ga membaca apa apa kok…. :P, kemudian umar mengatakan, saya dengar kalian sudah tidak menyembah apa yang aku sembah, agama nenek moyang kita? ." Iparnya lalu berani menjawab, "wahai Umar, lalu bagaimana kalau agama yang benar itu bukan pada agamamu? Karna merasa jengkel setelah mendengar ucapan itu, dia memukul iparnya hingga jatuh dan berdarah akan tetapi dia juga menyesal berbuat seperti itu pada iparnya melihat darah yang mengalir dari wajahnya.

Umar Bin Khattab berkata pada mereka, mana kitab yang kalian baca tadi? Berikan padaku. Aku ingin membacanya, tapi adiknya tidak mengijinkan uamr untuk memegangnya. Lalu ia megatakan kamu umar itu kotor dan tidak boleh di sentuh, jika mau menyentuhnya harus bersuci dulu, setelah umar mandi, dia membacanya. Surat yang di bacanya yaitu surat Thaha, dia heran dan kagum terhadap Al Quran, dia memujinya, lalu dia meminta untuk di pertemukan Rasulullah.

Mendengar perkataan itu, lalu Khabab keluar dari persembunyinnya, dia memberi kabar gembira kepada umar bin khattab. Semoga engkau adalah orang yang telah di doakan nabi pada Rabu malam (malam kamis). Doa Nabi saat berada di rumah dekat shafa, 'Ya Allah, muliakan Islam.dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.'

Lalu, Omar mengambil pedangnya dan segera ke rumah nabi… sesampainya di luar dan mengetuk ngetuk pintu, salah seorang melihat umar dan semua orang yang ada di dalam rumah kaget mendengarnya. Akan tetapi hamzah tidak takut dan berkata bukan dia pintu, kalau dia macam macam, kita bunuh dia tapi kalau dia menginkan kebaikan maka kita menerimanya. Dan nabi menemui umar bin khattab dan berkata . "... Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar binKhattab." Dan dalam riwayat lain: "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar."

Saat itu pula, Umar bersyahadat dan semua orang
di situ bertakbir dengan keras, Allahu akbar, Allahu Akbar, kamu juga yang lagi baca…. http://forum.kompas.com/images/smilies/biggrin.pngumar adalah orang yang ke 40 memeluk agama islam. Saat umar masuk islam Abdullah bin mas’ud mengatakan kami main Berjaya (islam)
Kepemimpinan Umar bin Khattab



http://i.imgur.com/Ku0aS8x.jpg

Semenjak umar masuk islam sangat memberikan pengaruh besar terhadap perjuangan islam saat itu, dia adalah pemimpin yang sangat terkenal keadilannya, tegas, di segani dan juga bijaksana. Dia selalu memperhatikan kepentingan kepentingan umat. Dia merobohkan kesyirikan, menegakkan tauhid dan keimanan, apalagi soal sunnah dia sangat membenci dan mematikan yang namanya bi’dah. Semoga aja pemiempin kita bisa seperti umar bin khattab, Aamiin gan. Beliau juga di kenal tantang pemahaman as sunnah dan al kitab al Qur’an setalah Abu bakar as siddiq.

Tak ada yang bisa meragukan kepemimpinan beliau, saat beliau sebagai khalifah, kekuasan islam makin bertambah luas, diantaranya kairo., kufah, jurjan, barsah, azerbijan, rripoli barat, burqah, irak mesir, syam dan Persia ucapkan Allahu Akbar…Masih banyak lagi yang akan ditaklukkan setelah yang saya sebutkan di atas… mau lihat video umar bin khattab? Kisah umar masih panjang,.. maaf tanganku sudah keriting mengetikkk… jika masih penasaran dengan umar bin khattab, ni ada 30 film umar episode, silahkan di Nonton Gan : www.filmumarbinkhattab.com + bonus nya juga http://forum.kompas.com/images/smilies/biggrin.png

Wafatnya Omar / Umar
Pada tahun dzulhijjah 23 H. umar wafat, tepatnya pada hari rabu. Beliau di tikam oleh seorang budak ketika sementara imam sholat subuh di duga iya mendapat perintah dari kalangan majusi, beliau di makamkan di samping makam nabi dan abu bakar as siddiq. Umar Bin Khattab wafat pada umar 63 Tahun.




Gaji Khalifah (Presiden) Umar Bin Khatab RA

Suatu hari Ali Bin Abu Tholib, Talhah dan salah satu Sahabat lain-nya mendatangi Hafsah r.a, putri Umar Bin Khotob yang juga salah satu Istri Rosululloh.
Maksud kedatangan ke tiga sahabat Rosululloh itu adalah untuk mengusulkan agar gaji Umar sebagai Kholifah (Presiden) di naikkan, karena gaji yang sekarang di terima oleh Umar di pandang terlalu kecil, untuk menyampaikan langsung pada Umar ke tiga sahabat ini merasa takut jika Umar nanti malah marah, maka ketiga sahabat Rosululloh tersebut menemui Hafsah dan meminta tolong agar Hafsah-lah yang menyampaikan usulan tersebut kepada Umar Sang Kholifah waktu itu.
Benar saja, ketika Hafsah menyampaikan usul ketiga shabat Rosululloh tersebut, Wajah Umar Bin Khotob langsung merah padam menahan marah, Umarpun berkata “Siapa ya Hafsah yang berani-beraninya mengusulkan gaji-ku sebagai Kholifah supaya di tambah, biar orang itu aku tempeleng?” tanya Umar dengan nada keras.
Hafsah-pun menjawab “aku akan mengatakan-nya siapa orang itu, tapi aku ingin tahu lebih dulu bagaimana pendapat engkau sebenarnya dengan usulan itu”, jawab Hafsah dengan tenang.
“Wahai Hafsah, engkau sebagai istri Rosululloh ceritakan padaku, bagaimana Rosululloh dulu sewaktu masih hidup dan menjabat sebagai Kholifah”, kata Umar selanjutnya.
Hafsah-pun menerangkan dengan senang hati, “Selama aku mendampingi Rosululloh sebagai salah satu istri Beliau sebagai seorang Kholifah (Presiden), Rosululloh hanya mempunyai dua stel baju, berwarna biru dan merah, Rosululloh-pun hanya mempunyai selembar kain kasar ( terpal ) sebagai alas tidur, Beliau akan melipat kain itu menjadi empat lipatan sebagai bantal tidur jika musim panas tiba dan Beliau akan menggelar kain tersebut serta di sisakan sedikit buat bantal untuk tidur jika musim dingin tiba, aku pernah mengganti alas tidur Rosululloh dengan kain yang halus untuk tidur, esok harinya aku di tegur Beliau ” wahai Hafsah Istriku, janganlah kau lakukan lagi mengganti alas tidurku seperti kemarin, hal itu hanya akan melalaikan orang untuk bangun tengah malam untuk melaksanakan sholat malam bermunajat pada ALLAH SWT”, aku-pun tidak berani lagi melakukan hal itu lagi sampai Beliau wafat”.
“Teruskan ceritamu ya Hafsah” pinta Umar dengan penuh perhatian.
“Rosululloh setiap hari hanya makan roti dari tepung yang amat kasar di campur dengan garam jika pas ada dan di celupkan minyak, Padahal Beliau punya hak dari baitul Mall, tapi Beliau tidak pernah mengambilnya dan mempergunakan-nya, semuanya di bagikan pada fakir miskin” tutur Hafsah selanjutnya. “Aku pernah pagi-pagi menyapu remukan roti di kamar, oleh Rosululloh remukan roti tersebut di kumpulkan dan di makan dengan lahap-nya, bahkan Beliau berniat untuk mebagikan pada orang lain” begitu tutur Hafsah menutup ceritanya.
Kata Umar “Wahai Hafsah sekarang dengarlah olehmu, jika ada tiga sahabat yang akan mengadakan suatu perjalanan dengan tujuan yang sama dan jalan yang harus di tempuh itu harus sama, mana mungkin jika ada salah satu sahabat itu menempuh jalan yang lain akan bisa bertemu pada satu tujuan, Rosululloh telah sampai pada tujuan itu, Abu Bakar Insya Allah juga telah sampai pada tujuan itu dan sekarang telah berkumpul kembali dengan Rosululloh karena Abu Bakar menempuh jalan yang sama dengan yang dulu di tempuh oleh Rosululloh. Sekarang diriku masih dalam perjalanan belum sampai tujuan, apakah mungkin aku akan menempuh jalur lain sehingga mengakibatkan aku tidak akan sampai tujuan dan berkumpul dengan Rosululloh dan Abu Bakar? Tidak, aku sekali-kali TIDAK akan menerima tawaran itu, karena hal itu tidak pernah di lakukan oleh Rosululloh dan Abu Bakar, dan akupun tidak akan menggunakan hak-ku dari baitul mall untuk kepentingan diriku, semuanya telah aku serahkan untuk kepentingan fakir miskin”.



Lima Wasiat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Sahabat Rasul SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq, berkata, ”Kegelapan itu ada lima dan pelitanya pun ada lima. Jika tidak waspada, lima kegelapan itu akan menyesatkan dan memerosokkan kita ke dalam panasnya api neraka. Tetapi, barangsiapa teguh memegang lima pelita itu maka ia akan selamat di dunia dan akhirat.”
Kegelapan pertama adalah cinta dunia (hubb al-dunya). Rasulullah bersabda, ”Cinta dunia adalah biang segala kesalahan.” (HR Baihaqi). Manusia yang berorientasi duniawi, ia akan melegalkan segala cara untuk meraih keinginannya. Untuk memeranginya, Abu Bakar memberikan pelita berupa takwa. Dengan takwa, manusia lebih terarah secara positif menuju jalan Allah, yakni jalan kebenaran.
Kedua, berbuat dosa. Kegelapan ini akan tercerahkan oleh taubat nashuha (tobat yang sungguh-sungguh). Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, di dalam hatinya timbul satu titik noda. Apabila ia berhenti dari berbuat dosa dan memohon ampun serta bertobat, maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, bertambah hitamlah titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya.” (HR Ahmad). Inilah al-roon (penutup hati) sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Muthaffifin (83) ayat 14.
Ketiga, kegelapan kubur akan benderang dengan adanya siraj (lampu penerang) berupa bacaan laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah. Sabda Nabi SAW, ”Barangsiapa membaca dengan ikhlas kalimat laa ilaaha illallah, ia akan masuk surga.” Para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulallah, apa wujud keikhlasannya?” Beliau menjawab, ”Kalimat tersebut dapat mencegah dari segala sesuatu yang diharamkan Allah kepada kalian.”
Keempat, alam akhirat sangatlah gelap. Untuk meneranginya, manusia harus memperbanyak amal shaleh. QS Al-Bayyinah (98) ayat 7-8 menyebutkan, orang yang beramal shaleh adalah sebaik-baik makhluk, dan balasan bagi mereka adalah surga ‘Adn. Mereka kekal di dalamnya.
Kegelapan kelima adalah shirath (jembatan penyeberangan di atas neraka) dan yaqin adalah penerangnya. Yaitu, meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati segala hal yang gaib, termasuk kehidupan setelah mati (eskatologis). Dengan keyakinan itu, kita akan lebih aktif mempersiapkan bekal sebanyak mungkin menuju alam abadi (akhirat). Demikian lima wasiat Abu Bakar. Semoga kita termasuk pemegang kuat lima pelita itu, sehingga menyibak kegelapan dan mengantarkan kita ke kebahagiaan abadi di surga. Amin.
[Nur Iskandar, Republika, Hikmah]



Abu Bakar Dengan Tukang Ramal

Abu Bakar mempunyai seorang hamba yang menyerahkan sebagian dari pendapatan hariannya. Pada suatu hari hambanya itu telah membawa makanan lalu dimakan sedikit oleh Abu Bakar. Hamba itu berkata:
“Kamu selalu bertanya tentang sumber makanan yang aku bawa tetapi hari ini kamu tidak berbuat demikian”.
“Aku terlalu lapar sehingga aku lupa bertanya. Terangkan kepada ku dimana kamu mendapat makanan ini”.
Hamba: “Sebelum aku memeluk Islam aku menjadi tukang ramal. Orang-orang yang aku ramal nasibnya kadang-kadang tidak dapat bayar uang kepadaku. Mereka berjanji akan membayarnya apabila sudah memperoleh uang. Aku telah berjumpa dengan mereka hari ini. Merekalah yang memberikan aku makanan ini.”
Mendengar kata-kata hambanya Abu Bakar memekik : “Ah! Hampir saja kau bunuh aku”.
Kemudian dia coba mengeluarkan makanan yang telah ditelannya. Ada orang yang menyarankan supaya dia mengisi perutnya dengan air dan kemudian memuntahkan makanan yang ditelannya tadi. Saran ini diterima dan dilaksanakannya sehingga makanan itu dimuntah keluar.
Kata orang yang mengamati : “Semoga Allah memberikan rahmat atas mu. Kamu telah bersusah payah karena makanan yang sedikit”.
Kepada orang itu Abu Bakar menjawab: Aku sudah pasti memaksanya keluar walaupun dengan berbuat demikian aku mungkin kehilangan nyawaku sendiri. Aku mendengar Nabi berkata : “Badan yang tumbuh subur dengan makanan haram akan merasakan api neraka”. Oleh karena itulah maka aku memaksa makanan itu keluar takut kalau-kalau ia menyuburkan badanku.
Abu Bakar sangat teliti tentang haram halalnya makanan yang dimakannya.
Jangan mendapatkan harta melalui jalan yang haram, Jangan gunakan harta yang haram bagi diri sendiri apalagi untuk orang lain.
Kelak diyaumil akhir akan ditanya “Dari mana kamu peroleh hartamu & kemana kau belanjakan “



Ketegasan Abu Bakar Soal Zakat

Sewaktu Sahabat Abu Bakar menjadi khalifah menggantikan Rasulullah SAW, maka ia adalah seorang yang sangat tegas dalam menarik zakat kepada para saudagar dan orang-orang kaya yang telah memiliki banyak kelebihan harta.
Khalifah Abu bakar tercatat senantiasa bertindak tegas kepada siapa pun yang membangkang membayar zakat. Pada zaman itu, negara bertindak sebagai satu-satunya pihak yang berhak mendistribusikan dana zakat yang diperoleh dari para penyetor zakat. Pada waktu itu belum tersedia jasa swasta untuk menyalurkan zakat. Karenanya, jika tidak dibagikan sendiri secara langsung kepada orang-orang yang berhak, tentu negara lah yang akan mengambil alih pengelolaannya.
Sahabat Abu Bakar RA selalu bertindak sesuai prosedur yang telah disepakati oleh negara, pertama-tama dikirimkanlah surat kepada setiap gubernur yang membawahi daerah-daerah kekuasaan Islam untuk menyiapkan perangkat-perangkat penarik zakat. Mulai dari personil, perlengkapan hingga patung hukum yang dapat membantu pelaksanaan penarikan zakat tersebut.
Dalam surat-suratnya tersebut, Abu Bakar menyatakan bahwa zakat adalah ibadah wajib (fardhu) yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW kepada kaum muslimin yang telah memenuhi kualifikasi.
Termasuk surat-surat Abu Bakar selalu menyebut bahwa zakat harus diberikan menurut kadar kebutuhan seseorang. Abu Bakar melarang keras untuk memberikan zakat melebihi ketentuan semestinya. Ia melarang setiap amil zakat untuk memberikan jatah zakat diluar ketentuan, meskipun mereka meminta lebih. (HR. Ahmad, Nasa’i, Abu Daud, Al-Bukhari dan ad-Daraquthni)
Ketika sepeningal Rasulullah, ternyata orang-orang Arab kembali menolak membayar zakat, maka Abu Bakar segera berunding dengan sahabat Umar RA. Tentang tindakan apa yang harus mereka ambil terhadap para pembangkang tersebut. Apakah mereka dapat diperangi karena menolak membayar zakat?
Karena dimintai pendapat oleh Khalifah, maka Umar pun angkat bicara, “Demi Allah, tiada lain yang aku lihat selain Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi mereka, maka aku pun tahu bahwa Abu Bakar berada pada posisi yang benar.” (HR. Abu Daud, shahih)



Ketika Umar Akan Penggal Kepala Orang

Nasib malang menimpa salah seorang musyrikin Quraisy, Hakam bin Kaisan. Kekalahan kelompoknya dalam perang Badar mengubah jalan hidupnya sebagai tawanan dan hampir saja kehilangan kepala.
Umar bin Khattab beriniat akan memenggal kepala Hakam lantaran tak terlalu sabar menunggu keinsafan orang Quraisy tersebut atas ajaran Islam. Meski sebagai tawanan, Hakam tetap tak beranjak dari ajaran jahiliyahnya.
 ”Sebaiknya lepaskan saja ia. Kita serahkan saja kepada Rasulullah,” usul bawahan Umar, Miqdad bin Amr.
Mereka akhirnya sepakat membawa Hakam menghadap Rasulullah SAW. Dalam pertemuan itu, Hakam menerima  banyak pelajaran dari Rasulullah.
”Ya Rasulallah, untuk apa Engkau mendakwahinya? Demi Allah, orang ini tidak akan masuk Islam sampai akhir abad. Biarkan aku memenggal kepalanya supaya ia kembali ke perut neraka Hawiyah,” protes Umar.
Rasulullah tak menoleh sedikit pun kepada Umar. Mungkin mengabaikannya. Tapi, Hakam akhirnya benar-benar jatuh hati dengan Islam.
 Menyaksikan kebijaksanaan Nabi dan proses Hakam memeluk Islam, Umar pun menyesali perbuatannya. ”Bagaimana aku sampai membantah Nabi SAW untuk perkara yang sesungguhnya beliau lebih mengetahui?” katanya.
Diriwayatkan, Hakam pernah bertanya kepada Rasulullah, ”Apa itu Islam?”
”Engkau menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Engkau bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya,” jawab Rasulullah.
”Sungguh aku telah memeluk agama Islam,” jawab Hakam.
Nabi segera menoleh kepada para sahabatnya. ”Seandainya saja aku memenuhi keinginan kalian (untuk membunuh Hakam) beberapa saat yang lalu, pasti ia sudah masuk neraka.”
Dalam perkembangannya, Hakam berubah menjadi muslim yang sangat saleh dan taat. Bahkan Hakam turut berjuang di medan perang bersama Nabi hingga ia wafat sebagai syahid di Bi’r Ma’unah.
Bi’r Ma’unah adalah tempat syahidnya 70 sahabat pada bulan Shafar tahun ke-4 Hijriyah. Saat itu, Rasulullah mengungkapkan rasa dukanya yang mendalam atas peristiwa memilukan yang menimpa para sahabatnya selama beberapa hari dengan qunut nazilah.





http://lifeofwriting.com/alkisah/page/8/



Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu

Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu7

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling utama bahkan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Abu Bakar memeluk Islam tatkala orang-orang masih mengingkari Nabi.
Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu mengatakan, “(Di awal Islam) Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya bersama lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhum ‘ajmain.” (Riwayat Bukhari).
Sebagaimana telah masyhur, laqob ash-shiddiq disematkan padanya karena ia selalu membenarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana pada pagi hari setelah kejadian isra mi’raj orang-orang kafir berkata kepadanya, “Temanmu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam”. Abu Bakar menjawab, “Jika ia berkata demikian, maka itu benar”.
Keutamaan Abu Bakar
Pertama, dijamin masuk surga dan memasuki semua pintu yang ada di sana, padahal saat itu beliau masih menjejakkan kaki di muka bumi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, mereka yang berpuasa akan dipanggila dari pintu puasa, yaitu pintu Rayyan. Lantas Abu Bakar bertanya; “Jika seseorang (yang masuk surga) dipanggil dari salah satu pintu, itu adalah sebuah kepastian. Apakah mungkin ada orang akan dipanggil dari semua pintu tersebut wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakar.” (HR. al-Bukhari & Muslim).
Kedua, Abu Bakar adalah laki-laki yang paling dicintai oleh Rasulu shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‘Amr bin Al Ash radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi shallallahu’alahi wa sallam, “Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim).
Ketiga, Allah mempersaksikan bahwa Abu Bakar adalah orang yang ikhlas dalam mengamalkan ajaran Islam. Allah Ta’ala berfirman,
وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ. وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ. إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ. وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)
Para ulama, di antaranya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata, sebab turun ayat ini adalah berkaitan dengan Abu Bakar ash-Shiddiq (Tafsir as-Sa’di, Hal: 886).
Keempat, orang-orang musyrik menyifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah menyifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang diperintahkan Rasulullah untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Meskipun Abu Bakar lebih senang berada di sisi Rasulullah, namun Rasulullah mengkhawatirkan keselematan Abu Bakar karena kabilahnya termasuk kabilah yang lemah, tidak mampu melindunginya dari ancaman orang-orang kafir Quraisy.
Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang bernama Barku al-Ghumad, Abu Bakar berjumpa dengan seseorang yang dikenal dengan Ibnu Dughnah yang kemudian menanyakan perihal tentangnya. Lalu Ibnu Dughnah mengajaka Abu Bakar kembali ke Mekah dan ia berkata kepada kafir Quraisy, “Apakah kalian mengusir orang yang suka menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (Riwayat Bukhari)
Sifat yang sama seperti sifat yang dikatakan Ummul Mukminin Khadijah tatkala menenangkan Rasulullah tatkala pertama kali menerima wahyu.
Oleh karena itu, tidak heran sampai-sampai Umar bin al-Khattab menyifati keimanan Abu Bakar dengan permisalan yang sangat luar biasa. Umar mengatakan, “Seandainya ditimbang iman Abu Bakar dengan iman seluruh penduduk bumi, niscaya lebih berat iman Abu Bakar.” (as-Sunnah, Jilid 1 hal. 378).
Meneladani Abu Bakar
Pertama, meneladani kecintaannya kepada Rasulullah.
Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia menceritakan, setiap harinya Rasulullah selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari. namun pada hari dimana Rasulullah diizinkan untuk berhijrah, beliau datang tidak pada waktu biasanya. Abu Bakar yang melihat kedatangan Rasulullah berkata, “Tidaklah Rasulullah datang di waktu (luar kebiasaan) seperti ini, pasti karena ada urusan yang sangat penting”. Saat tiba di rumah Abu Bakar, Rasulullah bersabda, “Aku telah diizinkan untuk berhijrah”. Kemudian Abu Bakar menanggapi, “Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Iya, temani aku”. Abu Bakar pun menangis.
Kemudian Aisyah mengatakan, “Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”.
Abu Bakar kemudian berkata, “Wahai Nabi Allah, ini adalah kedua kudaku yang telah aku persiapkan untuk hari ini”. Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Subhanallah! Abu Bakar menangis bahagia karena bisa hijrah bersama Rasulullah. Padahal hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar membuat nyawa terancam, meninggalkan harta, meninggalkan keluarga; anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada Rasulullah membuatnya lebih mengutamakan Rasulullah daripada harta, anak, istri, bahkan dirinya sendiri.
Kedua, menangis saat membaca Alquran.
Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya sehingga tatkala membaca Alquran, matanya senantiasa berurai air mata. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin. Lalu Aisyah mengomentari hal itu, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia membaca Alquran, ia tak mampu menahan tangisnya”. Aisyah khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.
Karena bacaan Alqurannya pula, orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada Ibnu Dhughnah –orang yang menjamin Abu Bakar- agar ia meminta Abu Bakar membaca Alquran di dalam rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi di tempat-tempat umum. Mereka khawatir istri-istri dan anak-anak mereka terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu Bakar.
Ketiga, berhati-hati terhadap harta yang haram atau syubhat.
Dikisahkan pula dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:
“Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata, ‘Apakah Anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya, ‘Dari mana?’ Ia menjawab, ‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Yang Anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan.” (HR. Bukhari).
Kami tutup tulisan ini dengan sebuah hadits dari Anas bin Malik. Ada seseorang yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain, Anas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.” (HR. Bukhari).




 

Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu

Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu7

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling utama bahkan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Abu Bakar memeluk Islam tatkala orang-orang masih mengingkari Nabi.
Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu mengatakan, “(Di awal Islam) Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya bersama lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhum ‘ajmain.” (Riwayat Bukhari).
Sebagaimana telah masyhur, laqob ash-shiddiq disematkan padanya karena ia selalu membenarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana pada pagi hari setelah kejadian isra mi’raj orang-orang kafir berkata kepadanya, “Temanmu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam”. Abu Bakar menjawab, “Jika ia berkata demikian, maka itu benar”.
Keutamaan Abu Bakar
Pertama, dijamin masuk surga dan memasuki semua pintu yang ada di sana, padahal saat itu beliau masih menjejakkan kaki di muka bumi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, mereka yang berpuasa akan dipanggila dari pintu puasa, yaitu pintu Rayyan. Lantas Abu Bakar bertanya; “Jika seseorang (yang masuk surga) dipanggil dari salah satu pintu, itu adalah sebuah kepastian. Apakah mungkin ada orang akan dipanggil dari semua pintu tersebut wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakar.” (HR. al-Bukhari & Muslim).
Kedua, Abu Bakar adalah laki-laki yang paling dicintai oleh Rasulu shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‘Amr bin Al Ash radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi shallallahu’alahi wa sallam, “Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim).
Ketiga, Allah mempersaksikan bahwa Abu Bakar adalah orang yang ikhlas dalam mengamalkan ajaran Islam. Allah Ta’ala berfirman,
وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ. وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ. إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ. وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)
Para ulama, di antaranya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata, sebab turun ayat ini adalah berkaitan dengan Abu Bakar ash-Shiddiq (Tafsir as-Sa’di, Hal: 886).
Keempat, orang-orang musyrik menyifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah menyifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang diperintahkan Rasulullah untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Meskipun Abu Bakar lebih senang berada di sisi Rasulullah, namun Rasulullah mengkhawatirkan keselematan Abu Bakar karena kabilahnya termasuk kabilah yang lemah, tidak mampu melindunginya dari ancaman orang-orang kafir Quraisy.
Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang bernama Barku al-Ghumad, Abu Bakar berjumpa dengan seseorang yang dikenal dengan Ibnu Dughnah yang kemudian menanyakan perihal tentangnya. Lalu Ibnu Dughnah mengajaka Abu Bakar kembali ke Mekah dan ia berkata kepada kafir Quraisy, “Apakah kalian mengusir orang yang suka menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (Riwayat Bukhari)
Sifat yang sama seperti sifat yang dikatakan Ummul Mukminin Khadijah tatkala menenangkan Rasulullah tatkala pertama kali menerima wahyu.
Oleh karena itu, tidak heran sampai-sampai Umar bin al-Khattab menyifati keimanan Abu Bakar dengan permisalan yang sangat luar biasa. Umar mengatakan, “Seandainya ditimbang iman Abu Bakar dengan iman seluruh penduduk bumi, niscaya lebih berat iman Abu Bakar.” (as-Sunnah, Jilid 1 hal. 378).
Meneladani Abu Bakar
Pertama, meneladani kecintaannya kepada Rasulullah.
Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia menceritakan, setiap harinya Rasulullah selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari. namun pada hari dimana Rasulullah diizinkan untuk berhijrah, beliau datang tidak pada waktu biasanya. Abu Bakar yang melihat kedatangan Rasulullah berkata, “Tidaklah Rasulullah datang di waktu (luar kebiasaan) seperti ini, pasti karena ada urusan yang sangat penting”. Saat tiba di rumah Abu Bakar, Rasulullah bersabda, “Aku telah diizinkan untuk berhijrah”. Kemudian Abu Bakar menanggapi, “Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Iya, temani aku”. Abu Bakar pun menangis.
Kemudian Aisyah mengatakan, “Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”.
Abu Bakar kemudian berkata, “Wahai Nabi Allah, ini adalah kedua kudaku yang telah aku persiapkan untuk hari ini”. Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Subhanallah! Abu Bakar menangis bahagia karena bisa hijrah bersama Rasulullah. Padahal hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar membuat nyawa terancam, meninggalkan harta, meninggalkan keluarga; anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada Rasulullah membuatnya lebih mengutamakan Rasulullah daripada harta, anak, istri, bahkan dirinya sendiri.
Kedua, menangis saat membaca Alquran.
Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya sehingga tatkala membaca Alquran, matanya senantiasa berurai air mata. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin. Lalu Aisyah mengomentari hal itu, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia membaca Alquran, ia tak mampu menahan tangisnya”. Aisyah khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.
Karena bacaan Alqurannya pula, orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada Ibnu Dhughnah –orang yang menjamin Abu Bakar- agar ia meminta Abu Bakar membaca Alquran di dalam rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi di tempat-tempat umum. Mereka khawatir istri-istri dan anak-anak mereka terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu Bakar.
Ketiga, berhati-hati terhadap harta yang haram atau syubhat.
Dikisahkan pula dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:
“Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata, ‘Apakah Anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya, ‘Dari mana?’ Ia menjawab, ‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Yang Anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan.” (HR. Bukhari).
Kami tutup tulisan ini dengan sebuah hadits dari Anas bin Malik. Ada seseorang yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain, Anas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.” (HR. Bukhari).


faktor-faktor yang berhubungan dengan gingivitis pada ibu hamil

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Gingiva

2.1.1        Pengertian Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi linggir (riedge) alveolar. Merupakan bagian dari apparatus pendukung gigi, periodonsium, dan dengan membentuk dengan gigi, gingival berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Gingiva tergantung pada gigi geligi: bila ada gigi geligi, gingival juga ada dan bila gigi di cabut gingival akan hilang (Manson, 1993)

Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang paling luar. Gingival sering kali di pakai indicator bila jaringan periodontal terkena penyakit. Hal ini disebabkan karena kebanyakan penyakit periodontal dimulai dari gingival, kadang-kadang gingival juga dapat menggambarkan tulang alveolar yang berada dibawahnya (herrijulianti, 2009)

2.1.2        Gambaran Klinis Gingiva Normal
Gambaran klinis gingiva dipakai sebagai dasar untuk mengetahui perubahan patologis yang terjadi pada gingival yang terjangkit suatu penyakit.

Gambaran klinis gingival klinis gingival normal terdiri dari:
1.        Warna gingiva
Warna gingiva normal umumnya berwarna merah jambu (corak pink) hal ini diakibatkan oleh adanya suplai darah, tebal dan derajat lapisan keratin epithelium serta sel-sel pigmen. Warna ini bervariasi pada setiap orang dan erat hubungannya dengan pigmentasi kutaneus. Pigmentasi pada gingival biasanya terjadi pada individu yang memiliki warna kulit yang gelap. Pigmentasi pada attached gingiva mulai dari coklat sampai hitam. Warna pada alveolar mukosa lebih merah, hal ini disebabkan oleh karena alveolar mucosa tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis.

2.        Besar Gingiva
Besar gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan suplai darah. Perubahan besar gingival merupakan gambaran yang paling sering di jumpai pada penyakit periodontal.

3.        Kontur gingiva
Kontur dan besar gingival sangat bervariasi. Keadaan ini dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkungan, lokalisasi dan luas area kontak proksimal dan dimensi embrasure (interdental) gingiva oral maupun vestibular. Interdental papil menutupi bagian interdental, sehingga tampak lancip.

4.        Konsistensi
Gingival melekat erat kestruktur dibawahnya dan tidak mempunyai lapisan submukusa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.
5.        Teksture
Permukaan attached gingiva berbintik-bintik seperti kulit jeruk. Bintik-bintik ini disebut stipiling. Stipiling akan terlihat jelas apabila permukaan gingival kering (Daliemunthe, 2008).

2.2    Gingivitis

2.2.1        Pengertian Gingivitis
Gingivitis adalah akibat proses peradangan gusi. Biasanya disebabkan oleh gangguan kuman, dan tanpa plak penyakit gusi tidak terjadi. Ini berarti, dapat disembuhkan bilang rajin membersihkan semua plak dari gigi (John Besfrord, 1996).

Kemunduran atau penyusutan gusi disebut juga dengan atropi atau degenerasi. Jadi kebalikan dari radang. Radang yang disebut juga inflamasi, ada tanda – tanda membengkak, memerah, sakit dan temperatur meninggi di daerah inflamasi atau radang. Sedangkan atropi sebaliknya, tidak ada pembengkakan, melainkan penyusutan atau pengecilan. Ini disebabkan kurangnya bahan makanan melalui darah yang datang ke jaringan tersebut. Ini bisa disebabkan suplai darah di daerah itu sangat kurang ( Machfoedz, 2005)

2.2.2        Macam-macam Gingivitis
Menurut Daliemunthe (2008), Gingivitis terdiri dari 5 macam gingivitis, yaitu:
1.        Givitis Marginalis adalah peradangan gingival bagian marginal yang merupakan stadium awal dari penyakit periodontal (rosad, 2008)
2.        Gingivitis Pubertas adalah gingivitis yang sering terjadi pada anak-anak usai pubertas, yang ditandai dengan gejala gingiva mengalami perubahan warna menjadi merah sampai kebiru-biruan, konsistensi gingival berubah menjadi lunak atau edematous, licin dan berkilat dan permukaan gingival, terutama papilla interdental yang terlibat terlihat licin dan berkilat.
3.        Gingivitis Pregnancy adalah gingivitis yang sering terjadi pada ibu hamil biasanya di tandai dengan gejala gingiva yang cenderung mudah berdarah, baik karena iritasi mekanis maupun secara spontan, gingiva biasanya mengalami perubahan warna menjadi merah terang sampai merah kebiru-biruan dan konsistensi gingiva bebas dan gingiva interdental adalah lunak gingiva (mudah tercabik).
4.        Scorbotic Gingivitis merupakan yang terjadi karena defisiensi vitamin C, di tandai adanya hiperplasi atau ulserasi dan berwarna merah terang atau merah menyala.
5.        Anug (Acute Necrotizing Ulserative Gingivitis) merupakan satu –satunya gingivitis yang akut, terjadi sangat mendadak dan cepat meluas. Biasanya terjadi pada masa pergantian gigi di mana anak mempunyai oral hygiene buruk. Nama lain dari Anug adalah Vincent’s Gingivitis atau Trench Month.

2.2.3        Proses terjadinya gingivitis
Menurut John Besford (1996), proses terjadinya gingivitis di mulai dari :
1.        Tahap pertama
Plak yang terdapat pada gigi di dekat gusi menyebabkan gusi menjadi merah (lebih tua dari merah jambu), sedikit membengkak (membulat dan bercahaya, tidak tipis dan berbintik seperti kulit jeruk), mudah berdarah ketika di sikat (karena adanya luka kecil pada poket gusi), tidak ada rasa sakit.
2.        Tahap kedua
Setelah beberapa bulan atau beberapa tahun peradangan ini berlangsung. Plak pada gigi dapat menyebabkan serabut paling atas antara tulang rahang dan akar gigi membusuk, dan ini diikuti dengan hilangnya sebagian tulang rahang pada tempat perlekatan. Poket gusi juga menjadi lebih dalam dengan penurunan tinggi tulang rahang tersebut. Gusi tetap berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah ketika disikat. Tetapi tidak terasa sakit.

3.        Tahap ketiga
Setelah beberapa tahun tanpa pembersihan plak yang baik, dapat terjadi tahap ketiga. Saat ini akan lebih banyak lagi tulang rahang yang rusak dan gusi semakin turun, meskipun tidak secepat kerusakan tulan g. Poket gusi menjadi lebih dalam (lebih dari 6 mm). karena tulang hilang, gigi mulai terasa sakit goyang, dan gigi depan kadang-kadang mulai bergerak dari posisi semula. Kemerahan, pembengkakan, dan pendarahan masih tetap seperti sebelumnya, dan tetap tidak ada rasa sakit.

4.        Tahap terakhir
Tahap – tahap ini biasanya terjadi pada usia 40-an atau 50-an tahun, tetapi terkadang dapat lebih awal. Setelah beberapa tahun lagi tetap tanpa pembersihan plak yang baik dan perawatan gusi, tahap terakhir dapat dicapai. Sekarang kebanyakan tulang di sekitar gigi telah mengalami kerusakan sehingga beberapa gigi menjadi sangat goyang, dan mulai sakit. Pada tahap ini merupakan suatu akibat gingivitis yang biarkan, sehingga gingivitis terus berlanjut ketahap paling akut yaitu periodontitis.

2.2.4        Faktor-faktor Penyebab Gingivitis
Faktor-faktor etiologi penyakit gingiva dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, berdasarkan keberadaannya, menurut Daliemunthe (2008) faktor – faktor tersebut dapat di klasifikasikan atas :
1.        Faktor lokal
a.         Plak dental / plak bakteri adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk kepermukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat.
b.         Kalkulus dental adalah massa terklasifikasi yang melekat kepermukaan gigi asli maupun gigi tiruan. Bisanya kalkulus terdiri dari plak bakteri yang telah mengalami mineralisai. Berdasarkan lokasi perlekatannya di kaitkan dengan tepi gingiva, kalkulus dental dapat di bedakan atas kalkulus suprangingival dan subgingival.
c.         Material alba adalah deposit lunak, bersifat melekat, berwarna kuning atau putih keabu-abuan, dan daya melekatnya lebih rendah di bandingkan plak dental.
d.        Stein dental adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi.
e.         Debris / sisa makanan.

2.        Faktor sistemik
Faktor – faktor sistemik adalah faktor yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan misalnya:
a.         Genetik
b.        Nutrisional
c.         Hormonal misalnya : kehamilan dan diabetes
d.        Hematologi / penyakit darah misalnya : anemia, dan leukemia.
e.         Obat-obatan misalnya : dilantin, fenition, dan DPH

3.        Faktor luar
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Demikian juga permasalah kesehatan gigi dan mulut, tidak hanya dilihat dari segi kesehatan gigi dan mulut itu sendiri, tapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit” atau kesehatan gigi dan mulut itu sendiri.

Dilihat menurut Notoadmotjo (2003) hanya faktor yang mempengaruhi kesehatan di dalam hal ini kesehatan gigi dan mulut yaitu:
a.         Faktor keturunan
b.        Perilaku
c.         Pelayanan kesehatan
d.        Lingkungan

2.2.5        Indeks Gingival ( gingival index)
Indeks yang di perkenalkan oleh Leo dan Silness ini digunakan untuk menilai derajat keparahan inflamasi. Pengukuran dilakukan pada gingival diempat sisi gigi geligi yang diperiksa : papilla distovestibular, tepi gingival vestibular, papilla mesiovestibular, dan tepi gingival oral.
Skor / Nilai
Gingiva
Kondisi Gingiva
0
Gingiva Normal
1
Inflamasi ringan pada gingival yang di tandai dengan perubahan warna, sedikit oedema, pada palpasi tidak terjadi pendarahan
2
Inflamasi gingival sedang, gingiva berwarna merah, oedema, dan berkilat, pada palpasi terjadi pendarahan.
3
Inflamasi gingival parah, gingival berwarna merah menyolok, oedermatous, terjadi ulserasi, gingival cenderung berdarah spontan.

Skor untuk setiap gigi diperoleh dengan menunjukkan skor dari keempat sisi yang diperiksa lalu dibagi dengan empat (jumlah sisi yang diperiksa pergigi). Skor Indeks Gingiva (IG) untuk individu diperoleh dengan membagi jumlah skor dari semua gigi yang diperiksa dengan jumlah gigi yang diperiksa.

Menurut saidina, 2008 keparahan inflamasi gingival secara klinis dapat ditentukan dari skor indeks gingival dengan criteria sebagai berikut :
Skor Indeks Gingiva
Kondisi Gingiva
0,1 – 1,0
1,1 – 2,0
2,1 – 3,0
Gingivitis Ringan
Gingivitis Sedang
Gingivitis parah



2.2.6        Tanda – tanda Gingivitis
Menurut Drg. Donna Pratiwi (2007), ada beberapa tanda – tanda gingivitis, yaitu:
1.        Saat dan setelah menyikat gigi, ada noda darah yang tertinggal pada bulu sikat gigi.
2.        Saat meludah, ada darah di dalam air liur.
3.        Gusi bisa di pisahkan dari menggunakan tusuk gigi.
4.        Warna gusi mengkilap dan bengkak, kadang – kadang berdarah saat di sentuh..
5.        Tidak selalu di sertai rasa sakit.
6.        Terdapat akumulasi karang gigi di sekitar leher gigi.

2.2.7        Akibat Lanjut dari Gingivitis
Setelah beberapa tahun tanpa pembersihan plak dan perawatan gusi baik, maka plak akan bersifat basa. Kalsium akan mengendap pada lapisan plak, terjadilah pengapuran sehingga plak mengeras menjadi kalkulus, selain mengandung banyak kuman, permukaan yang kasar akan merusak baik gusi maupun jaringan periodontium di bawahnya (Jhon Bestford, 1996).

2.2.8        Penanggulangan Gingivitis
Menurut Manson (1993), dalam upaya penanggulangan gingivitis mencakup 3 aspek yaitu upaya promotif, prefentif, dan kuratif, yaitu:
1.        Upaya Promotif
Upaya promotif dalam penanggulangan gingivitis yaitu sebagai berikut:
a.         Dokter gigi ataupun perawat gigi memberikan informasi tentang kesehatan gigi.
b.        Memberikan informasi dan pengarahan tentang teknik – teknik pengontrolan plak.
c.         Mendidik pasien agar pasien mengetahui cara – cara menjaga kebersihan mulutnya.

2.        Upaya prefentif
Upaya prefentif dalam penanggulangan gingivitis yaitu sebagai berikut:
a.         Menjaga oral hygiene
b.        Sikat gigi merupakan salah satu cara yang semua orang sudah tahu, mungkin juga sudah dilakukan setiap hari. Jadi yang penting disini adalah pengenalan tehnik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Tehnik sikat gigi yang secara horizontal adalah lazim dikenal umum, dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat resesi gingival dan abrasi gigi. Lebih lanjut lagi, penyakit – penyakit periodontal akan lebih mudah terjadi.
c.         Dental flosh atau benang gigi merupakan cara yang akhir – akhir ini mulai banyak di perkenalkan, dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela – sela gigi. Tapi teknik harus di mengerti dengan tepat karena jikalau tidak, alih – alih mencegah penyakit periodontal, yang terjadi malah melukai gusi dan membuat radang.
d.        Kontrol ke dokter gigi secara teratur di perlukan sebagai salah satu upaya preventif, karena merekalah ahlinya dan terkadang kita sendiri seringkali luput mengamati perubahan pada gigi dan gusi yang masih kecil. Bagi mereka yang pernah menderita penyakit periodontal disarankan untuk control secara teratur ke dokter gigi setiap 3 bulan sekali.

3.        Upaya Kuratif (pengobatan)
Upaya kuratif dalam penanggulangan gingivitis yaitu sebagai berikut :
a.         Scaling merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan kalkulus (karang gigi).
b.        Kuretase merupakan tindakan pembersihan periodontal pocket yang berisi banyak food debris maupun kuman untuk mencegah peradangan lanjut. Apabila pocket sedang dalam keadaan akut maka salah satu cara yang dilakukan adalah tindakan kuretase.
c.         Kumur-kumur antiseptic merupakan bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur. Yang dijual bebas umumnya berasa dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti menta salisilat ( seperti pada produk Listerine), sedangkan yang perlu diresepkan dokter adalah chlorhexidine 0,20% ( seperti pada produk minosep) dan H202 1,5% atau 3,0%. Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat. Sedangkan kumur-kumur antiseptic yang sering di gunakan adalah Chlorhexidine 0,20%. Kumur-kumur sekurangnya 1 menit sebanyak 10 cc terbukti efektif dalam meredakan proses peradangan pada jaringan periodontal.
d.        Antibiotik digunakan apabila terbukti keterlibatan kuman baik secara klinis maupun mikrobiologis, maka antibiotic mutlak diperlukan. Pada umumnya antibiotic yang digunakan pada penyakit – penyakit gigi adalah golongan penisilin karena kuman yang sering menjadi causanya sensitive terhadap golongan ini. Tetapi pada penyakit periodontal, terutama yang lanjut, perlu di pertimbangkan keterlibatan kuman – kuman gram negative serta anaerob, sehingga dengan demikian pilihan antibiotic jatuh pada tetrasiklin (sering kali digantikan dengan golongan aminopenisilin karena berspectrum luas juga) atau metrroridazol karena efektivitas terhadap anaerob. Pemberian dapat berupa per oral maupun local seperti gel, tergantung dari luasnya dan tahap proses penyakit dan juga di bantu dengan analgetik – anti inflamasi untuk merdeka gejala simtomatik.
e.         Kemudian di bantu konsumsi vitamin dan nutrisi seperti buah dan sayur untuk mengembalikan kesehatan gusi.

Pada akhir perlu di ingat bahwa penyakit gingivitis adalah kelainan yang berawal dari plak sehingga kunci sukses dalam upaya preventif adalah control plak. Dengan mengabaikan control plak, tindakan preventif maupun terapi secanggih apapun umumnya akan kurang berhasil.

2.3    Kebersihan Gigi dan Mulut

Penyebab terjadinya gingivitis dan radang gusi karena kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut mereka. Oleh karena itu sangat penting pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Menurut Green dan Vermillion, OHI-S (Oral Hygiene Index Symplified) adalah pemeriksaan gigi dan mulut dengan menjumlahkan “Debris Indeks (DI) dan Calsulus Indeks)”.
Pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk penilaian debris dan kalkulus dilakukan pada gigi tertentu, yaitu :
1.        Untuk rahang atas gigi yang diperiksa adalah :
a.         Gigi molar satu kanan atas pada permukaan bakal
b.         Gigi insisivus satu kanan atas pada permukaan labial
c.         Gigi molar satu kiri atas pada permukaan bukal
2.        Untuk rahang bawah gigi yang diperiksa adalah :
a.         Gigi molar satu kiri bawah pada permukaan lingual
b.         Gigi insisivus satu kiri bawah pada permukaan labial
c.         Gigi molar satu kanan bawah pada permukaan lingual.

Penilaian Debris Index (DI)

No
Kriteria
Nilai
1.
Pada permukaan gigi yang terlihat tidak adanya debris lunak dan tidak ada pewarna ektrinsik
0
2.
a.       Pada permukaan gigi yang terlihat adanya debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan gingiva / gusi.
b.      Pada permukaan gigi terlihat tidak adanya debris lunak akan tetapi, ada pewarna ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.
1
3.
Pada permukaan gigi terlihat ada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.
2
4.
Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 2/3 permukaan gigi.
3
Sumber: Depkes R.I., 1995



Penilaian Calculus Index (CI)

No
Kriteria
Nilai
1.
Pada permukaan gigi yang terlihat tidak adanya calculus
0
2.
Pada permukaan gigi yang terlihat adanya calculus supra gingival yang menutupi lebih dari permukaan gigi.
1
3.
a.       Pada permukaan gigi adanya calculus supra gingival yang menutupi lebih dari sepertiga permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.
b.      Pada permukaan gigi yang terlihat adanya calculus subgingiva yang menutupi sebagian daerah servikal gigi.
2
4.
a.       Pada permukaan gigi yang terlihat adanya calculus supra gingiva yang menutupi sebagian gigi lebih dari 2/3 permukaan gigi.
b.      Pada permukaan gigi yang terlihat adanya calculus subgingiva yang menutupi dan melingkari seluruh bagian servikal gigi
3
Sumber: Depkes R.I., 1995

1.        Cara menghitung OHI-S (Oral Hygiene Index Symplified)
OHI-S = debris Indeks + Calculus Indeks
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGaC9VJ7LCkCVc9S4_OLD2Dmr9XmYV8tdbiUuiNzH1ORZz6EljWq5lauTjJRewi49XW5jzAGJ-idJON7_EDUfrWCI2K_ASdNekJ39hWfTrukJqJiDyZ_Fje6yoQycqzSnpYa_ogjlkPVs/s640/Gigi+penentu.bmp
Kriteria Debris Indeks dan Cakulus Indeks adalah :
1.        Baik          : 0 – 0,6
2.        Sedang     : 0,7 – 1,8
3.        Buruk       : 1,9 – 3,0
Kriteria OHI-S adalah:
1.        Baik          : 0 – 1,2
2.        Sedang     : 1,3 – 3,0
3.        Buruk       : 3,1 – 6,0

2.4    Kehamilan

2.4.1        Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998). Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2002).

Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kahamilan (Muhimah dan Safe’I, 2010). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan.

2.4.2        Etiologi Kehamilan
Menurut Mochtar (1998), Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu:
1.        Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
2.         Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3.        Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.
4.        Nidasi Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
5.        Plasentasi Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

2.4.3        Tanda-Tanda Kehamilan
1.        Tanda-tanda dugaan hamil
a.         Amenorea (terlambat datang bulan)
1)             Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.
2)             Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi.

b.         Nausea (enek/mual) dan emesis (muntah)
1)        Pengaruh ekstrogen dan progresteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
2)        Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering terjadi pada pagi hari (morning sickness).
3)        Dalam batas yang fisiologisnkeadaan ini dapat diatasi.
4)        Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
c.         Sering buang air kecil
1)        Trimester I : karena kandung kencing tertekan uterus yang mulai membesar.
2)        Trimester II dan III : karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
d.        Pimentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanosfor dan kulit.
1)        Sekitar pipi : cloasma gravidarum Keluarnya melanophore stimulating hormon hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.
2)        Dinding perut
a)    Striae lividae
b)   Striae nigra
c)    Linea alba makin hitam

3)        Sekitar payudara
a)        Hiperpigmentasi areola mamae
b)        Putting susu makin menonjol
c)        Kelenjar Montgomery menonjol
d)       Pembuluh darah menifes sekitar payudara
e.         Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.
f.          Payudara menjadi tegang dan membesar
1)        Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.
2)        Payudara membesar dan menegang.
3)        Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
g.         Obstipasi atau konstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan olehpengaruh hormon steroid, sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h.         Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila
i.           Varises atau penampakan pembuluh darah vena
1)        Karena pengaruh dari ekstrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
2)        Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
3)        Penampakan pembuluh darah ini dapat menghitung setelah persalinan.
j.           Mengidam Wanita sering menginginkan makanan tertentu,
k.         Sinkope atau pinsan
1)        Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pinsan.
2)        Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.

2.        Tanda-tanda Mungkin Hamil
Adapun tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Manuaba (1998), yaitu:
a.         Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
b.         Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
1)        Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
2)        Tanda piscasek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran perut.


3)        Tanda Chadwick
Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebirubiruan.
4)        Tanda braxton-hicks Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
5)        Teraba ballottement
c.         Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Sebagian kemungkinan positif palsu (Manuaba, 1998).

3.        Tanda-tanda Pasti Hamil
Menurut Sarwono (1999), seorang wanita dipastikan hamil apabila:
a.         Terdengar Denyut Jantung Janin.
b.         Terasa pergerakan janin dalam rahim
c.         Pemeriksaan ultrasonografi
1)        Terdapat kantong hamil, hamil 4 minggu
2)        Terdapat fetal plate, hamil 4 minggu
3)        Terdapat kerangka janin, hamil 12 minggu
4)        Terdapat denyut jantung janin, hamil 6 minggu.
d.        Pemeriksaan rontgen untuk melihat kerangka janin.

2.5    Gingivitis Kehamilan

Gingivitis kehamilan merupakan keadaan yang tidak terlihat pada setiap wanita hamil. Walaupun hygiene mulutnya baik, namun pada gingival dapat terlihat adanya kemungkinan berdarah setelah menyikat gigi atau setelah suklus di probing, hal ini menunjukkan bahwa factor hormon estrogen dan progesterone yang mengalami peningkatan selama kehamilan sehingga dapat menimbulkan inflamasi gingivitis kehamilan. (Harahap, 1996)

Gingivitis kehamilan biasanya memperlihatkan adanya peningkatan intensitas sejak bulan kedua sampai bulan kedelapan dari kehamilan, dan menurun pada bulan kesembilan. Kondisi ini menghasilkan berbagai iritasi ketidaknyamanan pada wanita hamil, hal ini juga sering mengakibatkan terjadinya pendarahan yang berlebihan pada jaringan gingival. Pendarahan paling sering terjadi selama berfungsi misalkan waktu makan dan selama menyikat gigi, pendarahan yang dialami oleh wanita hamil saat menyikat gigi dan pendarahan yang sering membuat si ibu takut sehingga menjadi lebih mengabaikan hygiene mulut. (Affiandi, 1996)

Menurut Ojanotko. dkk, (1991), Peningkatan gingivitis kehamilan dapat dibagi dalam dua periode, yaitu:
1.        Selama trimester pertama, saat terjadinya produksi berlebihan dari gonadotropin
2.        Selama trimester ketiga, saat tingkat estrogen dan progeesteron paling tinggi. Pada trimester ketiga ini, gingivitis kehamilan terjadi paling parah.

2.6    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gingivitis Pada Masa Kehamilan

Penyebab utama radang gusi pada ibu hamil sebenarnya sama dengan ibu yang tidak hamil, yakni iritasi lokal seperti plak yang telah mengalami pengapuran (karang gigi), gigi berlubang atau tambalan yang kurang sempurna sehingga terjadi “penahanan” sisa makanan di dalamnya, atau sisa akar gigi yang belum dicabut. Hanya saja, perubahan hormonal yang menyertai kehamilan, misalnya terjadi pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah, dapat memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal tersebut (Lalawangi, 2007).

Faktor penyebab timbunya gingivitis pada masa kehamilan menurut Lalawangi, (2007) dapat dibagi 2 bagian, yaitu:
1.        Iritasi lokal ( plak)
Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa kehamilan sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang telah mengalami pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang baik. Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual, muntah, perasaan takut ketika menggosok gigi karena timbul pendarahan gusi atau ibu terlalu lelah dengan kehamilannya sehingga ibu malas menggosok gigi. Keadaan ini dengan sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan.

2.        Kehamilan
Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada jaringan, di antaranya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah mengalami pendarahan.

Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi. Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan jaringan gusi wanita yang tidak hamil, di antaranya;
a.         Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua.
b.        Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan pinggiran gusi terlihat membulat.
c.         Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan lentur.
d.        Risiko pendarahan, warna merah tua menandakan bertambahnya aliran darah, keadaan ini akan meningkatkan risiko pendarahan gusi.
e.         Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut (Lalawangi, 2007).



2.7    Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan diteliti yang berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan kerangka konsep dalam melakukan penelitian (Notoatmodjo 2010).

Faktor-faktor  yang berhubungan dengan gingivitis pada ibu hamil :
1.      Iritasi lokal (plak)
2.       Kehamilan
3.       Pemakaian KB
4.       Pubertas
 

Kejadian gingivitis
 
 








2.8    Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Variable independen                                                 variable dependen
 






DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Besford, J., 1996. Mengenal Gigi Anda, Peunjuk Bagi Orang Tua. Jakarta

Boediharjo, 2007 Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Hal 3.30.31 Air Langga University indonesi. Bandung

Dalimunthe, 2004, Terapi periodontal 2nd,USU Press: Medan

Daliemunthe, Saidina Hamzah, 2008. Periodonsia. Universitas Sumatra Utara, Medan.

Depkes RI, 2000 petunjuk pemeliharaan gigi dan mulut keluarga hal 10 Jakarta Frenken. Jo, Prathip phantom Vanit, Taco Pilot, Yupin Song Paisan, Evert Van Amerongent.

________, 2007 Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di puskesmas, Jakarta Hal 11

________, 2009 Petunjuk Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut, Jakarta

________, 2009. Sambutan Menteri Kesehatan Pada Lokalnya. http://www.depkes.go.id.

Herijulianti, E., Indonani, ts, Artini. S., 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta

________, 2009. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta

http : //www. Kesehatan.Kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf.

Machfoedz, I., 2006. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-anak dan Ibu Hamil, Fitramaya, Jakarta.

Manson, 1993. Buku Ajar Periodensia, Jakarta.

Mittendorf R, William MA, Berkey CS, Cotter PF, 2010. The lenght of uncomplicated human gestatioan, Obstet Gynecol 1990;75:929-32. PMID23422739., diakses tgl 07 Juni 2010
Mukhtar. R., 1998. Tanda dan Gejala Kehamilan. Vakultas Kedokteran gigi Usu medan.

Notoatmojo, 2003). Kesehatan dan ilmu perilah hal 13-30 ed. EGC, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan, Teori Aplikasi. Jakarta.

Pratiwi D, 2007. Gigi Sehat. Jakarta.

Laporan Puskesmas Batoh, 2012 Data Tentang Gingivitis Pada Ibu Hamil. Banda Aceh

Lawalangy, 2007, diakses dari situs http://lawalangy. wordpress.com/ 2007/07/10/ penyakit-mulut-pada-ibu-hamil/