HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DAN
KEMACETAN LALU LINTAS
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jaringan
jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk
memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan stabilitas nasional, serta
upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan. Dalam dimensi yang lebih luas,
jaringan jalan mempunyai peranan yang besar dalam pengembangan suatu wilayah,
baik wilayah secara nasional, propinsi, maupun kabupaten/kota sesuai dengan
fungsi dari jaringan jalan tersebut.
Permasalahan
di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi di berbagai
kota. Bila di suatu wilayah perkotaan populasinya mengalami pertumbuhan yang
cukup pesat, maka secara linier terjadi pula peningkatan jumlah kendaraan. Hal
ini disebabkan karena adanya pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan yang
berarti semakin meningkatnya mobilitas warga masyarakat yang berakibat pada
kepemilikan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Sektor transportasi merupakan
salah satu sektor yang memberikan dampak yang cukup besar terhadap lingkungan,
terutama akibat penggunaan bahan bakar fosil yang menjadi penyebab utama
terjadinya pencemaran udara terutama di daerah perkotaan. Pencemaran udara
akibat gas buang akibat lalu lintas dipengaruhi oleh volume lalu lintas,
proporsi kendaraan berat, kecepatan, dan jarak antara sumbu jalan dengan titik
yang di tinjau.
Kemacetan
tidak bisa dipisahkan dari tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. khususnya
dibeberapa kota besar salah satunya yaitu kota Bandar Lampung. Kota Bandar
Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus ibu kota provinsi Lampung, Indonesia.
Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya
kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam
jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa
menuju Sumatera maupun sebaliknya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Stastik
Provinsi Lampung terdapat 902.885 jiwa penduduk di Kota Bandar Lampung pada
tahun 2012. Seiring perkembangannya, kota Bandar Lampung memiliki masalah
terhadap kemacetan lalu lintas, seperti yang dialami oleh kota-kota besar
lainnya. Kemacetan lalu lintas juga tidak akan dapat dihindari. Kita lihat saja
dalam beberapa tahun terakhir ini, semakin padat saja jalan utama yang berada
di kota Bandar Lampung.
Kemacetan
lalu lintas itu sendiri adalah kondisi dimana volume lalu lintas lebih besar
daripada kapasitas jalan. Kemacetan lalu lintas terjadi biasanya pada ruas
jalan yang menjadi akses utama dari aktifitas masyarakat suatu kota. Semakin
meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat kegiatan
dan secara langsung akan meningkatkan pergerakan pada suatu daerah.
Meningkatnya jumlah pergerakan di suatu kota akan meningkatkan jumlah
penggunaan sarana transportasi baik sarana transportasi umum maupun pribadi.
Semakin
meningkatnya jumlah sarana transportasi yang tidak seiring dengan peningkatan
prasarana transportasi, seperti jalan raya, mengakibatkan peningkatan volume
lalu lintas tidak mampu ditampung oleh kapasitas jalan raya.
Terjadinya
kepadatan lalu lintas di Kota Bandar Lampung merupakan salah satu permasalahan
yang penting bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung, terutama terjadinya kepadatan
pada jalan-jalan utama pada kawasan-kawasan pusat kota (Central Business
District).
B.
Permasalahan
Permasalahan dalam makalah ini adalah:
1.
Apakah hubungan kepadatan penduduk dengan kemacetan lalu
lintas yang terjadi di kota Bandar Lampung?
2.
Apakah yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas
di kota Bandar Lampung?
3.
Bagaimanakah solusi pemerintah kota Bandar Lampung dalam
mengurangi kemacetan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui hubungan kepadatan penduduk dengan kemacetan lalu
lintas yang terjadi di kota Bandar Lampung
2.
Mengetahui sebab-sebab masalah kepadatan penduduk yang
mengakibatkan kemacetan lalu lintas di kota Bandar Lampung.
3.
Mengetahui solusi pemerintah kota Bandar Lampung dalam
mengurangi kemacetan.
D.
Sumber Data yang Digunakan
Sumber data yang
digunakan dalam makalah ini adalah data skunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada berupa catatan atau
dokumentasi perusahaan, dan laporan pemerintah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kepadatan
Penduduan Kota Bandar Lampung
Kota
Bandar Lampung adalah Ibukota Provinsi Lampung, dengan luas wilayah daratan
19.722 Ha ( 197.22 KM2) dan luas perairan ± 39.82 KM2, terdiri atas Pulau Kubur
dan Pulau Pasaran. Daerah ini merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,
politik, pendidikan dan kebudayaan, serta merupakan pusat kegiatan perekonomian
daerah Lampung (BPS, 2012).
Kota
Bandar Lampung terletak pada 5° 20’- 5° 30’ Lintang Selatan dan 105° 28’ - 105°
37’ Bujur Timur, serta terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter di atas
permukaan laut, dengan rata-rata ketinggian 77,08 meter di atas permukaan laut.
Keadaan demografis tersebut menjadikan Kota Bandar Lampung sebagai pintu
gerbang penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung
juga daerah persinggahan untuk pengiriman bahan pangan melalui darat (BPS,
2012)
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung,
2012 Kota Bandar lampung memiliki kepadatan penduduk 4.520 jiwa/KM2
yaitu dari jumlah penduduknya sebesar 891.374 jiwa, dan juga luas wilayahnya
seluas 197,22 km2 terbagi kedalam 12 kecamatan, dimana kecamatan,
luas wilayah, dan kepadatan penduduknya disajikan pada yang tabel berikut ini.
Tabel 1. Luas
wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per kecamatan
di Kota Bandar Lampung tahun 2011
Kecamatan
|
Jumlah Penduduk (jiwa)
|
Luas Wilayah (km2)
|
Kepadatan
Penduduk (jiwa/km2)
|
Teluk Betung Barat
Teluk Betung Selatan
Panjang
Teluk Betung Timur
Teluk Betung Utara
Tanjung Karang Pusat
Tanjung Karang Barat
Kemiling
Kedaton
Rajabasa
Tanjung Seneng
Sukarame
Sukabumi
|
60.041
93.156
64.194
90.295
63.342
73.169
64.439
72.248
89.273
43.727
41.672
71.530
64.288
|
20,99
10,07
21,16
21,11
10,38
6,68
15,14
27,65
10,88
13,02
11,63
16,87
11,64
|
2.860
9.251
3.034
4.277
6.120
10.953
4.256
2.613
8.205
3.358
3.583
4.240
5.523
|
Jumlah
|
891.374
|
197,22
|
4.520
|
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung, 2012
B.
Kemacetan
di Kota Bandar Lampung
Kemacetan
adalah situasi atau keadaan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi
di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik dengan
baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.
Masalah
kemacetan menjadi bagian dari beragam permasalahan kota yang saling berkaitan
satu dengan lainnya. Terjadinya kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu permasalahan penting yang harus diatasi oleh Pemerintah
Kota Bandar Lampung, terutama terjadinya kepadatan pada jalan-jalan utama pada
kawasan-kawasan pusat kota
Dapat
diketahui bahwa data peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bandar Lampung yang
ada pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Jumlah Kendaran di Kota Bandar
Lampung pada Tahun 2005-2009
Tahun
|
Mobil Pribadi
|
Motor
|
2005
|
40.560
|
121.682
|
2006
|
50.380
|
150.930
|
2007
|
62.583
|
190.822
|
2008
|
74.300
|
250.065
|
2009
|
96.573
|
327.180
|
(Sumber: BPS Kota Bandar Lampung dala Angka dan
Dinas Perhubungan,
2010).
Dari
tabel di atas dapat diketah bahwa jumlah kendaraan mengala peningkatan yang
bagitu cepat, padah peningkatan kendaraan tidak diimban dengan peningkatan
infrastruktur ja seperti pelebaran ruas dan perbaikan ja yang rusak. Masalah
kemacetan tidak han berimplikasi dengan hal teknis saj melainkan perilaku
masyarakat yang leb memilih kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum
sebagai sara transportasi.
C.
Hubungan
Tingkat Kepadatan Penduduk dan Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
Tingkat
kepadatan penduduk sangat mempengaruhi kemacetan lalu lintas di kota Bandar
Lampung karena bertambahnya penduduk maka penggunaan
kendaraan semakin banyak karena mereka memiliki keinginan untuk memperoleh
kenyamanan, prestise, dan kurang representatifnya transportasi massal mungkin
mendorong orang-orang yang mampu secara ekonomi untuk membeli dan menggunakan
kendaraan pribadi, khususnya roda empat. Bayangkan jika ternyata ratarata
kendaraan roda empat di kota initernyata hanya mengangkut 1-2 orang pada setiap
kali perjalanannya, tidak dapat dihindari lagi pertambahan volume kendaraan dan
meningkatnya beban jalan.
Selain
itu, faktor yang menjadi penyebab timbulnya kemacetan di Kota Bandar Lampung; Pertama,
Daya tampung ruas jalan yang overload atau
beban yang terlalu berat dengan jumlah kendaraan yang lewat. Beberapa jalan di
Kota Bandar Lampung sebenarnya tidak mampu lagi menampung aktivitas kendaraan
pada jam jam puncak. Kondisi jalan tersebut kini kontras sekali dengan kondisi
1-2 tahun sebelumnya. Pada ruas jalan protokol misalnya mulai pukul 07.00-18.00
semakin macet. Jika dilihat dalam konteks kota secara keseluruhan, ada beberapa
ruas jalan di Bandar Lampung yang rutin mengalami kemacetan ketika jam -jam
sibuk, seperti Jalan Kartini, Jalan Raden Intan, dan Jalan Ahmad Yani dan
beberapa ruas jalan lainnya di Kota Bandar Lampung meskipun intensitas
kemacetannya tidak sama pada pusat kota yang ada di Ibu Kota Jakarta. Kedua, beberapa trafic light rambu
lalu lintas yang kurang berfungsi turut menjadi penyebab meningkatnya angka
kemacetan di Kota Bandar Lampung. Ketiga,
angkutan kota dan perilaku pengguna jalan, perilaku sopir angkutan kota yang
berhenti sembarangan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, serta perilaku
pengguna jalan bahkan mungkin kita sendiri menjadi faktor penyumbang
bertambahnya angka kemacetan. Keempat,
tata guna lahan atau pengembangan sarana publik seperti pusat perbelanjaan yang
masih berkonsentrasi di pusat kota berimplikasi pada terpusatnya pergerakan
kendaraan dan orientasi masyarakat untuk selalu menuju pusat kota untuk
berbelanja atau untuk menikmati sarana publik yang memiliki kesan metropolis. Kelima, pedagang Kaki Lima (PKL).
Aktivitas PKL khususnya yang ada di sekitar Jalan Kartini dan Raden Intan dan
jalan-jalan lain di pusat kota yang menggunakan badan jalan ikut menyumbang
kemacetan. Kemacetan tersebut disebabkan banyaknya kendaraan pribadi yang
menuju ke pasar tradisional paling populer di Kota Bandar Lampung tersebut
secara bersamaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemacetan
adalah situasi atau keadaan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi
di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik dengan
baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.
Tingkat
kepadatan penduduk sangat mempengaruhi kemacetan lalu lintas di kota Bandar
Lampung karena bertambahnya penduduk maka penggunaan
kendaraan semakin banyak karena mereka memiliki keinginan untuk memperoleh
kenyamanan, prestise, dan kurang representatifnya transportasi missal. Selain
itu, factor lain yang mempengaruhi kemacetan di kota Bandar Lampung adalah daya tampung
ruas jalan yang overload,
beberapa trafic light rambu
lalu lintas yang kurang berfungsi, angkutan kota dan
perilaku pengguna jalan, perilaku sopir angkutan kota yang berhenti sembarangan,
tata guna lahan atau pengembangan sarana public yang tidak sesuai, dan juga
pedagang Kaki Lima (PKL).
B. Saran
Seharusnya pemerintah Bandar Lampung segera mengambil
langkah yang bijak dan memperbaiki sarana dan prasarana sehingga kemacetan di
Bandar lampung dapat segera teratasi sebelum menjadi lebih parah seperti di
Jakarta.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan
Pusat Statistik.2010.
Peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bandar Lampung .http://lampung.bps.go.id/
________2012. Kepadatan Penduduan Kota Bandar Lampung.
http://lampung.bps.go.id/
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=258288&val=7023&title=STRATEGI%20DINAS%20PERHUBUNGAN%20DALAM%20MENGATASI%20KEMACETAN%20DI%20KOTA%20BANDAR%20LAMPUNG
http://www.skyscrapercity.com.
Sadyahutomo, M. 2008.
Manajemen Kota dan Wilayah, Realita dan Tantangan. Bumi Aksara. Jakarta
0 comments:
Post a Comment