BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap
mahluk hidup yang diciptakan Allah SWT ke alam raya ini pasti mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga dengan manusia sebagai bagian dari
mahluk hidup, pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan walaupun dengan
tingkat periodisasi yang berbeda-beda.
Pada
peristiwa pertumbuhan akan tampak adanya penambahan jumlah atau ukuran dari
hal-hal yang telah ada, sedangkan pada peristiwa perkembangan akan tampak
adanya sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari yang sebelumnya, sehingga
biasanya peristiwa perkembangan itu menjadi sebuah masalah yang harus dialami
dan dihadapi oleh setiap individu.
Selama
perkembangan kehidupan individu-individu itu tidak statis, melainkan dinamis
dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan masa
perkembangannya itu. Apalagi perkembangan itu merupakan suatu hal yang
berkesinambungan. Untuk lebih mudah memahami dan mempersoalkannya, biasanya
orang menggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase tertentu. Dari beberapa
fase tersebut, fase genital merupakan fase yang kritis dan menjadi masalah bagi
dirinya sendiri karena pada fase ini terjadi perubahan yang sangat besar dan
cepat dalam diri dan dunianya, sehingga hal ini menimbulkan revolusi dalam
kepribadiannya. Fase genital ini dimulai sejak seseorang memasuki masa remaja
awal (pubertas).
Masa
remaja awal atau masa puber merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa remaja sebenarnya sehingga masa ini sering terjadi kegoncangan jiwa.
Oleh
karena itu, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang perkembangan
seseorang (peserta didik) pada masa remaja awal (masa puber) dalam sebuah
makalah yang berjudul Perkembangan Remaja Awal.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini yaitu
1.
Apakah yang dimaksud dengan masa pubertas?
2.
Apa saja ciri-ciri pada masa puber?
3.
Apasaja kriteria masa pubertas?
4.
Bagaimana perubahan tubuh yang terjadi pada masa puber?
5.
Apa akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan perilaku?
C.
Tujuan
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin diketahui pada
makalah ini antara lain:
1.
Untuk mengetahui pengertian masa pubertas
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri pada masa puber
3.
Untuk mengetahui kriteria masa pubertas
4.
Untuk mengetahui perubahan tubuh yang terjadi pada masa puber
5.
Untuk mengetahui akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan
perilaku
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masa Pubertas
Masa
remaja awal atau masa pra puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa remaja sebenarnya (masa pubertas), dimana seorang anak yang telah
besar (puber = anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi
dirinya belum siap termasuk kelompok orang dewasa.
Masa pubertas“
(berasal dari bahasa latin “pubescere”, artinya mendapat rambut kemaluan),
yakni masa awal terjadinya pematangan seksual. Dalam rangkaian proses
perkembangan seseorang, masa puber tidak mempunyai tempat yang jelas. Sulit
membedakan antara masa puber dengan masa remaja karena masa puber adalah bagian
dari masa remaja dan pubertas sering dijadikan sebagai pertanda awal seseorang
memasuki masa remaja. Ketika seorang anak mengalami pubertas, berarti dia
anggap sudah memasuki masa remaja, yakni masa transisi dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa.
Meskipun
sering tidak mempunyai tempat yang jelas dalam rangkaian proses perkembangan
manusia, masa pubertas mempunyai arti khusus dalam kehidupan seseorang. Betapa
tidak, pada masa pubertas inilah terjadi perubahan-perubahan besar dan dramatis
dalam perkembangan seorang anak, baik dalam pertumbuhan atau perkembangan
fisik, kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak.
Waktu
datangnya masa pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada anak-anak yang
memulai masa pubertasnya pada usia yang lebih awal dan ada pula yang lebih
belakangan. Biasanya, anak perempuan mulai memasuki masa pubertas lebih awal 2
tahun dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan,
pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak
laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun.
Menurut
Sigmund Freud, masa pra puber atau remaja awal berada pada fase genital, dimana
pada fase ini terjadi kesenangan atau kegairahan seksual yang sesungguhnya, bersamaan
dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan
kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelanjar yang bermuara langsung di
saluran darah. Dengan melalui pertukaran zat yang ada di antara
jaringan-jaringan kelenjar dengan pembuluh rambut di dalam kelenjar tadi.
Zat-zat yang keluar itu disebut hormon, selanjutnya hormon-hormon tadi
memberikan stimulasi pada tubuh anak, sedemikian rupa. Sehingga anak merasakan
adanya rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini
menyebabkan rasa tidak tenang pada diri anak, suatu rasa yang belum pernah
dialami sebelumnya pada akhir dunia anak-anaknya yang cukup menggembirakan.
Peristiwa
kematangan tersebut pada perempuan terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal
daripada laki-laki. Terjadi kematangan jasmani bagi perempuan biasanya ditandai
dengan adanya menstruasi (mensis/t=bulan=datang bulan). Sedangkan pada
laki-laki ditandai dengan keluarnya sperman pertama, biasanya lewat bermimpi
merasakan kepuasan seksual.
Kematangan
atas jenis kelamin tersebut, banyak tergantung dengan iklim, lingkungan budaya
setempat, bangsa dan lain-lain, sehingga peristiwa ini tiap-tiap bangsa di
dunia seringkali terjadi perbedaan waktunya yang menyolok. Contoh bagi
Indonesia dan Perancis terjadi pada usia 13-14 tahun (karena adanya kesamaan
iklim). Tetapi di negeri panas, Arab Saudi umur 11-12 dan di malabar pada umur
8-9, di negeri dingin Siberia pada umur 17-19 tahun.
Batasan
usia remaja awal (pra puber) yang umum digunakan para ahli antara umur 12-15
tahun. Tetapi menurut Monks, Knoers dan Haditono (2001) batasan usia pra puber
antara umur 10-13 tahun.
B.
Ciri-Ciri Masa Puber
1.
Ciri-Ciri Primer
Ciri-ciri
primer disini maksudnya ialah ciri-ciri yang menunjukkan pada organ tubuh
secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri primer pria dan
wanita berbeda. Adapun ciri-ciri primer tersebut yaitu :
a.
Bagi laki-laki ditandai dengan keluarnya sperma pertama kali yang dikenal
dengan “mimpi basah”
Hal ini dipengaruhi oleh hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar
bawah otak (pituitary gland). Hormon ini merangsang testis sehingga
testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa.
b.
Bagi perempuan ditandai dengan menstruasi (menarche)
Yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Hal ini
dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium) yang terletak dalam rongga
perut wanita bagian bawah, didekat uterus yang berfungsi memproduksi sel-sel
telur dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Progesteron berfungsi untuk
mematangkan sel telur, sedangkan estrogen mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat
kewanitaan pada tubuh seseorang atau mengatur siklus haid atau menstruasi.
2.
Ciri-Ciri Sekunder
Ciri-ciri
sekunder adalah ciri-ciri jasmaniah yang tidak langsung berhubungan sengan
proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan laki-laki dan
perempuan. Adapun ciri-ciri sekundernya, yaitu :
a.
Bagi laki-laki
1)
Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dan lainnya.
Sudah lazimnya dalam kehidupan ditemukan seorang anak yang baru menginjak
remaja ini ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu halus di sebagian tubuh, seperti
janggut, kumis dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena rangsangan kelenjar
endoktrin yang bermuara di dalam darah.
2)
Selaput suara semakin besar dan berat.
3)
Wajah anak-anak sudah mulai hilang, seperti dahi yang semula sempit
sekarang menjadi lebih luas, mulut lebar, bibir lebih menjadi penuh.
4)
Terjadi percepatan pertumbuhan otot sehingga terjadi pengurangan lemak
dalam tubuh.
5)
Perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat dari anak perempuan, karena
lebih banyak memiliki jaringan otot sehingga anak laki-laki lebih kuat daripada
anak perempuan.
b.
Bagi perempuan
1)
Pinggul semakin besar
2)
Payudara mulai membesar
3)
Suara menjadi lebih halus (merdu), bulat dan tinggi.
4)
Tumbuh rambut di bagian-bagian tertentu dialat kelamin.
5)
Kulit semakin halus.
3.
Ciri-ciri Tersier
Cir-ciri
tersier merupakan ciri-ciri yang berakibat dari dua ciri-ciri diatas.
Diantaranya sebagai berikut.
1)
Perubahan sikap dan perilaku
2)
Munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak
3)
Ingin melepas diri dari orang tua
4)
Anak ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa
Menurut
pendapat yang lain mengatakan bahwa Ciri-ciri masa puber :
1.
Masa Puber Adalah Periode Tumpang
Tindih
Masa
puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun
akhirmasa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang
secara seksual, ia akan dikenal sebagai “ Anak Puber.” Setelah matang secara
seksual, anak dikenal sebagai “Remaja” atau ”Remaja Muda.”
2.
Masa Puber Adalah Periode yang Singkat
Dibandingkan
dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh, masa
puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar dua sampai empat tahun.
Anak yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai
anak yang “ cepat matang,” sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun
untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “
lambat matang.” Sebagai kelompok, anak perempuan cenderung lebih cepat matang
daripada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok dalah
setiap kelompok.
3.
Masa Puber Dibagi dalam Tahap-tahap
Meskipun
masa puber relatif merupakan periodeyang singkat dalam rentang kehidupan, namun
biasanya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a.
Tahap Prapuber
Tahap ini merupakan tumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa
3 kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “ prapuber”, yaitu bukanlah seorang
anak tetapi belum juga seorang remaja, tetapi bisa disebut tahap pematangan.
b.
Tahap Puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa
remaja, saat dimana kriteria kematangan seksual muncul haid pada anak perempuan
dan pengalaman akan mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki.
c.
Tahap Pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih denga tahun pertama atau tahun kedua
remaja.Selama tahap ini, ciri-ciri seks skunder telah berkembang baik dan
organ-organ seks telah berkembang dengan matang.
4.
Masa Puber Merupakan Masa Pertumbuhan dan Perubahan yang Pesat
Perubahan-perubahan
pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu
dan tidak nyaman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang
baik. Dalam membahas perubahan-perubahan ini,
5.
Masa Puber Merupakan Fase Negatif
Bertahun-tahun
yang lalu, Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai fase negatif.
Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat, negatif
berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannyakehilangan
sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.
Terdapat
bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa
puber dan yang terburuk dai fase negatif ini akan berakhir bila individi secara
seksual menjadi matang.
6.
Pubertas Terjadi pada Berbagai Usia
Purbetas
dapat terjadi setiap saat antara usia lima atau enam tahun dan sembilan belas
tahun. Tetapi, rata-rata anak perempuandalam kebudayaan Amerika saat ini
menjadi matang secara seksualpada tiga belas tahun, dan rata-rata anak
laki=laki setahun kemudian. Juga terdapat perbedaan waktuyangperluuntuk
menyelesaikan proses perubahan masa puber. Variasi pada usia saat terjadinya
pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak
masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan perempuan.
C.
Kriteria Masa Pubertas
Pubertas
(puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi
dengan pesat. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya
pubertas dan untuk memastikan tahap Pubertas tertentu yang telah dicapai adalah
menstruasi, basah malam , bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air
seni dan foto sinar X dari perkembangan tulang.
Menstrusi
pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual anak perempuan,
tetapi ini bukanlah perubahan fisik pertama dan terakhir yang terjadi selama
masa puber. Bila menstrusi terjadi, organ-organ seks seks dan ciri-ciri seks
skunder semua sudah mulai berkembang, tetapi belum ada yang matang. Menstrusi
lebih tepat di agap sebagai titik tengah dalam masa puber.
Bagi
anak laki-laki, kriteria yag dipakai adalah basah malam. Selama tidur, penis
kadang-kadang menjadi tegang, dan bibit atau cairan yang mengandung sperma
dipancarkan. Ini merupakan cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk
membebaskan diri dari jumlah bibit yang berlebihan . Namun, tidak semua anak
laki-laki mengalami gejala ini dan tidak semua menyadarinya. Selanjutnya, basah
malam seperti menstrusi, terjadi setelah beberapa perkembangan pubertas terjadi
dan karenanya tidak dapat digunakan sebagai kriteria yang tepat untuk
menentukan terjadinya pubertas.
Analisis
kimia terhadap air
seni anak laki-laki yang oertama dipagi hari dapat merupakan cara yang efektif
untuk menentukan kematangan seksual, seperti halnya ananlisis terhadap air seni
wanita, yang dipakai untuk menentukan ada tidaknya estrogen, yaitu hormon
gonadotrofik wanita. Namun, kesulitan praktis untuk memperoleh contoh dari air
seni anak laki-laki pada pagi hari dan cara ini agak terbatasi pada anak
perempuan.
Foto
sinar-X dari
berbagai bagian tubuh, terutama tangan dan lutut, selama tumbuh pesat praremaja
dapat menunjukan apakah masa puber mulai dan menunjukan tingkat kemajuan
pubertas. Sampai sekarang, cara yang memakai foto sinar-X merupakan metode yang
dapat dipercaya untuk menentukan kematangan seksual, meskipun seperti halnya
analisis kimia terhadap air seni pagi hari mempunyai kesulitan prtaktis
tertentu yang tidak memungkinkan metode ini dipakai secara luas.
D.
Perkembangan Masa Pubertas
1.
Perkembangan Fisik
Secara
umum terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa
remaja awal (12 / 13 tahun). Menurut Dr. Zakiah Darajadjat, bahwa diantara hal
yang kurang menyenangkan remaja adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat
pertumbuhannya, sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan,
hidung yang mengakibatkan cemasnya remaja melihat wajah dan tubuhnya yang
kurang bagus.
a.
Perubahan Tubuh Pada Masa Puber
Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi
empat perubahan fisik penting di mana tubuh anak dewasa yaitu perubahan ukuran
tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan
perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
1)
Perubahan ukuran tubuh
Perubahan
fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan
berat badan. Rata-rata tinggi anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inchi
(150 atau 152 cm) sedangkan tinggi anak perempuan sekitar 54 atau 55 inchi (137
atau 140 cm). Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan anak perempuan selama
masa remaja sekitar 9 atau 10 inchi (22,5 atau 25 cm) dan pertumbuhan relatif
sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding laki-laki.
Bagi
anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai
rata-rata pada usia 12,8 tahun dan rata-rata berakhir pada 15,3 tahun, dengan
puncaknya pada empat belas tahun. Peningkatan tinggi badan yang terbesar
terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya, pertumbuhan menurun
dan dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau dua uluh satu tahun.
Karena periode pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih tinggi
daripada anak perempuan pada saat sudah matang.
Pertambahan
berat tidak hanya karna lemak,tetapi juga karena tulang dan jaringa otot
bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi
seringkali kelihatannya kurus dan kering. Pertambahan berat yang paling besar
pada anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah menstrusi. Setelah itu
pertambahan berat badan hanya sedikit. Bagi anak laki-laki, pertambahan berat
badan maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah anak perempuan dan
mencapai puncaknya pada usia enam belas tahun, setelah itu pertambahan berat
badan hanya sedikit.
Percepatan
pertumbuhan berat badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni
sekitar 13 Kg bagi anak laki-laki dan 10 Kg bagi anak perempuan. Pertumbuhan
ini lebih mudah dipengaruhi melalui diet, latihan dan gaya hidup umumnya.
Kegemukan
selama masa puber bagi anak laki-laki dan anak perempuan tidaklah aneh. Antara
usia sepuluh dan dan dua belas tahun, di sekitar permulaan terjadinya
pertumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk lemak di perut, di sekitar puting
susu, di pinggul dan paha, di pipi, leher dan rahang. Lemak ini biasanya hilang
setelah kematangan masa puber dan pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai,
meskipun ada yang menetap sampai dua tahun lebih selama awal masa puber.
2)
Perubahan Proporsi Tubuh
Perubahan
fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh
tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena
kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak
jelas pada hidung, kaki dan tangan. Barulah pada bagian akhir masa remaja
seluruh daerah tubuh mencpai ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi
sebelum masa puber usai.
Badan
yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran
pinggang berkembang. Pada mulanya ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki
menjadi lebih panjang dari badan. Dengan bertambah panjangnya badan, ukuran
pinggang berkurang sehingga memberikan perbandingan tubuh dewasa. Lebar pinggul
dan bahu dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak laki-laki yang lebih cepat
matang biasanya mempunyai pinggul yang lebih lebar daripada anak yang lebih
lambat matang, dan anak perempuan yang lebih lambat matang mempunyai pinggul
yang sedikit lebih besar daripada anak yang cepat matang.
Tidak
lama sebelum masa puber, tungkai kaki lebih panjang daripada badan dan keadaan
ini bertahan sampai sekitar usia lima belas tahun. Pada anak yang lambat
matang, pertumbuhan tungkai kaki berlangsung lebih lama daripada anak yang
cepat matang, sehingga tungkai kaki lebih panjang. Tungkai kaki anak yang cepat
matang cenderung pendek, gemuk sedangkan tungkai kaki yang lambat matang pada
umumnya lebih ramping.
Pola
yang sama terjadi pada pertumbuhan lengan, yang pertumbuhannya mendahului
pertumbuhan pesat badan, sehingga tampaknya terlalu panjang. Seperti halnya
dengan pertumbuhan tungkai kaki, pertumbuhan lengan dipengaruhi oleh usia
kematangan. Anak-anak yang cepat matang yang mempunyai tungkai kaki lebih
pendek daripada tungkai kaki anak yang lambat matang. Sampai pertumbuhan lengan
dan tungkai kaki mendekati sempurna, barulah tercapai perbandingan yang baik
dengan tangan dan kaki, yang keduanya mencapai ukurannya kematangan pada awal
masa puber.
b.
Ciri-ciri seks primer
Perubahan
fisik pokok ketiga adalah pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer,
menunjukkan pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses
reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini ini berbeda antara anak laki-laki dan
anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat penting
ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan
kantung kemaluan (scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan
berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Pada
skrotum, terdapat dua buah testis (bauh pelir) yang tergantung dibawah penis.
Testis ini sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10% dari
ukuran matang. Testis mencapai kematangan penuh pada usia 20 atau 21 tahun,
yang mula-mula terlihat pada peningkatan pajang penis, yang secara
berangsur-angsur bertambah besar.
Perubahan-perubahan
pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon,
terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary
gland). Hormon perangsang pria ini merangsag testis, sehingga testis
menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa. Sperma yang
dihasilka dalam testis selama masa remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan
reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12
tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani
(ejaculation of semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan istilah
“mimpi basah”.
Sementara
itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya
periode menstruasi, yang disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang pertama
kali dialami oleh gadis. Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi
petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga
memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi
pada perempuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium).
Ovarium terletak dalam rongga perut wanita bagian bawah, di dekat uterus yang
berfungsi memproduksi sel-sel (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan
progesteron. Hormon progresteron bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan
sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah
hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang.
Hormon ini juga mengatur siklus menstruasi.
Oleh
sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah
perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar
daerah kelamin, pembesaran pinggul daan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan
pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan
klitoris berkembang pesat.
c.
Perubahan ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri
seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan
proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki
dan perempuan. Tanda-tanda jasmaniah ini muncul sebagai konsekuens dari
berfungsinya hormon-hormon yang disebutkan di atas. Di antara tanda-tanda
jasmaniah yang terlihat pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun,
bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu ketiak, di dada, di kaki dan di
lengan, dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada
perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus,
tumbuh bulu ketiak dan di sekitar kemaluan.
2.
Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan
otak dan perkembangan kemampuan remaja awal, pertumbuhan otak anak wanita
meningkat lebih cepat dalam usia 11 tahun dibandingkan pertumbuhan otak pria,
tetapi pertumbuhan otak anak pria di usia 13 tahun meningkat 2 kali lebih cepat
dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan otak anak perempuan seusianya. Selain
itu terdapat pula bukti-bukti hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang
menyangkut pola dan cara berpikir remaja cenderung mengikuti orang dewasa yang
telah menunjukkan kemampuan berpikirnya. Ini mengisyaratkan adanya sisi positif
dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi positif pertumbuhan otak
dan perkembangan kemampuan berpikir remaja, memanglah berimplikasi terhadap
praktek-praktek pendidikan di sekolah.
Menurut
teori Piaget ada dua perkembangan kognitif pada diri anak, yakni sebagai
berikut.
a.
Anak sudah mulai berpikir secara abstrak dan hipotesis, anak mampu
memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi.
b.
Anak mulai berpikir secara sistematik, mampu memikirkan segala kemungkinan
secara sistematik untuk memecahkan suatu masalah.
3.
Perkembangan Emosi (afektif)
Perkembangan
(dua pertumbuhan) sikap, perasaan emosi, remaja awal, sikap perasaan/emosi
seseorangtelah ada 2 berkembang semenjak bergaul dengan lingkungan. Timbul
sikap, perasaan/emosi itu (positif dan negatif) merupakan produk pengamatan dan
pengalaman individu secara unik dengan benda fisik lingkungannya. Dengan orang
tua dan saudara, serta pergaulan sosial yang lebih luas. Perasaan yang sangat
ditakuti remaja adalah takut dikucilkan atau tersindir dari kelompoknyaa. Rasa
sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal.
Sebaliknya perasaan gembira biasanya akan nampak manakala si remaja mendapat
pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya.
4.
Perkembangan Sosial
Pertumbuhan
kelenjar-kelenjar seks dan perkembangan seksual remaja awal, pertumbuhan
kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral
dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Lebih jauh lagi
bahwa kematangan seksual dalam usia remaja awal dan parohan pertama remaja
akhir mempunyai korelasi positif dengan perkembangan sosial mereka. Hal semacam
ini ditunjukkan oleh hasil penelitian James dan Moore terhadap remaja yang
berusia antara 12-21 tahun dengan jumlah sampel 535 orang. Perkembangan
perilaku seksual yang lebih bersangkutan dengan diri remaja, diantaranya yang
sangat menonjol dan penting adalah onani atau masturbasi. Hal-hal seperti
tentang seks ini tentu saja berpengaruh terhadap minat mereka pada sekolah atau
pelajaran.
Pribadi
diartikan sebagai organisme yang dinamis dalam sistem fisik dan psikis yang
menentukan keunikan seseorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Remaja
dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama
lingkungan sosial misalnya remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri
yang baik dan buruk. Moral adalah standar yang muncul dari agama dan lingkungan
sosial remaja, memberikan konsep yang baik dan buruk, patut atau tidak, layak
dan tidak layak secara mutlak.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan perkembangan sosial anak pada usia ini
terlihat pada hal-hal berikut ini.
a.
Perubahan sikap dan perilaku, sebagaimana yang diistilahkan oleh Psikolog
David Elkind dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima
dunia dari perspektifnya sendiri.
b.
Munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak
c.
Ingin melepas diri dari orang tua.
d.
Anak ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa.
E.
Masalah yang Terjadi Pada Masa Puber
1.
Masalah Fisik
Hal
yang dikhawatirkan adalah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus, pendek,
tinggi. Wajah yang kurang tampan atau cantik.
a)
Gemuk dan Kurus
Pada masa ini lazimnya bagi anak-anak sekarang gemuk menjadi permasalahan
dalam hidupnya, sehingga timbullah inisiatif yang sebenarnya merugikan bagi
diri seorang anak. Seperti apa yang dikenal dengan istilah diet kata orang
sekarang, yang salahnya dalam hal ini ialah terkadang anak-anak salam dalam
memahami diet tersebut, sehingga untuk diet anak terkadang menahan-nahan makan.
Inilah yang berbahaya bagi seorang anak, yang diet karena makan yang tidak
teratur sehingga menimbulkan bahaya yang kedua yaitu kurus, juga jadi masalah
dalam kehidupan seorang anak. Jika diet atau kurusnya karena mengurangi pola
makan.
b)
Pendek dan Tinggi
Pendek sering mengakibatkan timbulnya cemoohan dari teman-teman seorang
anak, sehingga bahayanya berdampak pada psikologisnya.
2.
Masalah Psikologi
Dapat
dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik anak juga
mempengaruhi sikap dan perilku. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan
dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari
perubahan sosial daripada perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbagan
tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima anak puber dari
orang tua, kakak-asik, guru-guru dan teman-teman, dan semakin besarnya harapan
sosial pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari
perubahan-perubahan fisik.
Perubahan
masa puber terhadap sikap dan perilaku yang paling umum, paling serius, dan
paling kuat seperti dipaparkan dibawah ini.
1.
Ingin Meyendiri
Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi anak-anak biasanya menarik
diri dari teman-temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering
bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarga. Gejala menarik diri ini
mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.
2.
Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari,
tugas-tugas sekolah,kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak
sedikit sekali bekerja sehingga prestasi diberbagai bidang cenderung menurun.
3.
Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan
dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah
pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.
4.
Antagonisme sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan
menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan di ungkapkan
dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa
puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih
sabar kepada orang lain.
5.
Emosi yang meninggi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena
hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masapuber. Pada masa
ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marahn suasana
hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode
haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik, ketegangan mulai berkurang dan
anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
6.
Hilangnya kepercayaan diri
Anak-anak yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi
kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun
dan karena kritik yang bertubi-tubi dari orang tua dan teman-temannya. Banyak
anak laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.
7.
Terlalu sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi
sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan
memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk. Pada
umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan dari pada anak
laki-laki, sebagian disebabkan karena anak perempuan biasanya lebih cepat
matang dari pada anak laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan
sosial mulai di tekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat anak
perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan. Karena
mencapai masa puber lebih dulu, anak perempuan lebih cepat menunjukkan
tanda-tanda perilaku yang mengganggu dari pada anak laki-laki. Tetapi perilaku
anak perempuan lebih cepat stabil dari pada anak laki-laki dan anak perempuan
mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.
Sementara
itu, akibat psikologis juga timbul karena kebingungan yang berasal dari harapan
sosial orang tua, guru dan orang lainnya. Anak laki-laki dan perempuan
diharapkan berbuat sesuai dengan standar-standar yang pantas untuk usia mereka.
Hal ini relatif mudah kalau pola perilaku mereka terletak pada tingkat
perkembangan yang sesuai. Namun anak yang kematangannya belum siap untuk
memenuhi harapan-harapan sosial menurut usianya cenderung mengalami masalah.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Masa
remaja awal atau masa pra puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa remaja sebenarnya, dimana seorang anak yang telah besar ini sudah
ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap termasuk kelompok
orang dewasa. Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika
anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Menurut
sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia
10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun. Batasan
usia remaja awal (pra puber) yang umum digunakan adalah antara umur 12-15
tahun.
Kriteria
yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk
memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, basah malam,
bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar-X
dari perkembangan tulang.
Ketika
seseorang memasuki masa pra puber maka akan terlihat ciri-ciri pada jasmani
maupun rohaninya (kejiwaannya). Ciri-ciri pada masa pra puber terbagi menjadi
tiga yaitu ciri-ciri primer yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi.
Ciri-ciri sekunder yang berhubungan dengan tanda-tanda jasmaniah yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri tersier, yang berhubungan
dengan psikologis (kejiwaan).
Dalam
perkembangan remaja awal (pra puber), seseorang akan mengalami perkembangan
fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi (afektif) dan perkembangan
sosial. Masa pra puber merupakan masa yang kritis, sehingga seseorang yang
memasuki masa ini memiliki bahaya-bahaya baik bahaya fisik maupun bahaya
psikologis.
B. Saran
Adapun
saran-saran yang ingin disampaikan penulis yaitu :
1.
Bagi anak-anak yang baru memasuki masa pra puber hendaknya bersikap tenang
dalam menghadapi masa ini, jangan sampai masa ini digunakan untuk melakukan
sifat-sifat negatif, meskipun tidak dipungkiri bahwa pada masa inilebih banyak
ditandai dengan sifat-sifat negatif.
2.
Bagi orang tua, hendaklah bersikap fleksibel, tidak otoriter dan memberikan
perhatian yang ekstra tanpa melakukan pengekangan terhadap anak serta mampu
memposisikan diri sebagai sahabat, jangan sampai anak-anak kita terjerumus pada
hal-hal negatif apalagi di jaman sekarang yaitu jaman globalisasi yang ditandai
dengan kemajuan IPTEK.
3.
Bagi pendidik (guru), sebagai pengganti orang tua di rumah dan sebagai
orang yang mempunyai kewajiban mendidik hendaklah bersikap fleksibel, sabar,
mampu mengarahkan kepada hal-hal yang positif dan memberikan perhatian yang
lebih serta dapat memposisikan diri sebagai sahabat yang selalu menerima
curahan hati mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrouf, Mohammad dkk. 2005. Masa
Transisi Remaja. Jakarta : Tiansco Publisher Cetakan ke-2.
Arif, Iman Setiadi. 2006. Dinamika
Kepribadian, Gangguan dan Terapinya.Bandung : PT. Refika Aditama.
Desmita. 2005. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembanga
Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Dian Ratnaningtyas, dkk. 2012. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Diktat Kuliah (Tidak Dipublikasikan).
Madiun: IKIP PGRI Madiun.
Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi
Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Hurlock., E.B. 1998. Psikologi
Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
http://www.google.co.id/#h1=id&source=hp&blw=&bih=&q=perkembangan+pra+puber
& btn G.
Mujib, Abdul dkk. 2002. Nuansa
Nuansa Psikologi Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persana Cetakan
ke-2
Zulkifli, L. 1992. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
0 comments:
Post a Comment