KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjattkan pada Allah SWT
yang telah melimpahakan rahmat dan hidayan-Nya sehingga saya dapa menyelesaikan
makalah “Keterkaitan Antara ilmu Politik dengan ilmu Keperawatan” ini selesai
pada waktunya.
Dalam meyusun makalah ini, Saya menyadari
bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari beberapa pihak. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya sebagai dosen pembimbing.
Selain itu, saya juga menyadari bahwa tiada
gading yang tak retak. Begitupun dengan saya sebagai manusia tentunya dalam
menyusun makalah ini saya tidak luput dari kesalahan. Oleh karena tu, saya
mengharap datangnya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca,
dengan harapan agar suatu saat nanti saya dapat menyusun makalah dengan lebih
baik lagi.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca semuanya. Amin.
Bandar lampung, juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah........................................................ 1
1.2 Tujuan
Penulisan.................................................................... 2
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1 Politik Secara Umum............................................................ 3
2.2 Pengertian Keperawatan..................................................... 4
BAB
III PEMBAHASAN
3.1 Sejarah, Prinsip Aktifitas Keperawatan di Area Politik........ 7
3.2 Pentingnya Perawat Berada di Area Politik.......................... 10
3.3 Manfaat Keterlibatan Perawat di Area Politik...................... 11
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................ 16
4.2 Saran...................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut
sejarah, keterlibatan perawat dalam politik terbatas. Walaupun secara individu,
seperti florence nightingale, lilian wald, margaret sanger, dan lavinia dock telah
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan dibidang seperti sanitasi, nutrisi, dan keluarga
berencana, keluarga kurang dihargai sebagai kelompok (Hall- Long, 1995). Akan tetapi
gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perawat masalah perawatan kesehatan.
Selain itu dengan banyaknya lulusan berpendidikan tinggi masuk sebagai anggota profesi,
mereka membawa keperawatan kedalam aktivitas dan kegiatan di kampus universitas.
Satu
trend dalam pendidikan keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta didik keperawatan
yang menerima pendidikan keperawatan dasar di sekolah dan Universitas. Organisasi
keperawatan professional terus-menerus menekankan pentingnya pendidikan bagi perawat
dalam mendapatkan dan memperluas peran baru.
Dengan
pesatnya perkembangan profesi ini banyak pula masalah yang melanda profesi keperawatan
akhir-akhir ini di kaitkan dengan tidak adanya seorang perawat yang menjadi pemegang
kebijakan baik di eksekutive maupun legislative. Banyak juga di singgung mengenai
masalah undang-undang keperawatan yang tidak kelar-kelar juga di karenakan tidak
adanya keterwakilan seorang perawat di posisi penentu tersebut.
Seorang
senior perawat dari USA mengatakan bahwa, sejarah profesi keperawatan di sana dulunya
juga tak ubahnya kondisi profesi keperawatan di Indonesia saat ini. Dan melalui
dunia politiklah regulasi-regulasi terkait profesi keperawatan akan terwujud, sehingga
profesi ini tidak terkesampingkan lagi oleh profesi lain.
1.2 Tujuan
1.
Tujuan umum
Diketahuinya
konsep ilmu politik bagi profesi perawat
2.
Tujuan khusus
a.
Diketahuinya prinsip dasar dan aktifitas perawat di dunia politik
b.
Diketahuinya betapa pentingnya perawat berada di area politik
c.
Diketahuinya manfaat perawat terjun di dunia politik
d.
Diketahuinya ruang lingkup ilmu politik dalam keperawatan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Politik Secara Umum
Politik
adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain
berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara Pengertian ini merupakan
upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik
yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik
adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di
samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara
lain:
a.
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
b.
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan
dan Negara
c.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan
dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
d.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam teori
politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang
tidak dikehendakinya. Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan
perundang-undangan dan perangkat structural yang akan terus mendorong
terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi pandangan hidup. Karena
diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya baru bias
dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh Negara
untuk bias teraktualisasikan, saat tiap individu lain sesuai dengan normadan
hukum yang berlaku.
2.2
Pengertian Keperawatan
Pada dasarnya, inti dari
keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain dimana
asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu, keluarga, kelompok,
serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa keperawatan merupakan profesi yang mempunyai
tujuan untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam menjalankan keperawatan
digunakan ilmu dan seni serta mnggunakan proses keperawatan sebagai metode
ilmiah yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan
profesional. Asuhan
keperawatan adalah faktor penting dalam survival klien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan kesehatan.
Berikut ini adalah pengertian
dan definisi keperawatan:
1.
American Nurses Association
Keperawatan
adalah diagnosis dan terapi respon manusia terhadap masalah - masalah kesehatan
yang sifatnya aktual atau potensial
2.
International Council Of Nurses
Keperawatan
adalah fungsi yang unik membantu individu yang sakit atau sehat, dengan
penampilan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan atau penyembuhan
(meninggal dengan damai), hingga individu dapat merawat kesehatannya sendiri
apabila memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan
3.
Lokakarya Keperawatan, Januari
1983
Keperawatan
adalah suatu bentuk pelyanan di bidang kesehatan yang didasari ilmu dan kita
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, paguyuban dan masyarakat baik
yang sakit maupun sehat, sejak lahir sampai meninggal. Pelayanan berupa bantuan
diberikan karena kelemahan fisik, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya
kemauan menuju kepada kemampuan hidup mandiri memenuhi kebutuhan fisik sehari -
hari.
4.
Virginia Henderson
Keperawatan
adalah membantu individu - baik dalam keadaan sakit maupun sehat - melalui
upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan
penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan
secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan,
atau pengetahuan untuk itu.
5.
Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI)
Keperawatan
adalah suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain serta
kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan.
6.
Nursalam, 8;2003
Keperawatan
adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
fisik, spikis, sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
7.
Chity; 1997
Keperawatan
merupakan pelayanan profesional yang bersifat humanism, holism, dan care
8.
Robert Priharjo; 1995
Keperawatan
merypakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk kehidupan orang lain
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah, Prinsip Aktifitas Keperawatan di Area Politik
Menurut sejarah, keterlibatan
perawat dalam politik terbatas. Walaupun secara individu, seperti florence nightingale,
lilian wald, margaret sanger, dan lavinia dock telah mempengaruhi dalam pembuatan
keputusan dibidang seperti sanitasi, nutrisi, dan keluarga berencana, keluarga kurang
dihargai sebagai kelompok (Hall- Long, 1995). Akan tetapi gerakan wanita telah memberikan
inspirasi pada perawat masalah perawatan kesehatan. Selain itu dengan banyaknya
lulusan berpendidikan tinggi masuk sebagai anggota profesi, mereka membawa keperawatan
kedalam aktivitas dan kegiatan di kampus universitas.
Pada tahun 1974, ANA membentuk
the nurses coalition in poltics (N-CAP), yang menjadi komite aksi politik (political
action commitee (PAC)) pertama bagi perawat. Organisasi ini, yang kemudia dikenal
sebagai ANA-PAC, merupakan komite aksi politik utama yang mencari dukungan bagi
kandidat yang ingin kedalam kantor federal (mason, 1990).
Kekuatan politik merupakan
kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk memihak kepada pemerintah
untuk memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tesebut membentuk hasil yang diinginkan
( Rogge, 1987 ). Dahulu, perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas
perawat adalah wanita dan politik merupakan dominasi laki-laki. Perawat juga tidak
menyadari preseden historis yang ditetap oleh perawat dalam arena politik, dan karena
mereka tidak pada secara politik, perawt kurang mendapatkan pendidikan politik untuk
memenangkan kompetensi dalam berpolitik (Mason dan Talbott, 1995; mason, 1990).
Keterlibatan perawat dalam
politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisai
profesional dan tempat perawatan kesehatan (stanhope dan belcher, 1993). Organisasi
keperawatan telah memperkerjakan seseorang yang mampu melobi untuk mendorong terbentuknya
legislasi negara bagian dan U.S Congress untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan.
Kalisch dan kalisch (1982) menuliskan bahwa ANA “ bekerja untuk meningkatkan standar
kesehatan dan ketersediaan pelayanan perawatan kesehatan bagi semua orang; mendorong
standar keperawatan yang tinggi, menstimulasi dan meningkatkan pengembangan perawat
profesional dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan umum. Tujuan ini tidak dibatasai
oleh pertimbangan kenegaraan, ras, keturunan, gaya hidup, warna kulit, seks dan
usia.. “
ANA memperkerjakan seorang
perawat terdaftar dalam melakukan lobi setingkat federal, dan organisai keperawatan
negara bagian juga memperkerjakan seseorang yang mampu melobi dan spesialis legislasi
unutk bekerja pada isu-isu keperawatan di negara bagian dan membantu upaya federal.
Akhirnya, ahli melobi yang bekerja atas nama perawat diperkerjakan di washington
DC, oleh kelompok minat profesional seperti American Federation Of Teachers, NLN,
American College Of Nurse-midwives, American Public Health Assosiation, dan AACN.
Kelompok ini bertujuan untuk menghilangkan kendala finansial dari perawatan kesehatan,
meningkatkan asuahn keperawatan yang tersedia, meningkatkan penghargaan ekonomi
untuk perawatan dan memperluas peran perawat profesional (Aiken, 1982).
Selain itu, perawat secara
individu dapat mempengaruhi keputusan politik pada semua tingkat pemerintahan dan
organisasi keperawatan menggabungkan semua upaya seperti nursing’s Agenda for health
care reform (Tri-council, 1991) akan secara kritis menerapkan pengaruh perawat dalam
proses politik sedini mungkin (Hall-long, 1995). Strategi spesifik mencakup pengintegrasian
peraturan publik kedalam kurikulum keperawatan, sosialisai dini dan berpartisipasi
dalam organisai profesi, memperluas lingkungan tempat praktik klinik, dan menjalankan
tempat pelayan kesehatan di masyarakat. Jika perawat menjadi mahasiswa yang serius
dalam memperhatikan kebutuhan sosial, menjadi aktivis dalam mempengaruhi perataura
untuk memenuhi kebutuhan dan menjadi kontributor waktu dan uang yang terbuka bagi
keperawatan dan organisasi mereka dan menjadi kandidat untuk bekerja bagi asuahan
kesehatan yang baik secar universsal, maka masa depan akan menjadi cemerlang.
Ada banyak hal
yang dapat dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif maupun pasif
dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki dalam bidang
politik hingga talenta yang harus dimiliki mengenai “Sense of Politic”. Dalam
wilkipedia Indonesia disebutkan bahwa seseorang dapat mengikuti dan berhak
menjadi insane politik dengan mengikuti suatu partai politik , mengikuti ormas
atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Maka dari hal tersebut seseorang
berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh UUD dan perundangan
hukum yang berlaku.
Dari hal
tersebut, perawat yang merupakan bagian dari insan perpolitikan di Indonesia
juga berhak dan berkewajiban ikut serta dan mengambil sebuah kekuasaan demi
terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal tersebut juga
terlihat bahwa perawat dapat memperjuangkan banyak hal terkait dengan umat
maupun nasib perawat itu sendiri
3.2 Pentingnya Perawat Berada di Area Politik
Pentingnya dunia
politik bagi profesi keperawatan adalah bahwasanya dunia politik bukanlah dunia
yang asing, namun terjun dan berjuang bersamanya mungkin akan terasa asing bagi
profesi keperawatan. Hal ini ditunjukkan belum adanya keterwakilan seorang perawat
dalam kancah perpolitikan Indonesia.
Tidak dipungkiri
lagi bahwa seorang perawat juga rakyat Indonesia yang juga memiliki hak pilih
dan tentunya telah melakukan haknya untuk memilih wakil-wakilnya sebagai
anggota legislative namun seakan tidak ada satu pun suara yang menyuarakan hati
nurani profesi keperawatan. Tentunya hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja,
karena profesi kita pun membutuhkan penyampaian aspirasi yang patut untuk
didengar dan diselesaikannya permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa
kesejahteraan rakyat seluruh profesi keperawatan. Sulitnya menjadikan RUU
Keperawatan seringkali dikaitkan dengan tidak adanya keterwakilan seorang perawat
di badan legislative sana.
Menjadi bagian
dari dunia perpolitikan di Indonesia, diharapkan seorang perawat mampu mewakili
banyaknya aspirasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di profesi
keperawatan salah satunya seperti yang disebutkan diatas yaitu mengenai
bagaimana meregulasi pendidikan keperawatan yang hasil akhirnya diharapkan tercapainya
kualitas perawat bias dipertanggung jawabkan.
Regulasi
pendidikan akan menjadikan tidak bermunculnya institusi pendidikan keperawatan
yang hanya mencari untung, politik uang, dan institusi yang tidak melakukan
penjaminan mutu akan output perawat yang di luluskan setiap periodenya. Dengan
regulasi pendidikan keperawatan, semua menjadi terstandarisasi, profesi
keperawatan yang mempunyai nilai tawar, nilai jual, dan menjadi profesi yang
dipertimbangkan.
Regulasi
kewenangan perawat di lahan kliniktidak kalah pentingnya dengan regulasi
pendidikan, dimana regulasi pendidikan merupakan bagaimana kita melakukan
persiapan yang matang sebelum membuat dan memulai (perencanaan), dimana kita
melakukan pembangunan fondasi yang kokoh dan system yang mensupport akan
terbentuknya generasi perawat-perawat yang siap tempur. Regulasi kewenangan
perawat dilahan klinik akan menjadiakan profesi keperawatan semakin mantap
dalam langkahnya. Kewenangan perawat yang mandiri, terstruktur dan ranah yang
jelas akan menjadikan perawat semakin professional dan proporsional sesuai
dengan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Selain itu, dalam regulasi
kewenangan ini di harapkan tidak terjadi adanya overlap dan salah satu yang
paling penting adalah menghindari terjadinya malpraktik yang kemungkinan dapat
terjadi.
Banyak hal yang
dapat dilakukan oleh seorang perawat sehingga mampu terjun ke dunia politik.
Salah satu yang paling umum dilakukan adalah mendukung salah satu partai
politik. Partai politik ini akan menjadi motor penggerak pembawa di kancah
perpolitikan Indonesia. Banyak partai yang menawarkan posisi legislative, ada
partai yang melakukan pengkaderan dari awal yang mampu menyiapkan calon-calon
legislative dari embrio yang akan diberikan suntikan ideology dari partai
tersebut, ada juga partai yang memberikan kesempatan kepada siapa saja yang
siap untuk berjuang bersama-sama mendukung partainya dan menjadi calon
legislative.
Selain penjelasan diatas, pentingnya dunia
politik bagi keperawatan adalah :
a.
Politik menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama
mendapatkan legitimasi masyarakat dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan
keperwatan.
b.
Politik memberikan kemudahan
terhadap pencapaian tujuan keperawatan dalam melakukan intervensi kepada masayarakat
melalui serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh profesi keperawatan berupa kebijakan
strategis dalam memberikan asuhan keperawatan.
3.3 Manfaat Keterlibatan Perawat di Area Politik
a.
Terciptanya suatu regulasi
dalam pendidikan perawat
Banyak sekali keuntungan yang
akan didapatkan ketika regulasi (undang-undang) keperawatan telah di tetapkan, salah
satunya adalah mengenai regulasi pendidikan keperawatan di Indonesia. Walaupun regulasi
pendidikan seharusnya wewenang Dinas Pendidikan Tinggi, namun saat ini profesi keperawatan
mengalami dualisme arah, kiblat pendidikan keperawatan yang ganda ini menjadikan
profesi keperawatan semakin ruwet dan kemungkinan akan menyulitkan dalam birokasi-birokrasi
pengurusannya.
Regulasi pendidikan akan menjadikan
tidak bermunculnya institusi pendidikan keperawatan yang hanya mencari untung, politik
uang, dan institusi yang tidak melakukan penjaminan mutu akan output perawat yang
di luluskan setiap periodenya.
Dengan regulasi pendidikan
keperawatan, semua menjadi terstandardisasi, profesi keperawatan yang mempunyai
nilai tawar, nilai jual dan menjadi profesi yang di pertimbangkan.
b.
Terciptanya suatu regulasi
kewenangan perawat di lahan klinik
Tidak kalah pentingnya dengan
regulasi pendidikan, dimana regulasi pendidikan merupakan bagaimana kita melakukan
persiapan yang matang sebelum membuat dan memulai (perencanaan), dimana kita melakukan
pembangunan fondasi yang kokoh dan system yang mensupport akan terbentuknya generasi
perawat-perawat yang siap tempur.
Regulasi kewenangan perawat
di lahan klinik akan menjadikan profesi keperawatan semakin mantap dalam langkahnya.
Kewenangan perawat yang mandiri, terstruktur dan ranah yang jelas akan menjadikan
perawat semakin professional dan proporsional sesuai dengan tanggung jawab yang
harus di penuhi, selain itu dalam regulasi kewenangan ini di harapkan tidak terjadi
adanya overlap dan salah satu yang paling penting adalah menghindari terjadi malpraktek
yang kemungkinan dapat terjadi.
1. Ruang Lingkup Ilmu Politik di Dalam Keperawatan
Lingkup keberadaaan perawat
di dalam area politik tidak hanya terbatas pada kepentingan perawat itu sendiri
seperti menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan legitimasi
masyarakat dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan keperwatan.tapi juga
bagaiman suatu regulasi/undang-undang di keperwatan itu bisa tercipta.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan
seorang perawat dalam berperan secara active maupun passive dalam dunia politik.
Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki bidang politik hingga talenta yang harus
di miliki mengenai sense of politic.
Dalam wikipedia Indonesia disebutkan
bahwa seseorang dapat mengikuti dan berhak menjadi insan politik dengan mengikuti
suatu partai politik atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau
LSM (lembaga swadaya masyarakat). Maka dari hal tersebut seseorang berkewajiban
untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku
politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan
hukum yang berlaku.
Dari hal tersebut, perawat
yang merupakan bagian dari insan perpolitikan di Indonesia juga berhak dan berkewajiban
ikut serta dan mengambil sebuah kekuasaan demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan
yang nyata. Dari hal tersebut juga terlihat bahwa perawat dapat memperjuangkan banyak
hal terkait dengan umat maupun nasib perawat itu sendiri.
Pengalaman perawat menghadapi
kenyataan hubungan kekuasaan(politik) bisa juga diterapkan dalam bekerja dengan
pasien dan dokter,berarti bahwa mereka mengetahui bahwa etika harus dilakukan dengan
kekuasaan dan pembagian kekuasaan dalam hubungan langsung antar pribadi. Bagaimanapun,
tantangan adalah untuk memahami sifat alami hubungan kekuasaan dan etika pembagian
kekuasaan, dalam mengajar, dalam management, dalam pendidikan kesehatan dan riset,
dalam mempengaruhi sumber daya, dan dalam politik kesehatan local dan nasional.
Perawat tidak hanya belajar
merawat pasien, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan pasien secara umum. Ini berarti
memperhatikan standard dan management pelayanan, kemampuan staff, efisiensi dan
efektifitas prosedur yang digunakan, peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,
dan kesehatan masyarakat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa :
1.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam
Negara
2.
Keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada orang
lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok, serta masyarakat
3.
Pentingnya
dunia politik bagi keperawatan karena Politik
menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan
legitimasi masyarakat dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan
keperwatan.selain itu, Politik memberikan kemudahan terhadap pencapaian tujuan
keperawatan dalam melakukan intervensi kepada masayarakat melalui serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh profesi keperawatan berupa kebijakan strategis
dalam memberikan asuhan keperawatan.
4.2 Saran
Keperawatan seharusnya
lebih aktif apabila telah masuk kedalam kanca politik untuk melakukan
intervensi melalui kegiatan-kegiatan kepada masyarakat secara maksimal, dan
jangan malah masuk kedalam dunia politik tanpa memberikan kesan, fungsi dan
tujuan awal dalam masuk kedunia politik
DAFTAR PUSTAKA
M.Muhammad.Siswanto. (2009) Trend Dan Perkembangan Pelayanan Keperawatan
Dalam Persaingan Global.Dalam Simposium Nasional Keperawatan Universitas
Airlangga
Miriam Budiardjo,Miriam B dkk (1978).Dasar-dasar ilmu politik. Gramedia Pustaka
: Jakarta.
Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Nursalam. 2007. Manajement Keperawatan. Konsep dan Praktik. Edisi 2. Jakarta.
Salemba Medika
Potter & perry (2005),Fundamental keperawatan konsep,proses dan praktek
edisi 4. EGC: Jakarta
Russel Swanburg (1993). Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan
Untuk Perawat Klinis. EGC : Jakarta.
0 comments:
Post a Comment