KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT kami
panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karunia-NYA, kami dapat menyelesaikan
makalah Imunologi Sesuai dengan waktunya”. Sholawat serta salam tetap tercurah
kepada nabi Muhammad sholallahu’alaihi wasalam.
Kami selaku mahasiswa sangat berterima
kasih atas kontribusi para dosen dalam menyampaikan materi-materi terlebih
materi Imunologi sehingga mahasiswa dapat lebih memahami dengan melakukan
pengkajian melalui pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelebihan oleh karena itu penyusun sangat berterima kasih
apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa
yang akan dating dan penyusun sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi pembaca dan panyusun.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi
yang mempelajari respons tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi.
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun(kekebalan)
pada semua organisme. Imunologi
antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun
pada gangguan imunologi karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun.
B.
Tujuan masalah
1.
Mengetahui lebih jauh gambaran
tentang imunologi.
2.
Mengetahui lebih jauh tentang
sistem imun.
3.
Mengetahui apa saja yang mencakup
tentang imunologi.
4.
Mengetahui penyakit Imunitas.
C.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian imunologi ?
2.
Apa saja yang termasuk dalam
sistem imun?
3.
Apa yang dimaksud dengan Antigen dan Antibodi ?
4.
Apa saja macam-macam penyakit
Imunitas?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pendapat Para Ahli Tentang Imunologi
Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa
seseorang dapat terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi
sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailahvaksin
cacar. Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang makrobiologi
meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi.Selain itu peneliti
Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901) menemukan bahwa reaksi kekebalan
yang diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi,
bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan
dengan istilah anafilaksis (tanpa pencegahan).
Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit
hay fever, yaitu penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis,
serta melihat bahwa ada hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada
tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan
cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit. Sejak
itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap antigen
tertentu yang dikenal dengan cara desensitisasi.
Pada tahun 1923, Cooke dan Coca mengajukan konsep
atopi (strange disease) terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis
mempunyai manifestasi sebagaihay fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi
diturunkan. Dan mulai saat itu ilmu alergi-imunologi diterapkan dalam kelainan dan
penelitian di bidang alergi klinis.
Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO,
dan disusul dengan golongan darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940) , maka kelainan
klinis berdasarkan reaksi imun semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang
terjadi baru dapat dijabarkan dengan istilahimunologi saja. Baru pada tahun
1939, 141 tahun setelah penemuan Jenner, Tiselius dan Kabat menemukan secara elektroforesis
bahwa antibodi terletak dalam spektrum globulin gama yang kemudian dinamakan imunoglobulin(Ig).
Dengan cara imunoelektroforesis diketahui bahwa imunoglobulin terdiri atas 5 kelas
yang diberi nama IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE (WHO, 1964)
B.
Pengertian imunologi
Imunologi adalah ilmuyang
mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semuaorganisme. Imunologi
memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi
beberapa subdisiplin seperti: malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun,hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem
imun. Imunologi juga di katakan sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi
penelitian dasar dan penerapan klinis , membahas masalah antigen, antibodi, dan
fungsi – fungsi berperantara sel terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap
penyakit , reaksi biologik yang bersifat hipersensitif, alergi dan penoloakan jaringan
asing.
C.
Sistem imun
Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan
badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang
dapat di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan
adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Imunitas
atau sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas alami atau system imunnon
spesifik danimunitas adaptif atau system imun spesifik.
Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem
imun spesifik.Sistem imun non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara
terZdepan
dalam sistem imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia,
kemudian level larut seperti pada asam lambung atau enzim.
Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk
antibodi dan sel T yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor,
dan sel Tdelayed hypersensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan
sistem imun berada dalam kondisi optimal adalah dengan asupan gizi yang baik dan
seimbang.Kedua sistem imun ini bekerja sama dengan saling melengkapi secara humoral,
seluler, dan sitokin dalam mekanisme yang kompleks dan rumit.
1.
Imunitas Alami atau Non spesifik
Sistem imun alami atau sistem imun nonspesifik
adalah respon pertahanan inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari
invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun dan imunitas ini tidak diperoleh
melalui kontak dengan suatu antigen. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak
ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. Selain itu sistem imun ini memiliki
respon yang cepat terhadap serangan agen patogen atau asing, tidak memiliki memori
immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang singkat.
Sistem imun nonspesifik terdiri atas pertahanan
fisik/mekanik seperti kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat
mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen serum
yang disekresikan tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin tertentu, dan antibody
alamiah; serta komponen seluler,seperti sel natural killer (NK).
a.
Sistem Komplemen adalah
komponen immunitas bawaan lainnya yang penting. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan
suatu reaksi biokimia yang akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna.
Tanpa aktivasi, komponen dari sistem komplemen bertindak sebagai proenzim dalam
cairan tubuh.
b.
Sitokin dan Kemokin (Cytokine
and chemokine)adalah polipeptida yang memiliki fungsi penting
dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin dan kemokin menghasilkan hubungan
kompleks yang dapat mengaktifkan atau menekan respon inflamasi. Contoh sitokin yang
berperan penting dalam merespon infeksi bakteri yaitu :Interleukin-1 (IL-1) dan
tumor necrosis factor-a (TNF-a).
c.
Antibodi alamiah (immunoglobulin) didefinisikan
sebagai antibodi pada individu normal dan sehat yang belum distimulasi oleh antigen
eksogen.Antibodi alamiah berperan penting sebagai pertahanan lini pertama terhadap
patogen dan beberapa tipe sel, termasuk prakanker, kanker, sisa pecahan sel, dan
beberapa antigen.
d.
Natural Killer Cells (Sel Natural
Killer)diketahui secara morfologi mirip dengan limfosit
ukuran besar dan dikenal sebagai limfosit granular besar. Sekitar 10–15% limfosit
yang beredar pembuluh darah tepi adalah sel NK. Sel NK berperan penting pada respon
dan pengaturan imun bawaan. Sel NK mengenal dan melisiskan sel terinfeksi patogen
dan sel kanker. Sel NK melisiskan sel dengan melepaskan sejumlah granul sitolitik
di sisi interaksi dengan target. Komponen utama granul sitolitik adalah perforin.
Sel NK juga menghasilkan sitokin dan kemokin yang digunakan untuk membunuh sel target,
termasuk IFN-γ, TNF-a, IL-5, dan IL-13. Sistem imun yang ada pada tubuh dapat kita
lihat dari sel darah kita.
2.
Sistem Imun Adaptif (adaptive
immunity system)
Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap
suatu penyakit infeksi, bersifat khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau
sel limfoid. Imunitas ini bisa bersifat pasif dan aktif.
a.
Imunitas pasif, diperoleh dari
antibody yang telah terbentuk sebelumnya dalam inang lain.
b.
Imunitas aktif, resistensi yang
di induksi setelah kontak yang efektif denga antigen asing yang dapat berupa infeksi
klinis atau subklinis, imunisasi, pemaparan terhadap produk mikroba atau transplantasi
se lasing.
Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik
mempunyai kemampaun untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem
imun adaptif memiliki beberapa karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon
berbagai antigen, masing-masing dengan pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan
antara antigen asing dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang
ditemukan sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat. Terdapat dua kelas
respon imun spesifik :
a.
Imunitas humoral (Humoral immunity),
Imunitas humoral ditengahi oleh sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum
tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus
yang terletak di sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital.
b.
Imunitas selular (cellular immunity),
Sel T mengalami perkembangan dan pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel
T mulai berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi
tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa
subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts) dan
sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel tersebut.
Untuk mengetahui cara kerja sel T penindas atau sel T pembunhuh dapat kita lihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel Perbedaan sifat sistem imun non spesifik dan spesifik
Non spesifik
|
Spesifik
|
|
Resistensi
|
Tidak berubah oleh infeksi
|
Membaik oleh infeksi berulang
|
Spesifitas
|
Umumnya efektif terhadap semua mikroorganisme.
|
Spesifik untuk mikroorganisme yang sudah mensintesis sebelumnya
|
Sel yang penting
|
Fagosit
Sel NK
Sel K
|
Limfosit
|
Molekul yang penting
|
Lizosim
Komplemen
Protein fase akut
Interferon ( sitokin )
|
Antibody sitokin
|
Sel yang berada di dalamnya
|
didominasi sel polimorfonuklear
|
didominasi selT dan sel B
|
Sifat
|
bersifat general/ umum
|
bersifat memori / diperlukan pajan pertama
dan efektik untuk pajanan berikutnya dengan antigen yang sama
|
Cara kerja
|
cara kerja cepat
|
cara kerja kualitas meningkat karna memiliki
sifat memory
|
D.
Antigen dan Antibodi
1.
Antigen
Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target
yang akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan
seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi
terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun. Antigen
biasanya berbentuk protein atau polisakarida. Sistem kekebalan atau sistem
imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksibakteri danvirus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen. Sistem
kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa
jenis kanker.
Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan
menjadi dua jenis utama, yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.antigen eksogen
adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung
sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini bertanggungjawab terhadap suatu spektrum
penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi
secara immologi, seperti pada asma.Antigen endogen adalah antigen
yang terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik
(heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog).
Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang secara
filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa
penyakit. Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai arti klinik adalah
kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu spesies
dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen semacam ini terdapat
pada sel darah merah,sel darah putih trombosit, protein serum, dan permukaan sel-sel
yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud antigen-antigen histokompatibilitas.
Antigen ini dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua atau lebih bentuk-bentuk
yang berbeda secara genetik didalam populasi.ciri – ciri antigen yang menentukan
imunogenitas dalam respon imun :
a.
Keasingan,yaitu imunogen
adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes
b.
Ukuran molekul
c.
Kekompleksian kimia dan struktural
d.
Penentu antigen ( epilop )
e.
Konstitusi genetik inang
f.
Dosis, jalur, dan saat pemberian
anti gen.
Pembagian antigen
1.
Berdasarkan epitop
a. Unditerminan
( univalent )
b. Unideterminan
( multivalent )
c. Multideterminan
( univalent )
d. Multideterminan
( multivalent )
2.
Berdasarkan spesifitas
a. Heteroantigen
4.Antigen organ spesifik
b. Xenoantigen
5.Autoantigen
c. Alloantigen
3.
Berdasarkan ketergantungan terhadap
sel T
a. T dependen
b. T independen
2.
Antibodi
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuhvertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus. Mereka
terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki
dua rantai berat besar dan dua
[rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat
beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi
yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda
berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda
diketahui berada pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong
mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang
ditemui. Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik
yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara
kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi
disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada
reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.(Dorlan).
Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum
globuler yang disebut sebagai immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya
mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan
antigenik) yang menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody
terdiri atas empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) yang
identik dan dan dua rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan
oleh jembatan disulfida untuk membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung
molekul berbentuk Y itu terdapat daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut
demikian karena urutan asam amino pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi
ke antibodi yang lain.Daerah V rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama
membentuk suatu kontur unik tempat pengikatan antigen milik antibodi.Interaksi antara
tempat pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya:
ikatan nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing
molekul(Campbell).
3.
Interaksi Antigen dan Antibodi
Interaksi Antigen dan Anti bodi adalah sebagai berikut :
a.
Reaksi ini pada umunya spesifik,biarpun
ada beberapa ditemukan reaksi silang (cross–reaction)
b.
Pengabunggan antara antigen–antibodi
adalah erat sekali, tetapi seringkali reversible.
c.
Antigen dan antibodi bergabung
dalam jumlah yang variabel (Danysz phenomenon )
d.
Antigen dan antibodi adalah
suatu reaksi kimia, karena yang bergabung adalah gugus–gugus spesifik dari kedua
regens.
e.
Dari suatu antigen dengan antiserumnya
dapat diperihatkan tipe–tipe reaksi serologic yang berbeda, mungkin disebabkan oleh
molekul–molekul antibodi yang sama sering merefleksikan yang berbeda.
4.
Komplemen
Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan
lainnya yang penting. Sistem ini terdiri dari 30 protein-protein dalam serum atau
di permukaan sel-sel tertentu. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi
biokimia yang akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa
aktivasi, komponen dari sistem komplemen bertindak sebagai proenzim dalam cairan
tubuh. Ketika diaktivasi, akan menghasilkan sejumlah fragmen komplemen reaktif secara
biologis. Fragmen komplemen tersebut akan memodulasi bagian lain dari sistem imun
dengan cara terikat secara langsung pada T limfosit dan sumsum tulang penghasil
limfosit (B limfosit) pada sistem imun adaptif dan juga menstimulasi sintesis dan
pelepasan sitokin. Komponen komplemen juga dapat meningkatkan fagositosis makrofag
dan neutrofil dengan bekerja sebagai opsionin.
Umumnya komplemen mempunyai efek utama , yakni
:
a.
Lisis sel ( misalnya bakteri
dan sel tumor )
b.
Menghasilkan perantara yang
ikut serta dalam peradangan dan menarik fagositosis.
c.
Opsinosasi organisme dan kompleks
imun untuk pembersihan fagositosis.
d.
Peningkatan respon imun berperantara
antibody.
Protein komplemen terutama disintesis oleh hati
dan sel fagositik. Karena tidak tahan panas , komplemen dinonaktifkan pada suhu
56 0 c selama 30 menit.Efek – efek biologik utama komplemen yakni opsonisasi,
anafilaktosin, sitolisis.
Akibat klinik dari defisiensi komplemen secara
umum mengakibatkan peningkatan kepekaan terhadap penyakit infeksi , misalnya defisiensi
C2 sering menimbulkan infeksi bakteri piogenik yang serius. Defisiensi komponen
kompleks penyerang selaput sangat meningkatkan kepekaan terhadap infeksi Neisseria
. defisiensi pada komponen jalur alternative juga telah diketahui , misalnya
defisiensi properdin membuat orang lebih peka terhadap penyakit meningokokus.
5.
Sitokin dan Kemokin
a)
Pengertian sitokin dan kemokin
Sitokin dan kemokin adalah polipeptida yang memiliki
fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin berperan dalam menentukan
respon imun alamiah dengan cara mengatur atau mengontrol perkembangan, differensiasi,
aktifasi, lalulintas sel imun, dan lokasi sel imun dalam organ limfoid. Sitokin
merupakan suatu kelompok“messenger intrasel” yang berperan dalam proses inflamasi
melalui aktifasi sel imun inang. Sitokin Juga memainkan peran mediator poten untuk
inflamasi sel. Sitokin dan kemokin menghasilkan hubungan kompleks yang dapat mengaktifkan
atau menekan respon inflamasi. Telah dikenal lebih 30 sitokin. Sebagian besar sel
sistem imun dan beberapa sel lainnya melepaskan sitokin. Interleukin-1 (IL-1) dan
tumor necrosis factor-a (TNF-a) contoh sitokin yang berperan penting dalam merespon
infeksi bakteri, keduanya merupakan polipeptida berbobotmolekul kecil yang memiliki
efek yang luas dalam berbagai reaksi dalam tubuh, termasuk respon imunologi, inflamasi,
dan hematopoiesis.
b)
peranan sitokin
Sitokin bekerja seperti hormin, yaitu tidak melalui
reseptor pada permukaan sel sasaran sebagai berikut :
1)
Langsung :
a) Lebih
dari satu efek terhadap berbagai jenis sel ( pleitropi )
b) Autoregulasi
( fungsi autokrin )
c) Terhadap
sel yang letaknya tidak jauh ( fungsi parakrin )
2)
Tidak langsung :
a) Menginduksi
ekspresi reseptor untuk sitokin lain atau bekerja sama dengan sitokoin lain dalam
merangsang sel ( sinergisme ).
b) Mencegah
ekspresi reseptor atau produksi sitokin (antagonisme)
3)
Aktivasi sel
a)
Aktivasi sel T
Antigen yang semula ditangkap dan diproses APC,
dipersentasikan ke reseptor pada sel Tc dan Th masing – masing dalam hubungan dengan
MHC kelas I dan II. APC tersebut memproduksi dan melepas sitokin seperti IL – 1
yang merangsang sel T untuk berpoliferasi dan berdeferensiasi. Sel T tersebut memproduksi
sitokin. Untuk mengetahui hubungan sel T dengan Major histocompatibility complex kelas I atau Major histocompatibility complex kelas II, dan antigen (merah).
b)
Aktivasi sel B
Sel Th dirangsang melepas sitokin yang mengaktifkan
sel B dalam 3 tingkat, yakni aktivasi, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel
plasma yang memproduksi Ig.
c)
Sitokin dan inflamasi
Endotoksin dan trauma fisik dapat pula menimbulkan
pelepasan sitokin yang berperan pada inflamasi akut, yang lokal maupun yang sistematik.
d) Sitokin
dan pengobatan
Sitokin dapat digunakan sebagai pengganti komponen
sistem imun yang defesiensi atau untuk menggerahkan sel – sel yang diperlukan dalam
menanggulangi defisiensi imun primer atau sekunder, merangsang sistem sel imun dalam
respons terhadap tumor infeksi bakteri atau virus yang berlebihan. Antisitokin telah
digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun dan pada keadaan dengan sistem imun
yang terlalu aktif / patologik.
E.
Imunologi
Imunolgi terbagi menjadi 2 yaitu imunologi infeksi
dan imunologi kanker.
1.
Imunologi
infeksi
Bila suatu mikroorganisme menembus kulit atau
selaput lendir, maka tubuh akan mengerahkan keempat komponen sistem imun untuk menghancurkannya,
yaitu antibodi fagosit, komplemen dan sel – sel sistem imun. Bila suatu antigen
pertama masuk kedalam tubuh, dalam beberapa hari pertama antibodi dan sel sistem
imun spesifik lainnya lainnya belum memberikan respons. Tetapi komplemen dan pagosit
serta komponen imun nonspesifik lainnya dapat bekerja langsung untuk menghancurkannya.
2.
Imunulogi
kanker
Peran penting imunitas lainnya adalah untuk menemukan
dan menghancurkan tumor. Sel
tumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Untuk sistem imun,
antigen tersebut muncul sebagai antigen asing dan kehadiran mereka menyebabkan sel
imun menyerang sel tumor. Antigen yang ditunjukan oleh tumor memiliki beberapa sumber;
beberapa berasal dari virus onkogenik sepertipapillomavirus, yang
menyebabkan kanker
leher rahim, sementara lainnya adalah protein organisme sendiri
yang muncul pada tingkat rendah pada sel normal tetapi mencapai tingkat tinggi pada
sel tumor. Salah satu contoh adalah enzim yang disebut tirosinaseyang ketika ditunjukan pada
tingkat tinggi, merubah beberapa sel kulit (seperti melanosit) menjadi tumor yang disebut
melanoma. Kemungkinan sumber ketiga
antigen tumor adalah protein yang secara normal penting untuk mengatur pertumbuhan
dan proses bertahan hidup sel, yang umumnya bermutasi menjadi kanker membujuk molekul
sehingga sel termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor.Sel yang termodifikasi
sehingga meningkatkan keganasan sel tumor disebut onkogen.
Respon utama sistem imun terhadap tumor adalah
untuk menghancurkan sel abnormal menggunakan sel T pembunuh, terkadang dengan bantuan
sel T pembantu. Antigen tumor ada pada molekul MHC kelas I pada cara yang mirip
dengan antigen virus. Hal ini menyebabkan sel T pembunuh mengenali sel tumor sebagai
sel abnormal. Sel NK juga membunuh sel tumor dengan cara yang mirip, terutama jika
sel tumor memiliki molekul MHC kelas I lebih sedikit pada permukaan mereka daripada
keadaan normal; hal ini merupakan fenomena umum dengan tumor.Terkadang antibodi
dihasilkan melawan sel tumor yang menyebabkan kehancuran mereka oleh sistem komplemen
Beberapa tumor menghindari sistem imun dan terus
berkembang sampai menjadi kanker.Sel tumor sering memiliki jumlah molekul MHC kelas
I yang berkurang pada permukaan mereka, sehingga dapat menghindari deteksi oleh
sel T pembunuh. Beberapa sel tumor juga mengeluarkan produk yang mencegah respon
imun; contohnya dengan mengsekresikan sitokin TGF-β, yang menekan aktivitas makrofaga danlimfosit. Toleransi
imunologikal dapat berkembang terhadap antigen tumor, sehingga sistem imun tidak
lagi menyerang sel tumor.
Makrofaga dapat meningkatkan perkembangan tumor
ketika sel tumor mengirim sitokin yang menarik makrofaga yang menyebabkan dihasilkannya
sitokin dan faktor pertumbuhan yang memelihara perkembangan tumor. Kombinasi hipoksia
pada tumor dan sitokin diproduksi oleh makrofaga menyebabkan sel tumor mengurangi
produksi protein yang menghalangi metastasis dan selanjutnya membantu penyebaran sel kanker. telah mengidentifikasikan
sel kanker. Ketika melampaui batas menyatukan dengan sel kanker, makrofaga (sel
putih yang lebih kecil) akan menyuntkan toksin yang akan membunuh sel tumor.Imunoterapi untuk perawatan
kanker merupakan salah satu hal yang diteliti oleh penelitian medis.dapat kita
lihat pada gambar 5
Tujuan mempelajari imunologi kanker ialah :
a.
Mengetahui hubungan antara respons
imunologi pejamu dan tumor.
b.
Menggunakan pengetahuan tentang
respons imun terhadap tumor dalam diagnosis, profilaksis dan pengobatan.
F.
Penyakit Imunitas
Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim
pertahanan tubuh yang terintegrasi sejak awal konsepsi (pembuahan).merupakan sistim
pertahanan tubuh yang sudah merupakan software bawaan. Tetapi sistim imun tersebut
dapat juga berubah menjadi suatu penyakit yang dalam beberapa jenis tidak bisadisembuhkan.Contoh
: Saat udara dingin, sering kita mengalami hidung tersumbat, bersin2 pada saluran
nafas kita (hidung), ini merupakan mekanisme untuk menghangatkan dan melembabkan
udara luar yang kita hirup kedalam paru-paru, tetapi pada orang – orang tertentu,
justru udara dingin tersebut akan memicu timbulnya reaksi yang berlebihan, yaitu
timbulnya serangan sesak nafas (astma), bisa juga timbulnya gatal - gatal di sekujur
tubuh (biduren/urtikaria). Berikut ini merupakan penyakit akibat merendahnya sistem
imun.
1.
Hipersensivitas
Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik,
terjadi akibat respons imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakaan jaringan
tubuh. Reaksi tersebut oleh Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan
kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III dan IV. Reaksi
itu dapat terjadi sendiri–sendiri, tetapi klinik sering dua atau lebih jenis tersebut
terjadi bersama.
2.
Autoimunitas
Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi
sistem imun terhadap antigen jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen
sedangkan antibodi yang dibentuk disebut autoantibodi. Penyakit autoimun dapat dibagi
atas beberapa golongan, yaitu :
a.
Berdasarkan organ ; terdiri
atas penyakit autoimun organ spesifik dan non organ spesifik.
b.
Berdasarkan mekanisme ; penykit
autoimun melalui antibodi ( anemia hemolitik autoimun, miastenia gravis dan tirotoksikosis
), penyakit autoimun melalui kompleks imun ( LES, AR ), penyakit autoimun melalui
sel T dan penyakit autoimun melalui komplemen.
3.
IV AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency
syndrome, merupakan sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV
disertai gejala infeksi yang oportunistik yang diakibatkan adanya penurunan kekebalan
tubuh akibat kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus.
a.
Gejala Infeksi HIV/ AIDS
1)
Infeksi akut : flu
selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah selama 1-2 minggu. Bisa
disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti:bisul dengan bercak kemerahan (biasanya
pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal. Sakit kepala, sakit pada otot-otot, sakit
tenggorokan, pembengkakan kelenjar, diare (mencret), mual-mual, maupun muntah-muntah.
2)
Infeksi kronik : tidak
menunjukkan gejala. Mulai 3-6 minggu setelah infeksi sampai 10 tahun.
3)
Sistem imun berangsur-angsur
turun, sampai sel T CD4 turun dibawah 200/ml dan penderita masuk dalam fase AIDS.
4)
AIDS merupakan kumpulan gejala
yang menyertai infeksi HIV. Gejala yang tampak tergantung jenis infeksi yang menyertainya.
Gejala-gejala AIDS diantaranya : selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar pada
leher atau lipatan paha, panas yang berlangsung lebih dari 10 hari, keringat malam,
penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, bercak keunguan pada
kulit yang tidak hilang-hilang, pernafasan pendek, diare berat yang berlangsung
lama, infeksi jamur (candida) pada mulut, tenggorokan, atau vagina dan mudah
memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.dan berat badan berangsur
– angsur menurun.Berdasarkan penjelasan diatas untuk lebih mengetahui
b.
Epidemiologi
Adanya infeksi menular seksual (IMS) yang lain
(misal GO, klamidia), dapat meningkatkan risiko penularan HIV (2-5%). HIV menginfeksi
sel-sel darah sistem imunitas tubuh sehingga semakin lama daya tahan tubuh menurun
dan sering berakibat kematian. HIV akan mati dalam air mendidih/ panas kering (open)
dengan suhu 56oC selama 10-20 menit. HIV juga tidak dapat hidup dalam
darah yang kering lebih dari 1 jam, namun mampu bertahan hidup dalam darah yang
tertinggal di spuit/ siring/ tabung suntik selama 4 minggu. Selain itu, HIV juga
tidak tahan terhadap beberapa bahan kimia seperti Nonoxynol-9, sodium kloridadan
sodium hidroksida.
c.
Dampak HIV/ AIDS
Dampak yang timbul akibat epidemi HIV/ AIDS dalam
masyarakat adalah : menurunnya kualitas dan produktivitas SDM (usia produktif=84%);
angka kematian tinggi dikarenakan penularan virus HIV/ AIDS pada bayi, anak dan
orang tua; serta adanya ketimpangan sosial karena stigmatisasi terhadap penderita
HIV/ AIDS masih kuat.
d.
Cara Penularan
HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti
: darah, cairan air mani (semen), cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun
cairan dalam otak. Sedangkan air kencing, air mata dan keringat yang mengandung
virus dalam jumlah kecil tidak berpotensi menularkan HIV.Cara penularan HIV AIDS
antara lain :
a.
Hubungan seksual dengan orang
yang mengidap HIV/AIDS, berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan
tidak menggunakan alat pelindung (kondom).
b.
Kontak darah/luka dan transfusi
darah–Kontak darah/luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV.
c.
Penggunaan jarum suntik atau
jarum tindik–Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian
dengan orang yang terinfeksi HIV.
d.
Dari ibu yang terinfeksi HIV
kepada bayi yang dikandungnya.
HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk, orang
bersalaman, berciuman, berpelukan, tinggal serumah, makan dam minum dengan piring-gelas
yang sama.
e.
Cara Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan ditujukan kepada seseorang
yang mempunyai perilaku beresiko, sehingga diharapkan pasangan seksual dapat melindungi
dirinya sendiri maupun pasangannya. Adapun caranya adalah dengan tidak berganti-ganti
pasangan seksual (monogami), penggunaan kondomuntuk
mengurangi resiko penularan HIV secara oral dan vaginal. Pencegahan pada pengguna
narkoba dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunaan jarum suntik bersamaan
dan jangan melakukan hubungan seksual pada saat high (lupa dengan hubungan
seksual aman). Sedangkan pencegahan pada ibu hamil yaitu dengan mengkonsumsi obat
anti HIV selama hamil (untuk menurunkan resiko penularan pada bayi) dan pemberian
susu formula pada bayi bila ibu terinfeksi HIV. Serta menghindari darah penderita
HIV mengenai luka pada kulit, mulut ataupun mata.
f.
Pengobatan HIV/ AIDS
Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada kini adalah
dengan pengobatan ARV (antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih dalam tahap
penelitian.Jenis obat-obat antiretroviral :
1)
Attachment inhibitors(mencegah
perlekatan virus pada sel host) dan fusioninhibitors(mencegah fusi membran
luar virus dengan membran sel hos). Obat ini adalah obat baru yang sedang diteliti
pada manusia.
2)
Reverse transcriptase inhibitors
atau RTI, mencegah
salinan RNA virus ke dalam DNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang dipergunakan saat
ini adalah golongan Nukes dan Non-Nukes.
3)
Integrase inhibitors,menghalangi
kerja enzimintegrase yang berfungsi menyambung potongan-potongan DNA untuk
membentuk virus
4)
Protease inhibitors (PIs), menghalangi
enzimprotease yang berfungsi memotong DNA menjadi potongan-potongan yang
tepat. Golongan obat ini sekarang telah beredar di pasaran (Saquinavir, Ritonavir,
Lopinavir, dll.).
5)
Immune stimulators (perangsang
imunitas) tubuh melalui kurir (messenger) kimia, termasuk interleukin-2 (IL-2),
Reticulose, HRG214. Obat ini masih dalam penelitian tahap lanjut pada manusia.
6)
Obat antisense, merupakan
“bayangan cermin” kode genetik HIV yang mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya
(HGTV43).
4.
Lupus
Penyakit lupus yang dalam bahasa kedokterannya
dikenal sebagai systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang yang menyerang
banyak sistem dalam tubuh, dengan perjalanan penyakit bisa akut atau kronis, dan
disertai adanya antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri. Penyakit lupus atau systemic
lupus erythematosus (SLE) lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti ras kulit
hitam, Cina, dan Filipina. Penyakit ini terutama diderita oleh wanita muda dengan
puncak kejadian pada usia 15-40 tahun (selama masa reproduktif) dengan perbandingan
wanita dan laki-laki 5:1. Penyakit ini sering ditemukan pada beberapa orang dalam
satu keluarga.
Penyebab dan mekanisme terjadinya SLE masih belum
diketahui dengan jelas. Namun diduga mekanisme terjadinya penyakit ini melibatkan
banyak faktor seperti genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan humoral. Faktor
genetik yang abnormal menyebabkan seseorang menjadi rentan menderita SLE, sedangkan
lingkungan berperan sebagai faktor pemicu bagi seseorang yang sebelumnya sudah memiliki
gen abnormal. Sampai saat ini, jenis pemicunya masih belum jelas, namun diduga kontak
sinar matahari, infeksi virus/bakteri, obat golongan sulfa, penghentian kehamilan,
dan trauma psikis maupun fisik.
Gejala Klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat
bervariasi. Penyakit dapat timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai
sistem dalam tubuh. Munculnya penyakit dapat spontan atau didahului faktor pemicu.
Setiap serangan biasanya disertai gejala umum, seperti demam, badan lemah, nafsu
makan berkurang dan berat badan menurun.Infeksi juga lebih mudah terjadi pada penderita
SLE, sehingga penderita dianjurkan mendapat terapi pencegahan dengan antibiotika
bila akan menjalani operasi gigi, saluran kencing, atau tindakan bedan lainnya.
Salah satu bagian dari pengobatan SLE yang tidak boleh terlupakan adalah memberikan
penjelasan kepada penderita mengenai penyakit yang dideritanya, sehingga penderita
dapat bersikap positif terhadap terapi yang akan dijalaninya.
G.
Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti
kebal atau resisten. Imunisasi adalah pemberian kekebalaan tubuh terhadaap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit
hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga
untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan pada
anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,sehingga
rentang terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan
satu kali tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit
yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak. Tujuan dari diberikannya suatu
imunitas dari immunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit
yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti Hepatitis
B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, dan TBC.
Imunisasi pada balita atau anak – anak dapat kita lakukan untuk membuat system imun
dalam tubuh anak menjadi lebih baik.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan
dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang
dengan cara suntik atau minum. Telah bibit penyakit masuk pada tubuh kita maka tubuh
akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membentuk antibodi.Imunisasi
dapat dibagi jadi 2 jenis, yakni imunisasi pasif dan imunisasi aktif.
1.
Imunisasi pasif
Imunisasi ini terjadi bila seseorang menerima
antibodi atau produk sel lainnya dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif
atau dengan kata lain merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.
2.
Imunisasi aktif
Pada imunisasi aktif, respon imun dapat terjadi
setelah seseorang terpasang dengan antigen. Imunisasi aktif kekebalanya didapat
dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasaa
guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang
kuat.Transfer sel yang imunokompeten kepala pejamu yang sebelumnya imuninkompeten,
disebut transfer adaptif Imunisasi dapat terjadi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem Imun adalah sistem perlindungan pengaruh
luar Biologis yang dilakukan oleh sil dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing dalam tubuh.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapa berkembang
dalam tubuh.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan yang diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penulis.
Olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Makalah
ini perlu dikaji ulang agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana
mestinya
DAFTAR
PUSTAKA
Andyni,
Putri.2014.Makalah Imunologi. http://putriiandynii.blogspot.com/
2014/ 01/makalah-imunologi.html.diakses tanggal 08 Oktober 2014
Agatha,
David Rhio.2013.Makalah Imunologi.http://davvhieedreeo.blogspot.com/
2013/08/makalah-imunologi.html. diakses tanggal 08 Oktober 2014
1 comments:
Obat herbal Dr. imoloa yang hebat adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa apa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun yang dimediasi. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dysthymic, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }
Post a Comment