KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan yang berjudul “Keterkaitan
Ilmu Antropologi dengan Ilmu Keperawatan”.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk
memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai
bagaimana perkembangan antropologi keperawatan dari sisi biologi maupun social-kultural.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa laporan
ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasan
saya dalam penyusunan. Sehingga dengan keterbatasan tersebut saya mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan ini. Tak
lupa saya ucapkan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung penyelesaian makalah ini.
Akhir kata semoga karya ini bermanfaat bagi
kita semua.
Bandar Lampung, Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah…………………………...................... 2
1.3
Tujuan
Penulisan................................................................ 3
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................. 3
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian
Antropologi...................................................... 4
2.2
Pengertian
keperawatan..................................................... 5
2.3
Pengertian
antropologi keperawatan.................................. 6
BAB
III PEMBAHASAN MATERI
3.1
Hubungan
antara social budaya dan biologi yang
merupakan
dasar dari perkembangan
antropologi
keperawatan…................................................ 8
3.2
Perkembangan
antropologi keperawatan dari sisi
biological
pole ................................................................... 9
3.3
Perkembangan
antropologi keperawatan dari sisi
sosiocultural
pole ............................................................... 11
3.4
Beda
antara perkembangan antropologi keperawatan
biological
pole dan sosiocultural
pole ................................................................................... 12
3.5
Kegunaan
antropologi keperawatan .................................. 13
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan........................................................................ 15
4.2
Saran.................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu
upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang
hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun
kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.
Secara teoritis dan praktis, antropologi
keperawatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan
kesehatan, termasuk didalamnya ocialm ginekologi ocial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan
tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan membantu dengan ocialm
untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda
dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.
Antropologi mempunyai pandangan tentang
pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota
masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya,
dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta
lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi
selanjutnya dengan cara menggunakan ocial, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan
dalam perwujudan kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai
pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku,
persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap
terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status
kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat tersebut.
Sebenarnya bukan hal baru tentang suatu
pernyataan bahwa ilmu social memberikan sumbangan ke ilmu kedokteran. Dimana berdasarkan
biomedical awalnya untuk melihat manusia dari sisi penyakit, sedangkan sociomedicine
untuk melihat manusia dari pasiennya sendiri.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah
diurakan dalam latar belakang ini maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut :
1. Bagaimana hubungan antara social budaya
dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi keperawatan?
2. Bagaimana perkembangan antropologi keperawatan
dari sisi biological pole?
3. Bagaimana perkembangan antropologi keperawatan
dari sisi sosiocultural pole?
4. Bagaimana perbedaan antara perkembangan
antropologi keperawatan biological pole dan sosiocultural pole?
5. Bagaimana kegunaan antropologi keperawatan?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
laporan ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui hubungan antara social
budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi keperawatan?
2. Untuk mengetahui perkembangan antropologi
keperawatan dari sisi biological pole?
3. Untuk mengetahui perkembangan antropologi
keperawatan dari sisi sosiocultural pole?
4. Untuk mengetahui perbedaan antara perkembangan
antropologi keperawatan biological pole dan sosiocultural pole?
5. Untuk mengetahui kegunaan antropologi keperawatan?
1.4
Manfaat Penulisan
Hasil pembuatan laporan dapat memberikan
:
1. Para pembaca dapat mengerti hubungan antara
social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi keperawatan
2. Informasi tentang perkembangan antropologi
keperawatan dari sisi biological pole
3. Informasi tentang perkembangan antropologi
keperawatan dari sisi sosiocultural pole
4. Informasi perbedaan antara perkembangan
antropologi keperawatan biological pole dan sosiocultural pole
5. Informasi kegunaan antropologi keperawatan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Antropologi
Menurut asal kata anthropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos)
yang berarti " manusia" atau "orang", dan logosyang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar",
"berakal"). Anthropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial.
Koentjaraningrat: Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya
dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat sertakebudayaan yang dihasilkan.
William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang
umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia.
David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang
lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Solita Sarwono: Antropologi kesehatan adalah studi
tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit
dan kesehatan.
Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang
dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan adalah
cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan
manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran
(medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalahmasalah kesehatan manusia.
Menurut Hochstrasser : Antropologi Kesehatan adalah
pemahaman biobudaya manusia dan karyakaryanya, yang berhubungan dengan kesehatan
dan pengobatan.
Menurut Lieban : Antropologi Kesehatan adalah studi
tentang fenomena medis
Menurut Fabrega : Antropologi Kesehatan adalah studi
yang menjelaskan:
Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan
peranan didalam atau
mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap
sakit dan penyakit.
Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan
penekanan terhadap pola-pola
tingkahlaku. (Fabrga, 1972;167)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi
adalah : Ilmu yang mempelajari tentang manusia baik deri segi kebudayaan, peran,
tingkahlaku, aspek biologi dan kesehatan
2.2 Pengertian
Keperawatan
Pada
dasarnya, inti dari keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada
orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah
untuk meningkatkan kesehata, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta
pemulihan kesehatan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa keperawatan merupakan
profesi yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam
menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan seni serta mnggunakan proses
keperawatan sebagai metode ilmiah yang dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan praktek keperawatan profesional. Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival
klien dan dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif
perawatan kesehatan.
2.3 Antropologi
Keperawatan
Merupakan sistem sosial budaya yg memiliki khasanah
utk di kaji baik berdiri sendiri maupun
integrasi dg bidang profesi lain Seperti
Pendidikan bagi peranan professional Interaksi peran professional Kebebasan
wanita dalam peran professional.
Profesi keperawatan merupakan bidang pengamatan yang
menarik bagi antropologi : metodologinya.
Kajian
antropologi keperawatan
Dimulai tahun 1936 oleh Brown
Tahun 1968, hanya terdapat 8 orang antropologi yg
berkecimpung dlm pendidikan keperawatan. Tahun 1969, Leininger menemukan 19
tulisan tentag perawatan dalam konteks antropologi. Sekarang semakain banyak,
antropolog dan tulisan2 antropologi keperawatan.
Pendidikan
Keperawatan
Tahun 1976Ã di
Amerika 14 sekolah perawat menawarkan pendidikan PhD.
Tahun 21
sekolah1980
Tahun 437
Doktor Perawat1976
Perawat kini lebih berpendidikan
Perawat lebih fokus pada profesionalitasnya
Keingian utk lebih maju.
Masalah Profesi
Keperawatan pd aspek perilaku/antropologi
·
Proses –proses
penerimaan calon perawat
·
Latarbelakang
siswa
·
Motivasi
·
Pendidikan dan pengalaman pendidikan
·
Pola-pola
karier
·
Peran serta
spesialisasi profesional.
·
Masalah lain
·
Frekuensi
frustasi perawat
karena perbedaan citra mrk atas apa yg seharusnya ia
lakukan ( memberikan perawatan pada
pasien ditempat tidur ), Kenyataan apa yg mereka lakukan (Administrasi),
Hubungan yg kaku antara perawat dan dokter, Posisi yg tdk jelas dari suatu
profesi.
BAB III
PEMBAHASAN MATERI
3.1 Hubungan
antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi
keperawatan
Hubungan antara social budaya dan biologi
yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi
keperawatan, yaitu :
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks
yang merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah
maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, g enetika,
dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio
somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor(3)yaitu :
1. Environment atau lingkungan
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua
dihubungkan dengan ecological balance
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi,
distribusi penduduk, dan sebagainya
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan
dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi
rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan
pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan suku
bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis),
bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda
di kalangan pasien.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi keperawatan menggambarkan
teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi,
biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan
antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap
faktor-faktor sosialdan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh : penyakit keturunan albinism di
suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.
3.2
Perkembangan antropologi keperawatan dari
sisi biological pole
Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan
antropologi dan saling berkontribusi dalam
memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi keperawatan menggambarkan
teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi,
biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan
antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap
faktor-faktor sosialdan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu
daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.
Secara umum, antropologi keperawatan senantiasa
memberikan sumbangan padailmu kesehatan
lain sebagai berikut:
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakatsecara keseluruhan termasuk individunya.
Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat
dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar
kepribadian masyarakat yang membangun.Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi
dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional
berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan
hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan
yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi
yang ada di masyarakat.
Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan
terhadap antropologi keperawatan, antara lain :
1. Antropologi fisik/ biologi/ ragawi, Contoh
: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh,
variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor
budaya, migrasi dan urbanisasi.
2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang
pengobatan pada masyarakat primitif atau yang masih
dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus
dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
3. Kepribadian dan budaya, adalah observasi
terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia
di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi
pola perawatan penyakit yang sama.
4. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program
kesehatan bekerjasama dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan
antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
3.3
Perkembangan antropologi keperawatan dari
sisi sosiocultural pole
Perkembangan antropologi keperawatan dari
sisi sosiocultural pole, yaitu :
Antropologi keperawatan membantu mempelajari
sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai
pusat dari budaya, diantaranya :
2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan
oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk
yang berbeda di setiap kelompok masyarakat
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan
sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness
pada keluarga ataupun masyarakat.
Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka
tugas utama ahli antropologi keperawatan diantaranya: bagaimana individu di masyarakat
mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan
kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial
di lingkungantempat tinggalnya.
3.4
Beda antara perkembangan antropologi keperawatan
biological pole dan sosiocultural pole
Perbedaan antara perkembangan antropologi
keperawatan biological pole dan sosiocultural
pole, adalah :
Menurut Foster/Anderson, Antropologi keperawatan
mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu
kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Pokok perhatian kutub biologi :
-
Pertumbuhan
dan perkembangan manusia
-
Peranan
penyakit dalam evolusi manusia
-
Paleopatologi
(studi mengenai penyakit-penyakit purba)
Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
-
Sistem
medis tradisional (etnomedisin)
-
Masalah
petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
-
Tingkah
laku sakit
-
Hubungan
antara dokter pasien
-
Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan
barat kepada masyarakattradisional.
3.5
Kegunaan antropologi keperawatan
Kegunaan dari antropologi keperawatan, yaitu
:
Antropologi mempunyai pandangan tentang
pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota
masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya,
dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta
lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi
selanjutnya dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan
dalam perwujudn kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai
pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku,
persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap
terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status
kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang asa di masyarakat tersebut.
Secara umum, antropologi keperawatan senantiasa
memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut : (1) Memberikan suatu
cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya. Dimana
cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam
meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian
masyarakat yang membangun. Contoh ; pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme
yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik. (2) Memberikan
suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya
bidang kesehatan.
Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku
individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya
pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru. (3) Sumbangan
terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan
yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang suatu kondisi
yang ada di masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data yang saya dapatkan,
saya dapat menyimpulkan :
Sebenarnya bukan hal baru tentang suatu
pernyataan bahwa ilmu sosial memberikan sumbangan ke ilmu kedokteran. Dimana berdasarkan
biomedical awalnya untuk melihat manusia dari sisi penyakit, sedangkan sociomedicine
untuk melihat manusia dari pasiennya sendiri.
Perkembangan antropologi keperawatan sehubungan
dengan fenomena konsep sehat dan sakit dapat dilihat dari faktor berikut : (1) biologis
dan ekologis, disebut, sebagai kutub biologi dengan mengamati pertumbuhan dan perkembangan
manusia maupun penyakit perkembangan penyakit dalam evolusi ekologis. Kajian ini
didukung ilmu-ilmu lain seperti genetika, anatomi, serologi, biokimia ; (2) psikologis
dan sosial budaya, disebut sebagai kutub sosial mengamati perilaku sakit pada pasien,
mempelajari etnomedisin, petugas kesehatan dan profesionalisme, hubungan perawat-dokter-pasien-petugas
farmasi. Kajian ini didukung ilmu-ilmu seperti psikologi, sosiologi, administrasi,
politik, komunikasi, bahasa, kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan.
4.2 Saran
Cara dan gaya hidup manusia, adat istiadat,
kebudayaan, kepercayaan bahkan seluruh peradaban manusia dan lingkungannya berpengaruh
terhadap penyakit. Secara fisiologis dan biologis tubuh manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap
lingkungan yang selalu berubah, yang sering membawa serta penyakit baru yang belum
dikenal atau perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada. Kajian mengenai konsekuensi
kesehatan perlu memperhatikan konteks budaya dan sosial masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://datastudi.wordpress.com/2009/10/26/konsep-
sehat-sakit-dan-penyakit-dalam-konteks-sosial-budaya/
http://ardycozt.blogspot.com/2012/11/antropologi-dan-sosiologi-keperawatan.html